GRESIK | NUGres – Keluarga Besar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulamag Gresik (PCNU Gresik) berduka. Wakil Ketua Tanfidziyah PCNU Gresik, Ir H M Nadlillah Badarudin S.P. M.Si., menghadap ke Rahmatullah.
Sosok Gus Nadlillah demikian sapaannya di kalangan pengurus dan warga NU Gresik, merupakan sosok yang bersahaja.
Ia kerap kali terlihat hadir di tengah-tengah kegiatan yang dihelat warga Nahdliyin baik itu di tingkatan Ranting NU, Wakil Cabang Nahdlatul Ulama, Pondok Pesantren, maupun berbagai forum keagamaan serta kemasyarakatan.
Kepada NUGres, Ketua Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Suci, H Khoirul Huda, menyampaikan rasa kehilangan serta kedukaan mendalam. Baginya, Gus Nadlillah merupakan teladan.
“Beliau guru dan orang tua bagi saya, orang organisatoris, banyak ide kemajuan untuk NU Suci. Orang ikhlas dalam banyak hal,” ungkapnya.
Gus Nadlillah merupakan keluarga besar Pondok Pesantren Mambaus Sholihin Suci, Manyar Gresik. Ia adalah suami dari Ning Hj Sa’adatul Fitriyah adik Romo KH Masbuhin Faqih.
Informasi yang dihimpun, almarhum Ir H M Nadlillah Badarudin yang juga Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Gresik ini diketahui meninggal dunia saat hendak akan dibangunkan salat subuh, Jumat Kliwon 3 Mei 2024.
Bupati Gresik H Fandi Akhmad Yani memberikan kesaksikan bahwa sosok Ir H M Nadlillah ialah orang yang baik, profesional dan berinteragritas dalam mengemban tugas selama di pemerintahan.
“Beliau bekerja secara profesional dan berintegritas. Ini menjadi duka yang mendalam bagi kami Pemkab Gresik, semoga amal beliau diterima dan ditempatkan di tempat terbaik di sisi Allah,” ungkap Bupati Gresik, Jumat (3/5/2024).
Almarhum Gus Nadlillah meninggalkan empat orang anak, dua laki-laki dan 2 perempuan dengan 4 orang cucu.
Sementara saat diberikan kesempatan dalam berbagai forum, Gus Nadlillah selalu menyampaikan maqolah atau pesan yang ia pedomani dari Romo Kiai Masbuhin.
Pesan tentang keikhlasan perkhidmatan di dalam Nahdlatul Ulama, serta memotivasi para pengurus, utamanya kalangan muda agar berikhtiar seoptimal mungkin berkhidmah agar nantinya diakui sebagai santri Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari.
Editor: Chidir Amirullah