GRESIK | NUGres – Polres Gresik dibawah pimpinan AKBP Kusworo Wibowo berkomitmen cegah radikalisme di Gresik dengan menjalankan visi dari pemerintahan yang sudah mempunyai dua langkah menangkal Radikalisme yakni prevensif dan represif.
Menurut Kapolres, represif itu domain penegakan hukumnya di Densus 88, cntohnya penangkapan jaringan teroris, itu berdasarkan Undang-undang terorisme. Sedangkan prevensif itu pencegahannya. Adapun untuk prevensif atau pencegahannya dan operasionalnya terbagi dua kontra radikal dan deradikalisasi.
Lebih jauh dijelaskan, bahwa kontra radikal sendiri adalah bagaimana menjaga suatu kelompok (comunity red) yang belum terpengaruh ajaran radikalisme tidak sampai terjerat ajaran yang saling membid’akan dan mengkafirkan itu. Dan deradikalisasi adalah meminimalisir kadar radikalisme seseorang hingga berubah keyakinan dan cara berfikiran.
“Polres Sendiri terfokuskan dalam menjalankan kontra radikal sedangkan deradikalisasi menjadi kewenangan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Detasemen Khusus (Densus 88),” terang alumnus Akpol Tahun 2000 ini.
Dalam melakukan upaya pencegahan radikalisme, sambung Kapolres, polres selalu menggandeng para tokoh agama tentu saja yang moderat seperti di NU dan Muhammadiyah.
“Polisi sendiri membutuhkan peran para kyai dalam menghadapi suatu kelompok yang menggunakan dalil-dalil agama dalam tindakan radikalnya,” lanjut pewira dua melati di pundaknya ini.
Dengan begitu Polres Gresik sangat gencar melakukan kegiatan seminar atau diskusi publik bersama para tokoh agama untuk mencegah paham radikal muncul sebagai bibit yang menyebar berkembang luas di Kabupaten Gresik.
Di lingkungan markas Polres Gresik sendiri banyak kegiatan keagamaan, seminggu sekali untuk seluruh jajaran polisi di Gresik dengan pembinaan ruhani pada hari Kamis pagi bertempat di Masjid Polres Gresik. Selain itu, Polres Gresik juga rutin melakukan safari sholat Jumat diberbagai tempat, serta kunjugan silaturrahim dan koordinasi dengan ulama’, pesantren, dan pimpinan ormas.
“Tidak bisa negara ini mengusung satu suku, atau agama saja, kita harus merajut kebinekaan dalam bingkai persatuan dan kesatuan,” katanya saat diwawancarai di Mapolres Gresik
Menurut mantan Kapolres Jember itu, persatuan itu dengan saling hormat-menghormati, menghargai satu sama lain antar pemeluk agama satu dengan lainnya. Yang nantinya tidak ada yang terganggu dan persaudaraan itu tetap terjaga.
Kontributor : Faiz
Editor : Ahmad Zain