DUKUN | NUGres – Talun temalun bacaan Surah Yasin dari jemaah yang hadir di halaman kediaman tokoh NU di Dukun Gresik. Selasa (27/2/2024) malam, menjadi hari ke seribu almarhum KH Moh Nadib berpulang ke Rahmatullah.
Sosok Kiai Nadib sendiri ialah tokoh penggerak kemandirian ekonomi di Wakil Cabang NU Dukun. Prasasti kemandirian ekonomi yang digagas olehnya diantaranya yakni KSPPS NU Dukun dan NUmani Bakery.
Mengenang 1000 hari wafatnya Kiai Nadib, Ketua MWCNU Dukun KH Moh Sholeh M.Ag memimpin pembacaan Yasin. Selanjutnya, Pengasuh Pondok Pesantren Al Karimi KH Abdul Muhshi memimpin Tahlil.
Kemudian secara berurutan dan tertib, doa tahlil dipimpin oleh KH Zayyadi (Bangeran), KH Azis (Lowayu) dan Pengasuh Ponpes Darussalam Tebuwung, KH Nur Sholeh Hasyim.
Mewakili keluarga almarhum Kiai Nadib, ucapan terima kasih atas kehadiran jamaah disampaikan oleh KH Muchtar Wahid.
“Alhamdulillah malam ini kito saget ndereakan hadir untuk berdoa dan pembacaan tahlil peringatan 1000 hari wafatnya almarhum kanti sehat,” tuturnya.
“Jenengan hadir di majelis ini tentu mulai awal berangkat dari rumah ngantos ten mriki tempat tentu sudah niat untuk mendoakan almarhum KH Moh Nadib, mudah-mudahan semua doa-doa kita diijabah oleh Allah Swt,” sambungnya.
Kiai Muchtar juga mengajak untuk meneladani jasa almarhum KH Moh Nadib. Sosok yang menurutnya bersemangat dalam fastabiqul khoirot yakni berlomba dalam hal kebaikan, khususnya dalam pengembangan ekonomi jamiyyah.
Di penghujung sambutannya, sekaligus mewakili keluarga Hj Djalilah, Kiai Muchtar memohon maaf bila ada sesuatu yang kurang, baik tempat maupun yang lainnya dalam acara peringatan malam ini.
“Semoga segala kebaikan dari almarhum bisa dilanjutkan dan dijadikan inspirator untuk masyarakat,” tutup kiai Muchtar Wahid yang juga pengurus MWCNU dan KSPPS NU Dukun.
Kiai Nadib di Mata Para Penerus Perkhidmatan
Sementara itu, menurut Ketua KSPPS (Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah) NU Dukun, H. Muannan, S.H., M.Si., menyampaikan bahwa sosok KH Moh Nadib merupakan sosok teladan istimewa.
“Kiai Nadib merupakan salah seorang pendiri KSPPS tahun 2016. Waktu itu namanya masih KJKS. Yakni koperasi jasa keuangan syari’ah. Saat itu beliau ialah pengawas manajemennya,” kata H. Muanan mengawali kisahnya.
Diceritakannya, almarhum Kiai Nadib menaruh perhatian yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan. Hal itu, kata Muanan, ditunjukkan melalui kegemarannya membaca buku dan kitab.
“Saya kerap melihat beliau menenteng buku juga kitab. Beliau selalu membawa buku itu kemana-mana. Saya menjadikan beliau salah satu rujukan untuk berkonsultasi memecahkan masalah, baik itu urusan perekonomian maupun urusan agama,” ungkapnya.
Kiai Nadib sendiri Wakil Ketua MWC waktu itu juga seorang birokrat, terakhir sebelum pensiun, beliau menjabat Camat Ujungpangkah, Gresik.
“Beliau dikenal sebagai sosok yang kalem, sopan. Bahkan hampir tidak pernah saya melihat beliau marah dalam kondisi apapun. Beliau itu selalu adem menyejukkan,” sambungnya.
Terkait organisasi, lanjut Muanan, Kiai Nadib kerap membagikan teori manajemen dalam mengelola sebuah organisasi.
“Yang saya ingat dari beliau, yakni selalu membuat parameter manajemen bisa bagus harus memenuhi unsur POAC yang baik. Jadi semua harus direncanakan, diorganisir, dilaksanakan sesuai SOP dan harus selalu ada kontrol, agar hasilnya dapat maksimal,” tambahnya.
Hal lainnya lagi, kata Muanan bila Kiai Adib selalu menganalisa masalah menggunakan rumus SWOT. Sedangkan untuk menggali ide baru, Kiai Nadib selalu menekankan agar sekiranya konsep dapat tersusun secara lengkap menggunakan unsur 5W+1H.
“Luar biasa beliau keilmuannya, saya termasuk salah satu orang yg kehilangan sosok kiai, guru, terutama di bidang perekonomian,” tukasnya.
Tak berhenti, H. Muanan yang kini diberikan kepercayaan sebagai ketua Lazisnu PCNU Gresik ini menyampaikan, tidak dapat melupakan momen istimewa bersama Kiai Nadib kala mengikuti kompetisi PWNU Jatim Award pada tahun 2019.
“Waktu kami KSPPS NU DUKUN sebagai Juara I kategori koperasi syariah se-Jawa Timur,” pungkas mantan Kepala Satuan Koordinasi Cabang Barisan Ansor Serbaguna (Kasatkorcab Banser) Kabupaten Gresik, tersebut.
Penulis: Syafik Hoo
Editor: Chidir Amirullah