Oleh: Moh. Zainul Muttaqin*
KOLOM KALEM | NUGres – Di era kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat ini, terjadi krisis multidimensional yang ditandai dengan tingginya jumlah masyarakat, terutama lulusan baru, yang membutuhkan lapangan pekerjaan.
Meskipun banyak industri di Gresik, angka pengangguran tetap tinggi, bahkan ada aksi demo dari masyarakat yang menuntut penyerapan tenaga kerja lokal.
Kemajuan teknologi informasi dan media sosial yang tidak disertai dengan peningkatan budaya dan peradaban yang berkualitas membuat generasi muda, khususnya Gen Z, mudah terpengaruh oleh informasi hoaks dan konten negatif di media sosial. Hal ini dapat merusak karakter dan mental mereka.
IPNU dan IPPNU adalah organisasi pelajar di bawah naungan Nahdlatul Ulama yang anggotanya terdiri dari remaja, pelajar, santri, dan mahasiswa.
Masa remaja adalah fase penting dalam perkembangan individu. Pada masa ini, remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, sehingga jika tidak diisi dengan hal-hal positif, produktif, dan kreatif, bisa berisiko.
Banyak remaja saat ini yang menghabiskan waktu untuk bermain game dan scroll media sosial, bahkan mengonsumsi konten negatif, serta menggunakan teknologi secara tidak bijaksana. Oleh karena itu, diperlukan upaya pencegahan dan penyeimbangan yang melibatkan berbagai pihak.
Tugas IPNU dan IPPNU adalah menjadi wadah bagi pengembangan potensi generasi muda Nahdlatul Ulama di kalangan pelajar, santri, dan mahasiswa, agar mereka dapat berkembang dengan optimal, serta melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama dan menjaga nilai-nilai yang dijunjung oleh NU.
Tugas utama IPNU dan IPPNU adalah pemberdayaan kader dan potensi sumber daya manusia di masyarakat untuk memberikan kontribusi dalam kehidupan sosial, kebangsaan, keagamaan, dan kenegaraan.
Dengan demikian, IPNU dan IPPNU adalah organisasi pemuda yang berperan dalam masyarakat, mengembangkan sumber daya manusia dalam berbagai aspek kehidupan, dan penting bagi anggota untuk berkontribusi langsung di desa mereka.
Peran IPNU dan IPPNU dalam pemberdayaan pemuda melalui pelatihan kepemimpinan organisasi dapat dilakukan melalui proses pengkaderan. Kader organisasi adalah penggerak yang melaksanakan cita-cita organisasi dalam tindakan nyata.
Dalam pengkaderan, materi seperti tanggung jawab dalam kepemimpinan diajarkan, yang dapat mengembangkan rasa tanggung jawab sosial di kalangan kader. Hasilnya, diharapkan kader dapat menciptakan harmonisasi antara pemuda dan masyarakat.
IPNU dan IPPNU juga berperan sebagai penggerak kegiatan keagamaan di desa. Banyak pemuda generasi Z yang lebih memilih bermain game di warung atau kafe daripada ikut kegiatan keagamaan.
Organisasi IPNU dan IPPNU di tingkat ranting atau desa perlu menyelenggarakan kegiatan keagamaan yang inovatif untuk menarik perhatian pemuda agar aktif dalam kegiatan tersebut.
Sehingga keberadaan organisasi ini berdampak positif dalam membentuk karakter religius pemuda desa, seperti sikap patuh terhadap ajaran agama, toleransi terhadap umat agama lain, dan hidup rukun.
Selain itu, IPNU dan IPPNU juga berperan sebagai wadah pengabdian yang dekat dengan masyarakat. Dalam Kongres XX Pimpinan Pusat 2022, isu tentang penghapusan Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi dan pemangkasan usia dibahas.
Komisariat Perguruan Tinggi tidak hanya sebagai tempat bagi mahasiswa NU, tetapi juga sebagai tempat bagi mahasiswa untuk mengembangkan ke-NU-an dan Aswaja, serta berkontribusi melalui kegiatan pengembangan dan pembentukan karakter.
IPNU dan IPPNU juga menjadi wadah bagi generasi muda untuk berorganisasi, belajar kepemimpinan, dan manajemen. Organisasi ini memberi kesempatan kepada anggota untuk belajar lebih dalam tentang organisasi, dan bagi yang sudah berpengalaman, menjadi tempat untuk mengembangkan keterampilannya.
Selain itu, IPNU dan IPPNU juga memberikan kesempatan bagi anggotanya untuk aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan dan membangun semangat solidaritas ukhuwah Islamiyah.
Kesimpulannya, IPNU dan IPPNU lebih dari sekadar organisasi pelajar NU. Mereka memainkan peran penting dalam pemberdayaan pemuda melalui pelatihan kepemimpinan, penggerakan kegiatan keagamaan, dan kegiatan sosial.
Keberadaan Komisariat Perguruan Tinggi sangat penting, karena memungkinkan mahasiswa NU berkontribusi dalam pengembangan dan pembentukan karakter.
IPNU dan IPPNU juga menjadi wadah bagi generasi muda untuk belajar berorganisasi, kepemimpinan, dan manajemen, serta berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan yang mempererat ukhuwah Islamiyah.
*Moh. Zainul Muttaqin, Anggota Lembaga Pers dan Penerbitan Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU Bungah