CERME | NUGres – Masih dalam rangkaian Hari Santri Nasional tahun 2024, MWCNU Cerme menggelar Lailatul Ijtima’ pada Selasa (29/10/2024), di Ranting NU Sekargeneng tepatnya di Masjid Baiturrohman Dusun Sekargeneng Desa Kandangan, Kecamatan Cerme, Gresik.
Sedikit berbeda dengan kegiatan Lailatul Ijtima’ yang biasa diselenggarakan, acara ini dirangkai dengan gebyar tumpeng sebagai ungkapan rasa syukur para santri. Selain itu, kirim doa kepada para ahli kubur, khususnya kepada para muassis dan muharrik Nahdlatul Ulama juga dilaksanakan dengan khidmat malam itu.
Menjadi pembuka acara, istighotsah dan tahlil yang dipandu Ketua Lembaga Dakwah MWCNU Cerme Ust. H. Abdul Mujib. Dilanjutkan dengan shalawat Nabi bil qiyam oleh tim hadrah Syekhermania Cerme acara ini berlangsung khidmat.
Dalam sambutan selaku shohibut bait, Kepala Desa Kandangan Fenta Aquarista menyampaikan bahwa berbagai kegiatan NU di desanya, baik yang diikuti oleh bapak-bapak maupun ibu-ibu masih berjalan dengan baik.
Kades Fenta dalam kegiatan rutin warga NU itu juga menghaturkan terima kasih atas terselenggaranya Lailatul Ijtima’ MWCNU Cerme di desanya. Di penghujung sambutan, ia memohon maaf atas segala kekurangan.
Dalam sambutan kedua, Ketua MWCNU Cerme Ustadz Masidi menyampaikan beberapa hal. Pertama ia mengucapkan terima kasih kepada Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Sekargeneng sekaligus takmir masjid yang sudah memfasilitasi kegiatan ini.
Di depan warga setempat, Ustadz Masidi juga memaparkan rangkaian kegiatan peringatan Hari Santri Nasional 2024 yang dilakukan oleh MWCNU Cerme. Mulai dari pelaksanaan PD PKPNU, upacara, dan Lailatul Ijtima’ malam ini. ketiga, sosialisasi koin sehat RSNU Gresik.
Usai rangkaian sambutan, Lailatul Ijtima’ dilanjutkan dengan mauidhoh hasanah yang disampaikan oleh KH. Arsyad Jauhari.
Kiai Arsyad menyampaikan urgensi syukur atas dua nikmat, yakni pertama nikmat “ijad” (dijadikannya) kita sebagai manusia, umat Nabi Muhammad saw., dan hidup di Negara Indonesia yang unik karena meskipun terdiri dari berbagai macam suku bangsa dan bahasa, kita masih dapat hidup rukun. Selanjutnya, Kiai Arsyad menyampaikan mensyukuri nikmat “imdad” yakni diberikan berbagai macam kecukupan dalam kehidupan.
Sedangkan menyinggung Hari Santri Nasional 2024, Kiai Arsyad menyampaikan bila selayaknya momentum ini dirayakan. Hal ini mengingat bahwa banyak para pejuang dan pahlawan adalah santri dan ulama, di antaranya RA. Kartini yang merupakan santri KH. Sholeh Darat, Ki Hajar Dewantara yang merupakan santri KH. Zainuddin Prambanan, Muhammad Hatta yang merupakan santri sekaligus putra dari seorang mursyid thoriqoh, bahkan Sukarno yang sering berkonsultasi dengan para Kyai dan Ulama, khususnya kepada KH. Hasyim Asy’ari yang melahirkan Resolusi Jihad.
Acara ini pun di akhiri dengan pembacaan Shalawat Badar bersama-sama untuk bertawasul dengan para syuhada Badar, serta untuk membangkitkan semangat menyambung juang warga dalam berkhidmah di Nahdlatul Ulama dan ditutup dengan doa Asmaul husna.
Penulis: Husni Fithriyawan
Editor: Chidir Amirullah