BUNGAH | NUGres – Menggandeng Milenial berlatar belakang Santri dan Pelajar, Aswaja Center PCNU Gresik telah sukses menggelar kegiatan perdananya di Pondok Pesantren Manbaul Ulum, Desa Mojopurogede Kecamatan Bungah, Gresik, Minggu (24/7/2021).
Kegiatan, Aswaja Center PCNU Gresik, mengusung tema “Pemantapan Aswaja An Nahdliyah Bagi Milenial di Era 4.0.”. Nampak dalam forum, puluhan peserta dari kalangan remaja dan anak-anak muda antusias ikuti majelis khazanah keilmuan tersebut.
Majelis jadi makin istimewa karena turut hadir dalam kegiatan ini yakni Rais Syuriah PCNU Gresik KH Mahfudz Ma’sum, Katib Aam PCNU Gresik KH Abdul Malik, Ketua Tanfidziyah PCNU Gresik KH Mulyadi, Rais Syuriah MWC NU Bungah KH Zainuri, Rais Syuriah MWC NU Ujungpangkah KH Mahrus Munir, serta sederet Kiai dan para Gus dari Bungah dan Dukun. Hingga pengurus NU baik dari unsur Lembaga NU dan Banom NU menyemarakkan kegiatan tersebut.
Dalam sambutannya, Ketua Aswaja Center NU Gresik, Dr H Muhammad Shohib Rifa’i, menghaturkan terima kasih kepada Pemangku dan Pengurus Yayasan PP Manbaul Ulum Mojopurogede Bungah atas dukungan fasilitas dan tempat gelaran ini.
Lebih lanjut, Dr Shohib juga meminta dukungan stakeholder NU agar Aswaja Center NU Gresik dapat memperluas Aswaja An Nahdliyah di Kabupaten Gresik.
“Kita banyak bersyukur kepada Allah SWT, pada siang ini bisa mengadakan kegiatan yang pertama. Saya mohon doanya semoga teman-teman dalam mengembangkan amanah di Aswaja Center ini diridhoi Allah SWT, sehingga warga Gresik Top warga Nahdlatul Ulama dan ajaran Aswaja benar-benar masif di kota ini,” katanya.
Sementara itu, Ketua PCNU Gresik KH Mulyadi dalam sambutannya memberikan apresiasi sekaligus memotivasi Aswaja Center NU Gresik. Menurutnya, Aswaja Center sebagai departemensi PCNU Gresik yang miliki peran vital dan strategis sudah selayaknya proaktif merespon segala potensi dan intens menggelar konsolidasi.
“Kita mendapat bonus demografi, lonjakan penduduk dari anak muda yang diluar dugaan di depan mata kita. Maka tugasnya Aswaja Center NU Gresik ini mengawal dengan mengkonsolidasikan pemahaman Aswaja An Nahdliyah dari tingkat kecamatan, lembaga-lembaga pendidikan kita” tutur KH Mulyadi.
Lebih lanjut, harapan besar Ketua Tanfidz NU Gresik periode 2021-2026 ini yakni agar Aswaja NU Center sebagai lembaga strategis NU Gresik mampu berkolaborasi dengan lembaga lainnya seperti RMI NU, LP Maarif NU Gresik dan lembaga lainnya untuk dapat masuk dan menyapa milenal.
Ia juga berharap Aswaja Center NU Gresik mampu mengisi ruang-ruang publik untuk menjaga citra Gresik sebagai Kota Santri dan Pusat Keilmuan Pesantren.
“Aswaja Center NU Gresik kami harapkan zahirnya terus nyambung untuk menjawab segala fenomena hadirnya faham yang mengganggu kultur masyarakat Gresik sebagai Kota Wali, Kota Santri dan Pesantren,” kata Kiai Mul di penghujung sambutannya.
Memasuki sesi seminar, moderator mengantar forum dengan mengangkat sejumlah problematika yang terjadi belakangan ini. Di antaranya yakni identifikasi dan penegasan Aswaja An Nahdliyah, fenomena dakwah di medsos. Sampai otokritik generasi yang kerap memilih pemahaman agama “cepat saji”.
Mengawali Seminar, Narasumber pertama, yakni Ketua Aswaja Center PWNU Jatim KH Ma’ruf Khozin. Ia mempresentasikan secara terperinci materi serta landasan fiqih Amaliyah NU seperti Yasin, Tahlil, Selamatan, Berkatan, Haul dan Tradisi NU lainya.
Hematnya, Penulis buku ‘JAWABAN Amaliyah dan Ibadah Yang Dituduh Bid’ah, Sesat, Kafir dan Syirik’ ini menyampaikan bahwa Amaliyah NU yang hingga hari ini lestari itu melalui serangkaian diskursus para Alim dan Ulama’ NU.
“Mereka itu (kelompok pembenci NU) kerap menanyakan, “Anda itu ikut Kiai atau Nabi?”, Jawabannya, Panjenengan jangan terprovokasi. Nabi selamanya tidak bisa dipersandingkan dan disebandingkan. Nabi tidak bisa disebandingkan dengan para Ulama’, mboten level. Ndak ada.” kata Kiai Khozin.
“Ada juga dari kelompok lain itu bertanya, “Anda pilih Syariat Islam apa Pancasila?” niki mboten sesuai. Mike Tyson dari dulu bertandingnya dengan sesama Petinju, bukan dengan pemain sepakbola seperti Maradona. Kalau mau dibandingkan yang seimbang. Produk dengan Produk, ayo ditanding Ulama’ mereka dengan Ulama’ kita. Ya, sangat jauh keilmuannya,” tandas Kiai Khozin.
Kesempatan itu benar-benar dimanfaatkan secara maksimal oleh KH Khozin. Banyak sekali materi kunci yang disampaikan Kiai Khozin dengan permisalan yang relatif ringan dan mudah dicerna para Milenial.
Kiai yang aktif memberikan pencerahan melalui akun facebook miliknya itu juga beberapa kali menjabarkan sumber hadis serta memperkenalkan banyak nama para Ahli Fiqih dalam acara tersebut. Kendati demikian, semua disampaikan dengan enak dan diselingi punch cerdas lucu, khas Ulama’ NU.
Tak hanya Kiai Khozin, Majelis ilmu penuh barokah itu juga menghadirkan narasumber lain. Yakni, KH Abdul Latif Malik yang juga Katib Syuriah PBNU. Seminar Pemantapan Aswaja An Nahdliyah itu juga memberi kesempatan tanya jawab.
Sekedar diketahui, salah satu program Aswaja Center NU Gresik pada akhir semester 2022 yakni akan berkiprah membekali generasi Milenial NU dari siasat rapi kelompok yang kerap membenci Ulama’ dan Tradisi NU. Kegiatan tersebut berjuluk ‘Aswaja Goes to School dan ‘Aswaja Goes to Campus”’. (Chidlir)