GRESIK | NUGres – Wakil Sekretaris Rabithah Ma’ahid Islamiyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Gresik (RMI PCNU Gresik) sekaligus dosen di Universitas Kiai Abdullah Faqih (Unkafa Gresik), Dr Maftuh, S.Sos.I, M.Pd.I, berpartisipasi dalam program pelatihan kepengarangan turats.
Program pelatihan kepengarangan ini diselenggarakan Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI), melalui Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren bersama Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP) di Ma’had Maktutat, Mesir.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pengembangan keilmuan dan keterampilan dalam bidang literatur klasik Islam atau yang dikenal sebagai turats.
Pelatihan ini berlangsung selama sebulan dan melibatkan sejumlah peserta dari berbagai Provinsi di Indonesia. Program ini dirancang untuk memperdalam pemahaman peserta tentang literatur klasik Islam, terutama dalam kajian naskah kuno, metode transliterasi, serta keterampilan kepenulisan yang relevan dengan warisan budaya dan ilmu keislaman.
Sebanyak 20 peserta mendapat kesempatan belajar langsung dari para pakar di Ma’had Maktutat, yang dikenal luas sebagai lembaga unggulan dalam kajian manuskrip dan turats di dunia Arab.
Kegiatan ini sangat penting untuk memperkaya pengetahuan dan kapasitas dalam memahami warisan ilmu Islam. Diharapkan setelah mengikuti pelatihan ini, para peserta dapat membawa pulang ilmu yang berharga serta mengaplikasikannya dalam program pendidikan di pondok pesantren dan ma’had aly di Indonesia.
Akan kesempatan ini, Dr Maftuh menyatakan bahwa pengalaman belajar di Mesir menjadi kesempatan langka dan sangat berkesan.
“Kami bukan hanya belajar cara membaca dan menulis naskah-naskah kuno, tetapi juga memahami konteks sosial-budaya di baliknya,” jelasnya di Kairo, kepada NUGres Senin (11/11/2024).
“Hal ini menjadi bekal penting bagi kami dalam melestarikan dan mengembangkan keilmuan Islam yang berbasis pada turats atau kitab kuning,” tukas salah satu penulis Paper dalam The 23rd Annual International Conference on Islamic atau AICIS 2024 tersebut.
Lebih jauh, dengan keikutsertaan dalam program ini diharapkan dapat memberikan kontribusi besar bagi pengembangan kajian turats di Indonesia. Selain itu, dengan ilmu yang didapat, diharapkan para peserta dapat berperan aktif dalam pengembangan literatur dan keilmuan Islam di tanah air, serta memperkuat jaringan keilmuan antara pesantren Indonesia dan institusi pendidikan Islam di Mesir yang sudah terjalin cukup lama.
Editor: Chidir Amirullah