GRESIK | NUGres – Rakernas (Rapat Kerja Nasional) Jaringan Gusdurian resmi digelar di Wisma Hijau Depok Jawa Barat, 24 – 26 November 2023. Kegiatan dihadiri oleh koordinator, dan ratusan penggerak jaringan komunitas Gusdurian dari seluruh penjuru Indonesia meliputi lembaga dalam jaringan Gusdurian.
Rangkaian agenda Rakernas jaringan Gusdurian ditutup dengan Festival for Peace yang telah dihadiri oleh Ibu Nyai Shinta Nuriyah Wahid, Alissa Wahid, Lukman Hakim Syaifuddin, Rektor UIN Jakarta, Maki Hayashikawa (Direktur multisektoral UNESCO Jakarta), Aswin Safari Lubis Kabiro Bawaslu RI, Dedi Maryadi Direktorat politik dalam negeri Kemendagri, Stephane Mechati (Deputi Uni Eropa delegasi untuk Indonesia dan Brunei Darussalam), serta Kemendikbud RI.
Festival for Peace ini merupakan upaya jaringan Gusdurian untuk mengajak masyarakat melibatkan diri dalam pemilihan umum 2024 yang damai, adil, jujur dan bermartabat. Dan ini menjadi bagian penting, jaringan gusdurian melakukan upaya terutama terkait berita bohong dan juga ujaran kebencian.
Jay Ahmad selaku Koordinator Sekretariat Jaringan Gusdurian, menyampaikan dalam sambutannya. “Bukan karena kita khawatir, namun kita punya pengalaman, bagaimana bohong dan ujaran kebencian pernah dipergunakan dalam proses-proses pemilu, sehingga berdampak pada konflik yang ada di masyarakat. Sehingga, perlu kiranya jaringan gusdurian bergerak mengajak masyarakat untuk sadar akan berita bohong dan ujaran kebencian terus dilawan dengan berita yang baik,” ujarnya.
Dalam mencapai upaya tersebut, jaringan Gusdurian juga bekerjasama dengan cso-cso yang lain dan Unesco koalisi Damai (demokratisasi, moderasi, dan ruang digital Indonesia) untuk mendorong pemerintah dan platform digital, termasuk media sosial menerapkan moderasi konten digital dengan memperhatikan konteks lokal dan menghormati standart internasional tentang Hak asasi manusia, serta kebebasan berekspresi.
Jay juga menegaskan dalam pertemuan koordinator dan penggerak jaringan Gusdurian tetap teguh dalam menguatkan demokrasi tetapi tidak berpolitik praktis atau dukung-mendukung. Namun berada pada jalur politik kebangsaan yakni menemani masyarakat. Hal ini, kata Jay, juga termasuk kerja-kerja politik. Ia juga mengatakan Jaringan Gusdurian sebagai bagian dari gerakan sosial pada Rakernas Tahun 2023 ini mengangkat tema “Gerakan Sosial yang Masif untuk Indonesia yang Inklusif”.
“Kita mengkonsolidasikan jaringan gusdurian di seluruh indonesia mendorong gerakan masyarakat, gerakan sosial semakin masif. Sehingga, indonesia semakin inklusif,” imbuhnya.
Dalam kegiatan Rakernas menghasilkan empat naskah agenda gerakan, diantaranya naskah refleksi gerakan, naskah agenda gerakan, naskah manajemen gerakan dan naskah rekomendasi gerakan untuk Indonesia.
Alissa Wahid selaku Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian menyampaikan, ucapan terima kasih atas kehadiran para koordinator dan penggerak jaringan Gusdurian yang notabene mayoritas merupakan anak-anak muda.
Alissa menyampaikan, bahwa anak muda merupakan investasi bagi jaringan Gusdurian untuk Indonesia. Jaringan Gusdurian juga turut men-support dan mendampingi kaum muda meningkatkan kapasitasnya untuk menjadi pemimpin di lingkungannya masing-masing.
Lebih lanjut, menjelang pesta demokrasi 2024, ia juga menyampaikan, bahwa Prinsip demokrasi adalah tidak ada yang tertinggal. Prinsip demokrasi, kata Alissa adalah pemimpin yang bakal dipilih untuk memimpin penyelenggaraan negara maupun untuk memimpin penyusunan regulasi-regulasi melalui parlemen merupakan orang-orang yang bisa mewakili aspirasi pemilih. Supaya suara kita bisa untuk membentuk Indonesia. Supaya suara kita tidak tertinggal dan terpinggirkan.
