GRESIK | NUGres – Lailatul Ijtima’ kali ketiga digelar Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Gresik di Ranting Sukodono, bertempat di Langgar Kyai Rambu. Kegiatan pada Jumat (26/1/2024) malam itu, tampak dipenuhi jamaah. Seiring dengan bergulirnya peringatan Hari Lahir Nahdlatul Ulama ke 101.
Acara dimulakan dengan pembacaan sholawat oleh Pimpinan Ranting (PR) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Sukodono. Dilanjutkan dengan salat ghaib dipimpin oleh KH Masluch Al Fanani. Selanjutnya pembacaan Yasin dan Tahlil diselingi santunan anak yatim kepada tiga anak dari Ranting NU setempat.
Mewakili Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Sukodono, H Cholil Wahyudin, S.E. menyampaikan ucapan terima kasih atas partisipasi beberapa pihak yang turut menyukseskan gelaran Lailatul Ijtima’.
“Kami sangat berterimakasih atas segala partisipasi berbagai pihak terutama warga, pengurus NU Sukodono, dan pengurus MWCNU Gresik atas terselenggaranya kegiatan malam ini. Sehingga kita semua menjadi tahu bahwa ternyata Langgar Rambu itu diambil dari nama seorang Kyai, yaitu Kyai Rambu,” ungkap H Cholil dalam rangkaian sambutannya.
Pada gilirannya, Sekretaris MWCNU Gresik, Ustadz Mahrus Ma’shum S.Pd.I menyatakan kalau agenda Lailatul ijitima’ kali ketiga dan dilaksanakan di Ranting NU Sukodono ini akan berlanjut ke ranting NU lainnya.
“Tujuan Lailatul Ijtima’ untuk memperkuat silaturrahmi, konsolidasi organisasi, menyampaikan informasi agenda jamiyyah Nahdlatul Ulama. Untuk diketahui, kegiatan terdekat kita adalah bimbingan teknis Sistem Informasi NU Gresik berikut pembentukan admin di tingkat MWCNU dan ranting,” terangnya.
Acara dilanjutkan dengan sosialisasi hasil keputusan Bahtsul Masail mengenai pemecahan sejumlah as’ilah (problematika). Ringkasan keputusan Pengurus Cabang Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama Gresik (PC LBMNU Gresik) tersebut disampaikan oleh Ketua LBM MWCNU Gresik Ustadz Syahrul Mubarok S.Pd.I.
Usai pemaparan hasil keputusan LBMNU Gresik tersebut, ngaji kitab At Tibyan karya Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari tentang silaturrahmi yang diampu oleh KH Fathoni Mukhlis S.Q. pada majelis rutin yang dihadiri pengurus serta warga Nahdliyin tersebut.
Mengawali pengajiannya, Kiai Fathoni mengutip hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud.
“Menurut Abi Hurairah, Nabi Muhammad Saw pernah bersabda; seorang muslim tidak boleh memutus hubungan silaturahmi lebih dari tiga hari. Barang siapa memutuskan hubungan itu lebih dari tiga hari kemudian meninggal, maka dia akan masuk neraka, hadis ini diriwayatkan oleh Abu Dawud,” tutur Kiai Fathoni.
Lebih lanjut, Kiai Fathoni juga mengemukakan pendapat Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari tentang dosa besar memutuskan tali silaturahmi.
“Pandangan Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari bahwa memutus hubungan yang terjadi diantara kita di masa sekarang bukan demi kebaikan orang yang memutus dan orang yang diputus, dan bukan pula demi kehidupan mereka, tetapi hanya akan mengakibatkan kerusakan bagi kedua belah pihak. Seperti yang sudah jelas bagi orang-orang yang berpikiran lurus, maka memutus hubungan silaturahmi adalah termasuk dosa besar karena di dalamnya terdapat kerusakan agama dan dunia, iri hati dan saling marah,” ungkap Kiai Fathoni.
Kegiatan Lailatul Ijtima’ ditutup dengan rangkaian doa dari habaib dan masyayikh yang hadir dalam majelis tersebut. Doa secara berturutan dipimpin oleh Habib Haneeman, selanjutnya oleh Musytasar MWCNU Gresik KH Ainur Rofiq S.Ag. doa pemungkas oleh Rais Syuriyah MWCNU Gresik KH Choirul Anam Rissa.
Editor: Chidir Amirullah