GRESIK | NUGres – Redaktur NUGres Media Official PCNU Gresik, sekaligus jurnalis sepuh pada media ini Mohammad Syafi’ S.Ag., membagikan seutas pandangan tentang bulan suci Ramadhan.
“Ketika seorang sedang berpuasa lantas menyaksikan orang lain di sekitarnya berpuasa, maka ia akan merasakan puasa sebagai sesuatu yang ringan. Juga akan merasa menjadi bagian tak terpisah dari masyarakat yang terhubung dalam kesatuan ibadah,” katanya, mengawali.
Menurut Syafik Hoo demikian nama pena sekaligus sapaannya, dibandingkan antara pelaksanaan puasa sunnah dan puasa Ramadhan, akan ditemukan bahwa ternyata puasa sunnah terasa lebih berat dilaksanakan.
“Berbeda halnya dengan puasa Ramadhan yang hukumnya wajib, terasa lebih ringan dan mudah. Tidak ada beban dalam melaksanakan. Alasannya, dalam puasa Ramadhan hampir semua orang di sekitar kita juga berpuasa. Di pasar, para penjual dan pembeli berpuasa. Di dalam rumah, anggota keluarga berpuasa. Di sekolah dan tempat kerja, orang-orang juga sedang puasa dan seterusnya. Semua muslim merasakan kebersamaan dalam berpuasa, sehingga ia terbantu menjalani puasa. Dengan itu dia bisa menikmati pekerjaan yang sebenarnya berat baginya,” terang pria asal Desa Tebuwung Dukun, Gresik ini.
Kepala MI Al Karimi Tebuwung Dukun ini juga menyampaikan, bahkan bagi sekumpulan orang yang gemar melakukan perbuatan maksiat di tengah masyarakat, juga merasakan dampak dalam suasana Ramadhan.
“Kerusakan oleh oknum masyarakat tentu sesuatu yang tak mungkin dihilangkan sama sekali. Pelanggaran juga pernah terjadi pada masyarakat zaman sahabat Nabi. Di antara mereka ada yang terjerumus melakukan pencurian, meminum khamr, dan berzina. Semua ini pasti terjadi. Tetapi yang tidak dapat dibenarkan adalah, kemungkaran dilakukan secara luas dan terang-terangan dalam masyarakat Muslim,” sambung Syafik Hoo.
Namun, Islam sebagai Rahmat bagi semesta alam, dalam pikiran ideal Syafik Hoo yaitu dapat secara terus menerus memberikan pembinaan kepada seluruh masyarakat.
“Dengan terus membentengi masyarakat agar tidak terkontaminasi kemaksiatan, dan menyapa serta mengajak dengan hikmah Ramadhan bagi yang telah terjerumus dalam lembah kelam,” usulnya, dalam tulisan yang diterima, NUGres, Rabu (13/3/2024).
Di penghujung pendapatnya tentang menyambut Ramadhan Karim ini, bila dari titik tolak ini pula musuh-musuh Islam berusaha keras untuk merusak masyarakat islam. Lewat media sosial dan disrupsinya. Syafik Hoo bilang mereka ini yang menggerogoti tata nilai dalam masyarakat, sehingga terjadi kerusakan pada pemikiran, akidah, akhlak dan tradisi masyarakat.
“Kesimpulannya, pembinaan masyarakat merupakan cita-cita Islam. Puasa adalah salah satu sarana pembinaan itu. Manfaat puasa dalam pembinaan masyarakat sangat jelas. Di antara fenomenanya, selain yang telah disebutkan di atas, adalah bahwa sampai anak kecil sekali pun, dalam masyarakat muslim terbiasa melakukan puasa. Semoga dengan tarbiyah Ramadhan ini umat islam, khususnya muslim di Indonesia, terkhusus lagi di Kabupaten Gresik kian meningkat kualitasnya,” pungkasnya.
Editor: Chidir Amirullah