GRESIK | NUGres – Di peringatan Hari Perempuan Dunia, Pimpinan Cabang Fatayat Nadhatul Ulama (NU) Kabupaten Gresik mengingatkan masyarakat dan pemerintah atas tingginya kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Gresik.
Dalam catatan Fatayat NU, Setidaknya, 551 korban kasus kekerasan perempuan dan anak di Jawa Timur. Selama 2020 tercatat ada 23 kasus KDRT yang dilaporkan ke Polres Gresik.
Ketua PC Fatayat NU Kabupaten Gresik Ainul Farodisa mengatakan, persoalan perempuan di Indonesia masih menghadapi permasalahan mendasar seperti kekerasan, angka kematian ibu melahirkan, kemiskinan dan diskriminasi.
“Masalah lain yang menjadi momok bagi perempuan adalah kesehatan dan kemiskinan, serta kurang seimbangnya peran antara perempuan dan laki-laki,” jelasnya.
Ruang publik maupun ruang bekerja masih belum menunjukan rasa aman terhadap perempuan. “PC Fatayat NU Gresik berharap dalam peringatan hari perempuan internasional, kami menyerukan agar pemerintah ikut andil dalam melindungi hak-hak perempuan, “ungkapnya.
Fatayat NU Gresik pun terus melakukan pendampingan terhadap kaum perempuan. Misalnya, mendukung diskriminasi upah buruh perempuan dan buruh tani dan berikan kebebasan berorganisasi atau berserikat bagi kaum perempuan, terutama buruh dan tani perempuan di pedesaan.
Saat ini, PC Fatayat NU Gresik juga langsung menyentuh akar rumput dalam membantu penanganan kekerasan kepada perempuan. Salah satunya dengan membuat Kebun Pemulihan di Kelurahan Gending.
“Kebun pemulihan ini menjadi tempat para penyintas KDRT untuk mengisi waktunya. Ada diskusi psikologi, berkebun dan berbagai pelatihan supaya mereka bisa move on dan mengalihkan kepada hal positif,” kata Ainul.
PC Fatayat NU Gresik juga berupaya melakukan pemberdayaan perempuan melalui berbagai kegiatan seperti Koperasi Yasmin Pinatih dan Kiswah Female. Koperasi Yasmin Pinatih lebih fokus pada pengembangan ekonomi, sedangkan Kiswah Female sebagai upaya mencerdaskan perempuan di Gresik dengan konsep dakwah Islamiyah.
(Humas PC Fatayat NU Gresik)