BUNGAH | NUGres – Kajian Hadis Arbain an-Nawawi pada Lailatul Kopdar MWCNU Bungah berlanjut. Pada pertemuan kedua ini, Hadis ketiga dan keempat dibaca oleh Gus Moh. Ihsanul Kirom. Kiai muda yang saat ini aktif di Aswaja Center MWCNU Bungah.
Mengawali kajian, Gus Kirom berkisah tentang adab para ulama saat bergumul dengan hadis Nabi. Satu diantaranya cerita Imam Malik yang tetap melanjutkan mengajar hadis meskipun kakinya tergigit kalajengking 16 kali. Sungguh sebuah adab yang sulit untuk ditiru.
Lebih lanjut, dua hadis yang dibacakan oleh Gus Kirom merupakan hadis yang sangat penting. Pertama, terkait lima rukun Islam. Kedua, terkait penciptaan manusia beserta ketetapan takdirnya.
Menariknya, dua hadis tersebut diriwayatkan oleh sahabat yang sama-sama bernama Abdullah. Hadis tentang rukun islam diriwayatkan Abdullah bin Umar bin al-Khattab, hadis penciptaan diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud. Dua Abdullah hebat disamping Abdullah bin Abbas dan Abdullah bin Amr bin Ash.
Hadis riwayat Abdullah bin Umar yang artinya kurang lebih, “Islam dibangun atas dasar lima : Syahadat, Menegakkan Shalat, Menunaikan Zakat, Berpuasa Ramadan, serta Haji bagi yang mampu.”.
Hadis di atas menjadi salah satu hadis masyhur yang sering didengar. Selain cakupan makna hadis yang memang merupakan rukun dan prinsip dalam Islam, secara kebahasaan hadis ini sebenarnya memiliki keistimewaan tersendiri.
Sebagai agama, pada hadis tersebut Islam dihadirkan secara majaz seperti halnya bangunan. Tentu, bangunan yang disampaikan oleh rasul adalah bangunan yang dapat dipahami oleh masyarakat Arab pada zaman itu. Bukan bangunan ala masyarakat jaman sekarang.
Jika menelisik pada kehidupan nomaden Arab, maka dapat digambarkan bahwa bangunan yang dimaksud seperti tenda-tenda yang tidak permanen dan dapat dipindah dari satu tempat ke tempat lain.
Secara komposisi, terdapat empat sisi pada bangunan tersebut yang berfungsi sebagai penahan. Adapun satu lagi sebagai penopang di tengah-tengah, kuat dan menancap ke dalam bumi.
Kaitan dengan Islam, maka keempat sisi tersebut adalah syahadat, zakat, puasa, dan Haji. Adapun salat merupakan penopang yang menancap ke dalam bumi dengan kuat dan kokoh. Hal ini didasarkan pada penjelasan Rasulullah pada hadis lain yang berbunyi;
“Salat adalah tiang agama, siapa yang menegakkannya maka ia telah menegakkan agama, sedangkan siapa yang menghancurkannya maka ia telah menghancurkan agama.”.
Perumpamaan Islam dengan bangunan seperti hadis tersebut, sesungguhnya dapat dipahami sebagai strategi dan metode komunikasi Nabi agar para sahabat merasa dekat dan mampu memahami.
Rasulullah telah berusaha menghadirkan dan menjelaskan hakikat agama Islam dengan cara mengqiyaskan dengan hal-hal yang membudaya pada masyarakat Arab.
Dengan cara ini, para sahabat nabi cepat dan mudah untuk memahami apa yang disampaikannya. Agama Islam menjadi agama yang sangat dekat dengan keseharian, bukan agama yang seolah jauh dari kehidupan.
Kiranya, strategi nabi yang seperti ini akan sering kita jumpai pada hadis, sirah, dan dakwah yang telah beliau contohkan. Wallahu A’lam