GRESIK | NUGres – Menyoroti hubungan antara santri dan industri di Kabupaten Gresik, Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Gresik menggelar sarasehan. Kegiatan ini menjadi pembuka Musyawarah Kerja ke-I dari Badan Otonom Nahdlatul Ulama yang mewadahi kalangan Sarjana NU di Kabupaten Gresik.
Dalam prosesnya, sarasehan PC ISNU Gresik dirancang dengan diskusi panel serta menyaji tema; “Santri dan Industri: Mengintegrasikan Nilai-nilai Kearifan Pesantren dengan Inovasi Modern untuk Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan”, pada Selasa (5/11/2024), di Gedung Nasional Indonesia (GNI Gresik).
Mengawali rangkaian sambutan, Ketua PC ISNU Gresik, H. Ubaidillah, S.Ag., M.Pd., menyampaikan konteks bahwa bagi Kabupaten Gresik santri dan industri merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
“Ibarat dua sisi mata uang, tapi keduanya memiliki entitas yang berbeda. Berbeda sama sekali. Baik dari segi paradigma, dari segi kultur, dari segi tata nilai, itu berbeda semua,” kata H Ubaidillah.
Oleh karena itu, pihaknya bersama jajaran PC ISNU Gresik bersama seluruh kepengurusan pada masa khidmat 2024 – 2028 melalui forum sarahsehan ini, mengharap dengan kehadiran berbagai stakeholder di Kabupaten Gresik ini sedianya akan membuka wawasan yang luas untuk memahami hubungan dari santri dan industri.
“Maka harapan kami dengan menghadirkan seluruh stakeholder yang ada di Kabupaten Gresik dari DPRD (legislatif), dari eksekutif (Pemkab Gresik), nanti ada pak Disnaker yang hadir jadi narasumber, ini diharapkan nanti kita punya wawasan yang komprehensif tentang Kabupaten Gresik dalam rangka menyusun program-program kerja ISNU ke depan. Dan mohon doanya dari para kiai, semoga kami bisa mengemban amanat ini. Semoga ISNU tetap bisa berbakti pada NU dan memberikan pengabdian yang sebaik-baiknya bagi seluruh warga Gresik,” tutupnya.
Sementara itu, Ketua Tanfidziyah PCNU Gresik Dr KH Mulyadi, M.M., yang berkesempatan hadir dalam pembukaan forum tersebut mengawali sambutan dengan mengucap rasa syukur dapat hadir di tengah forum ini.
Kiai Mulyadi berkisah tentang aktivisme yang sedianya pernah ia lalui di Kota Gresik, sekaligus mencerap realitas dan dinamika yang terjadi sekira tahun 90-an.
Lebih lanjut, Kiai Mulyadi menekankan sebuah pesan penting dalam Sarasehan dan Musyawarah Kerja PC ISNU GRESIK tersebut, bila pada dasarnya setiap kita melakukan komunikasi.
“Kita, kapan pun, siapa pun, dalam kondisi apa pun, tidak bisa dibantah, kita sedang berkomunikasi. Hanya tidak semua kita ini merasakan,” tutur Kiai Mulyadi, yang kemudian menekankan pentingnya kehati-hatian dalam berkomunikasi di era yang semakin mudah.
Menariknya, Kiai Mulyadi menyegarkan kembali gagasan pada tahun 2000-an yang ingin mendirikan Ma’had Handasah. Yakni sebuah konsep pesantren industri, dengan lingkungan keluarga masyarakat yang didalamnya ialah para pelaku (tenaga kerja) industri.
“Saat itu kita punya impian Ma’had Handasah, pesantren Industri. Kami berharap setelah ini bagaimana bisa diwujudkan. Bagiamana dibangun (kawasan) untuk kos-kosan keluarga, kampung industri dibimbing oleh pengelola disitu dalam frame sebagaimana Islam Ahlussunah wal jamaah,” harap Kiai Mulyadi.
Memungkasi sambutan, Kiai Mulyadi berharap PC ISNU Gresik nantinya dapat memfasilitas komunikasi yang intensif antar perguruan tinggi di Kabupaten Gresik.
Sedangkan sebelum membuka secara resmi Sarasehan dan Musyker PC ISNU Gresik berlangsung, mewakili Ketua PW ISNU Jawa Timur Prof. M. Mas’ud Said MM, Ph.D., Sekretaris Pimpinan Wilayah (PW) ISNU Jawa Timur Mochammad Dawud M.Sos., dalam sambutan menyampaikan bahwa PC ISNU Gresik istimewa.
Menurutnya, karena proses pelantikan PC ISNU Gresik bersama dengan PW ISNU Jatim pada 23 Desember 2023 di Universitas Negeri Surabaya, yang dihadiri secara langsung oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, KH Ma’ruf Amin.
“Nah, kami harapannya, juga ikut lari PC ISNU Gresik sama juga harapannya dengan PW ISNU Jawa Timur. Jadi eman-eman kalau tidak lari itu. Gresik itu tempatnya para sarjana, para doktor, para profesor, yang ngajarnya di Surabaya,” ucapnya.
Pengurus PW ISNU Jatim yang tumbuh besar di wilayah Giri Kecamatan Kebomas Gresik itu juga membagikan teori dari Charles Darwin dalam buku The Origin of Species. Dikatakannya bahwa, makhluk hidup itu kalau tidak beradaptasi dengan lingkungannya dia akan mati. Sebagaimana contoh jerapah yang berleher tinggi karena makanannya di atas, buaya yang berkulit keras dan bergerigi karena menyesuaikan lingkungannya.
“Sama dengan organisasi, dalam lingkungan organisasi itu kalau tidak adaptasi ya mati. NU sekarang sudah masuk abad yang kedua, terbukti NU tangguh terhadap perubahan zaman. Tapi kemudian kalau tidak diikuti zaman yang sekarang, NU lebih-lebih ISNU nanti tidak ada yang ngurusi. Ndak ada anggotanya. Ndak ada kegiatannya. Padahal kita semua sudah sama-sama meyakini bahwa al-muhafadhotu ‘ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah, jadi saya kira teori-teori organisasi yang menyatakan bahwa perubahan adalah sebuah keniscayaan, sudah jauh kita pelajari sejak awal,” papar Sekretaris PW ISNU Jatim dalam serangkaian sambutannya.
Sebelum memasuki sesi dialog panel yang menghadirkan Pembicara Kunci yakni Plt Bupati Gresik Dr Hj Aminatun Habibah. Dilanjutkan dengan presentasi dari perwakilan industri yang dalam hal ini menghadirkan Beta Toni Agus Wicaksono selaku Social Investment Advisor PT Freeport Indonesia, Kepala Dinas Tenaga Kerja Zainul Arifin, S.STP., M.M., Perwakilan Masyarakat Santri Muhammad As’ad, M.Fil, kegiatan pembukaan seremonial ditutup dengan doa oleh Katib Syuriyah PCNU Gresik KH. Abdul Malik, M.M., M. Fil.I.
Sebagai informasi, dalam sarasehan dengan format dialog panel ini juga disimak oleh peserta yang merupakan utusan dari Calon PAC ISNU se-Cabang Gresik, Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama,(MWCNU) se-Cabang Gresik, Pimpinan Cabang Badan Otonom NU di tingkat Cabang Gresik, perwakilan Perguruan Tinggi NU di Kabupaten Gresik serta undangan lainnya.
Editor: Chidir Amirullah