BUNGAH | NUGres – Aswaja NU Center PCNU Gresik menyelenggarakan seminar dengan tema ‘Pemantapan Aswaja An-Nahdliyah Bagi Millenial di Era 4.0’ di Masjid Hasanuddin Pondok Pesantren (Ponpes) Manbaul Ulum, Desa Mojopurogede, Kecamatan Bungah, Minggu (24/7).
Seminar ini merupakan salah satu program penguatan konsep Aswaja An-Nahdliyah di kalangan generasi muda NU. Adapun narasumber utama dalam seminar tersebut adalah Katib Syuriah PBNU KH. Abdul Latif Malik dan Ketua Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur KH Ma’ruf Khozin.
“Seminar ini sebagai program pertama yang luar biasa. Mohon doa untuk mengemban tugas menjadi pengurus aswaja NU center. Sehinga dapat menjadikan Gresik NU asli,” kata Ketua Aswaja NU Center Gresik, Shohib Rifai dalam sambutannya, Minggu (24/7).
Ketua Tanfidz PCNU Gresik, KH. Mulyadi menyatakan, NU di era 4.0 sudah saatnya menyapa generasi muda dan mengajak berdiskusi ide gagasan mereka terkait pengembangan NU. Sekaligus menyuguhkan konsep Aswaja An-Nahdliyah.
“Sekarang masa bonus demografi, tugas kita bagaimana menyuguhkan Aswaja An-Nahdliyah kepada anak muda, bisa dengan cara menyapa di warkop, menyaring ide atau gagasannya,” kata Kiyai Mul, sapaannya.
Selain itu, lanjut Kiyai Mul, gagasan penguatan Aswaja An-Nahdliyah kepada kalangan generasi muda NU harus dilakukan secara masif hingga akar rumput, tentu dengan menggandeng berbagai pihak.
“Perlu mengkonsolidasikan di aswaja tingkat kecamatan bersama LBM & LP Maarif, karena NU punya tugas membentengi aswaja melalui Aswaja NU Center,” terangnya.
Sementara Katib Syuriah PBNU KH. Abdul Latif Malik dalam paparannya menerangkan, generasi muda NU sangat penting memperkuat pemahaman konsep Aswaja An-Nahdliyah secara utuh. Sebab bisa membentengi diri dari ancaman radikalisme.
“Generasi milenial perlu memantapkan Aswaja An-Nahdliyah dengan mengetahui dalil-dalilnya, sehingga memperkuat barisan NU agar tidak sampai terserang aliran-aliran yang tidak semestinya,” bebernya.
Paparan lain, Ketua Aswaja NU Center PWNU Jatim KH. Ma’aruf Khozin menegaskan bahwasannya semua amalan-amalan yang menjadi tradisi NU sudah melewati ijtihad para ulama baik dalil am maupun dalil khos.
“Sebab NU berdiri karena manhaj keadilan, moderat dan ajaran yang penuh kasih sayang,” tutupnya. (Rifqi)