GRESIK | NUGres – Santri-santri pondok pesantren (Ponpes) Zainal Abidin, Desa Bungah, Kecamatan Bungah melaksanakan sholat ghoib untuk korban bencana erupsi Gunung Semeru. Sholat ghoib dilakukan di aula putra-putri Ponpes Zainal Abidin, Kamis (9/12).
Para santriwan-santriwati yang dipimpin oleh salah satu pengurus Ponpes, Ustadz Fathul Alim juga diajak memanjatkan doa untuk para korban. Sholat ghoib dan doa bersama ini sebagai wujud duka cita yang mendalam atas terjadinya bencana erupsi Gunung Semeru yang menimpa saudara-saudara di Lumajang.
Salah satu putra pengasuh ponpes, Abdul Malik mengatakan, sholat goib dilakukan sebagai ungkapan rasa kemanusiaan, menjaga solidaritas, dan persatuan berkebangsaan islam rahmatan lil alamien. Apalagi para korban yang gugur adalah sesama umat muslim.
“Kita melakukan sholat ghoib sebagai ungkapan duka cita mendalam, apalagi sesama umat muslim seyogyanya saling mendoakan,” kata Gus Malik, sapaan akrab Abdul Malik.
Menurut Gus Malik, para santri tidak hanya menunaikan sholat ghoib kali ini saja. Pada setiap bencana yang terjadi khususnya di Indonesia, mereka diwajibkan melaksanakan sholat ghoib dan memanjatkan doa, seperti tragedi bencana jatuhnya pesawat Nanggala 402.
“Setiap ada bencana-bencana besar yang terjadi di Indonesia, santri-santri selalu diwajibkan sholat ghoib dan doa bersama, kegiatan ini juga sebagai pembelajaran memupuk rasa kepedulian terhadap sesama,” terangnya.
Sementara Ahmad Rafi Abdillah, putra bungsu pengasuh Zainal Abidin menerangkan bahwa sholat ghoib dan doa bersama akan kembali digelar sampai bencana erupsi telah berakhir. Mengingat, sampai saat ini jumlah korban jiwa yang dilaporkan masih terus bertambah.
“Kemungkinan kita akan menggelar sholat ghoib dan doa bersama lagi, untuk mendoakan saudara-saudara muslim kita yang gugur akibat erupsi Gunung Semeru, semoga mendapat rahmatNYA. Dan keluarga yang ditinggalkan mendapat kesabaran,” harapnya.
Seperti diketahui, Gunung Semeru meletus pada Sabtu 4 Desember 2021. Letusan gunung api yang terletak di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang itu menyebabkan guguran lava dan awan panas yang melanda sejumlah daerah di sekitarnya.
Data terbaru Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, imbas Erupsi Gunung Semeru per Kamis (9/12), 43 orang dinyatakan meninggal dunia, 13 orang dilaporkan hilang, dan setidaknya ada 6.022 warga dilaporkan mengungsi yang tersebar di 121 titik Posko tanggap Darurat Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru.(Rifq)