DUKUN | NUGres – Hari Santri Nasional menjadi momen istimewa bagi seluruh santri di Indonesia. Melalui kegiatan ini, para santri kembali diajak untuk mengenang peristiwa heroik yakni Resolusi Jihad yang melahirkan Perlawanan terhadap para penjajah pada 10 Nopember 1945 di Surabaya.
Sebagai wujud terima kasih atas pengorbanan santri di seluruh Indonesia presiden joko Widodo melalui keppres nomer 22 tahun 2015 menetapkan tanggal 22 oktober sebagai hari santri.
Sejak pagi seluruh santri Pondok Pesantren Ihyaul Ulum Gresik mulai tingkat RA sampai perguruan tinggi sudah memadati lapangan upacara.
Mereka mengenakan busana muslim khas pesantren, seperti menggunakan sarung, songkok, sandal serta kebaya. Binar wajah antusias memancar dari para peserta upacara Peringatan Hari Santri Nasional 2024.
Nampak dalam barisan utama, jajaran masyayikh, anggota perkumpulan, kepala lembaga dan alumni yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Alumni Pondok Pesantren Ihyaul Ulum (IKAPPI).
Adapun petugas upacara hari santri berasal dari gabungan siswa-siswi terbaik lembaga pendidikan dalam naungan PP Ihyaul Ulum Dukun, mulai dari tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI) sampai Madrasah Aliyah (MA). Bertindak sebagai pembina upacara adalah KH Afif Ma’shum Pemangku PP Ihyaul Uum Dukun, Gresik.
Dalam amanatnya, Kiai Afif berkisah tentang perjuangan para ulama pendahulu dalam mempertahankan NKRI, serta dan makna kata santri. Menurutnya, dalam serapan Bahasa Inggris Santri berasal dari dua kata yaitu Sun artinya matahari dan Three bermakna tiga atau kalau disatukan menjadi tiga matahari.
Matahari adalah simbol energi tanpa batas yang memberikan kehidupan bagi alam. Setiap santri harus memilki tiga matahari dalam kehidupannya.
“Tiga matahari itu adalah Iman, Islam dan Ihsan,” ucap Kiai Afif, disambut tepuk tangan meriah dari peserta upacara.
Setelah amanat kegiatan upacara dilanjutkan menyanyikan mars Syubbanul Wathon, Hari santri dan Mars Pondok Pesantren Ihyaul Ulum. Terlihat semua peserta upacara berdiri sambil menganyunkan tangan mengikuti irama grup paduan suara. Kegiatan ditutup dengan pembacaan sholawat Nariyah tiga kali dan doa.
“Alhamdulillah, cuaca cukup mendukung. Sehingga semua kegiatan upacara berjalan sesuai dengan rencana,” ujar Hilyatul Millah, satu wali murid RA yang antusias mendampingi anaknya.
Sementara menurut Ketua Panitia, Muhammad Syifa’ul Fu’ad atau akrab Gus Syifa’, kegiatan hari santri tahun ini (2024) berbeda dengan tahun lalu.
Gus Syifa’ menjelaskan bila dalam peringatan Hari Santri Tahun 2024 ini, panitia sengaja mengadakan kegiatan penanaman pohon sebagai bentuk kepedulian santri terhadap kelestarian lingkungan.
Inisiasi kegiatan ini mucul karena melihat fenomena kerusakan lingkungan terutama yang berasal dari polusi udara semakin meningkat.
“Hari ini kita menanam pohon ketapang kencana dilokasi Gedung baru Madrasah Aliyah Ihyaul Ulum, ini adalah simbolisme yang harus diikuti oleh para santri di rumah,” kata Gus Syifak serius.
Tampak menyertai kegiatan penanaman pohon KH Afif Ma’shum, Ibu Nyai Hj Sakinah, perwakilan alumni dan anggota perkumpulan. Harapan besar tentunya santri Ponpes Ihyaul ulum tidak hanya memiliki kemampuan dibidang agama tetapi punya kepedulian besar terhadap lingkungan alam dan sosialnya.
Penulis: Fathul Nasir
Editor: Chidir Amirullah