Ia juga menegaskan bahwa, Indonesia adalah sebuah gagasan yang mengikat para penggerak dan jaringan Gusdurian. Alissa juga mengutip tulisan Gus Dur tahun 2022, “Kehidupan kita sekarang hanya dipenuhi dengan kegiatan untuk mempertahankan kekuasaan, bukannya mencapai kepemimpinan bangsa yang diharapkan”. Artinya, sambung Alissa, kekuasaan disamakan dengan kepemimpinan dan kekuasaan tidak lagi mengindahkan aspek moral.
Maka dalam prakteknya, untuk bisa mendapatkan kekuasaan itu, maka kemudiaan keberbedaan dan keberagaman kita sering diubah menjadi pelintiran kebencian.
“Dengan semangat pemilu damai, adil, jujur dan bermartabat. Kita ingin mengembalikan, bahwa demokrasi adalah jalan untuk mewujudkan cita-cita bersama. Bahwa demokrasi adalah ruang untuk memperjuangkana kemaslahatan bangsa. Gus Dur selalu mengutip “kebijaksanaan dan keputusan setiap pemimpin adalah untuk kemaslahatan rakyat.” Bukan untuk mereproduksi kekuasaan, bukan untuk mengambil sumber daya indonesia untuk kepentingannya, keluarganya dan kelompoknya,” tandasnya.
Karena itu jaringan Gusdurian harus selalu ingat apa yang telah diteladankan oleh Gus Dur. Gus Dur memperjuangkan demokrasi ketika bahkan nama demokrasi belum dikenal di Indonesia ini. Gus Dur mengajak rakyat pada saat beliau belum punya posisi. Gud Dur mengajarkan seluruh bangsa ini agar setia pada nilai-nilai demokrasi, apapun konsekuensinya. Karena, demokrasi harus berlandaskan kedaulatan hukum dan persamaan warga negara tanpa membedakan latar belakang ras, suku, agama, dan asal muasal dimuka undang-undang.
Alissa juga menegaskan kembali, Gusdurian adalah mereka yang aktif merawat Indonesia, bukan hanya pecinta gus dur, gusdurian adalah mereka yang bergerak untuk cita-cita bukan sekedar kekuasaan. Gusdurian mereka yang berkomitmen untuk terus tumbuh, mengasah diri demi cita-cita yang besar.
“Mari kita bangun bangsa dan hindarkan dari pertikaian yang sering terjadi dalam sejarah. Inilah tugas kesejarahan kita yang tidak boleh kita lupakan. Sebab, yang lebih penting dari politik adalah kemanusiaan,” ajaknya.
Selain itu, para tokoh yang hadir pun turut menyampaikan pesan damai, tak terkecuali Ibu Nyai Shinta Nuriya Wahid. Ia berpesan agar pegiat dan penggerak Gusdurian dalam pesta demokrasi memilih pemimpin yang amanah, jujur, adil dan bisa mengayomi rakyat Indonesia. Hal ini, kata Nyai Shinta, selaras dengan yang tertuang dalam 9 Nilau Utama Gus Dur. Agar pemilu yang damai bisa terlaksana dengan sebaik-baiknya.
Sementara itu, Koordinator Gusdurian Gresik Choirul Anwar menyampaikan, bila momentum Rakernas ini sebagai bekal penggerak komunitas gusdurian gresik untuk lebih aktif dalam mengadakan rutinan.
“Rutinan 17-an merupakan agenda rutinan yang digelar oleh seluruh komunitas di jaringan gusdurian,” ungkap Gus Irul sapaannya, melalui keterangan yang diterima pada Selasa (28/11/2023).
Pengasuh Pondok Pesantren internasional al-illiyin Wringinanom Gresik itu juga menandaskan kembali, bila Gusdurian Gresik akan selaras dengan apa yang disampaikan Jay Ahmad selaku koordinator sekretariat nasional jaringan Gusdurian.
“Bahwa jaringan Gusdurian tidak berpolitik praktis. Baik nasional, maupun di tingkat lokal,” tandas Gus Irul, memungkasi.