BUNGAH | NUGres – Sastrawan Nasional asal Gresik Mardi Luhung beberapa waktu lalu mengatakan; “Gerakan Kebudayaan itu dimulai dari keluarga”. Hal ini bisa pula dimaknai bahwa gerakan kebudayaan dan semua ihwalnya itu dari dalam dahulu sebelum akhirnya keluar.
Sejurus dengan itu nampak suasana malam Mengare, Kecamatan Bungah Gresik begitu meriah. Suasana Berbeda dari hari-hari biasanya. Warga keluar dari rumah dan bersuka cita sambil membawa berbagai macam kostum dan replika dengan cahaya lampu yang berkeriapan. Sebagian besar berbaris menjadi penontonnya.
Sedikitnya 21 peserta terdiri dari 13 RT di Desa Watuagung, 4 RW Desa Kramat dan 4 RW Desa Tajung Widoro. Kegiatan berlangsung sangat meriah. Puluhan replika dari hasil kreatifitas para peserta dipertontonkan di depan balai desa Watuagung. Sambil melakukan atraksi sesuai dengan alur cerita masing-masing.
Misalnya, peserta dari RT 01 yang membuat replika ikan, penyu raksasa dan pancing. Mengangkat tema ilegal fishing. Ika-ikan yang seharusnya dilindungi namun ditangkap secara ilegal. Kemudian, peserta RT 02 yang membuat replika tank. Yang mengangkat cerita perang melawan penjajah hingga meraih kemerdekaan.
Peserta dari RT 05 mengangkat tema sarang atau kampung narkoba. Sejumlah orang berjalan memakai baju orange layaknya tahanan pada umumnya. Dua orang lagi ditahan dalam kerangkeng karena tertangkap menjadi pengedar narkoba.
Kemudian ada gerombolan bos besar yang diperankan oleh anak-anak. Mereka sedang transaksi narkoba sambil pesta miras dengan didampingi dua perempuan. Tema tersebut bentuk pesan moral bahwa siapapun yang bersentuhan dengan narkoba akan berhadapan dengan hukum.
“Ini bentuk keprihatinan kami bahwa di Mengare juga menjadi target peredaran narkoba,” kata Nur Syamsi, Ketua RT 05, Sabtu (20/8/2022) petang.
Yang tak kalah seru lainnya adalah replika ikan bandeng raksasa. Ini sebagai bukti bahwa Mengare salah satu penghasil bandeng di Kabupaten Gresik.
“Kami mengangkat produk lokal Mengare, ikan bandeng yang sudah terkenal di Jawa Timur,” kata Rosyid.
Disampaikan, bahan yang digunakan dari barang bekas. Seperti karung bekas dan bungkus semen serta kulit kerang simping. Selain itu, banyak juga replika hasil kreatifitas para peserta. Seperti naga baru klinting, ayam jago, burung elang, kuda putih, lele raksasa dan puluhan lainnya.
Warga Mengare punya cara tersendiri untuk menyuguhkan hiburan tanpa harus keluar desanya. Fakta ini terlihat dari kemampuan mereka mengelola gelaran festival karnaval yang diadakan setahun sekali. Hanya saja, event itu sempat berhenti selama dua tahun karena Pandemi. (Chidir)
Untuk karnaval yg tahun ini tarian vulgarnya. Mohon diawasi agar tidak terulang untuk karnaval mengare tahun selanjutnya. Terima kasih.