KEBOMAS | NUGres – Di sebuah lereng, perbukitan tempat bersemayam sang Pembawa kemasyhuran Giri Kedaton, Kanjeng Sunan Prapen, nampak tidak seperti biasanya. Terlihat lebih semarak.
Persis di Pendopo makam Raden Fatihal, nama lain Kanjeng Sunan Prapen, beberapa orang asyik bercengkrama. Kendati hilir mudik suara gemeresik sandal dari kaki Peziarah yang cukup ramai, pada Minggu (29/05/2022), siang hingga jelang sore itu, rupanya tidak menyurutkan interaksi Halal Bihalal, Orasi Budaya, dan Musyawarah Kerja (Musyker) Kesatu, LESBUMI NU Gresik periode 2021-2026.
Nampak hadir dalam pembukaan kegiatan tersebut antara lain; Wakil Ketua PCNU Gresik, H Sururi, Wakil Sekretaris PCNU Gresik, Ashadi Iksan, Pengurus Yayasan Makam Sunan Prapen sekaligus Katib Syuriah MWC NU Kebomas Gus Munhamir. Serta sesepuh, mantan pengurus LESBUMI NU Gresik, Fatah Yasin.
Dalam cengkrama itu, Pengurus Tanfidziyah NU Gresik mengapresiasi upaya yang tengah dilakukan oleh LESBUMI NU Gresik. “Lesbumi ini sudah sangat luar biasa. Produktif sekali. Semoga selalu diberikan semangat untuk terus berkhidmat bersama PCNU Gresik,” ungkap Ashadi mengelukan kiprah LESBUMI NU Gresik.
Sementara dalam Orasi Budaya, sejumlah pandangan diwedar oleh Syaikhu Busyiri (Gus Chu). Tokoh yang malang melintang mengadvokasi kebudayaan Gresik yang kini juga menjabat sebagai salah satu Majelis Kebudayaan LESBUMI NU Gresik itu menilai, banyak hal yang bisa diteruskan oleh LESBUMI NU. Pasalnya, LESBUMI ini mewarisi dakwah yang pernah dilakukan oleh Walisongo.
“Saya tidak bisa meninggalkan gerakan kebudayaan ini, apalagi melalui LESBUMI. Bahkan saya juga diajak terlibat dalam periode sebelumnya, yang waktu lalu dipimpin oleh Kiai Alfin Sunhaji,” kata Gus Chu mengawali orasinya.
Lebih lanjut, Gus Chu pun menengahkan bila Pemerintah Kabupaten Gresik harus menempatkan porsi yang lebih besar dalam upaya-upaya pembangunan jiwa, salah satunya melalui kebudayaan di Gresik.
“Semua harus diawali dengan pembangunan jiwa sebelum pembangunan raga (fisik). Saya prihatin. Hal ini yang mendorong saya kenapa sampai hari ini saya terus bersedia mendampingi upaya-upaya pemajuan kebudayaan,” imbuhnya.
Oleh karena itu, beberapa hal yang pernah coba diikhtiarkan Gus Chu di antaranya turut menginisiasi terbitnya Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2019 tentang Pemajuan Kebudayaan di Kabupaten Gresik.
“Karena kita ini jauh lebih baik ngrumati jiwa ketimbang raga. Sakit raga itu tidak seberapa dengan sakit jiwa. Saya juga tidak bisa membayangkan bagaimana generasi ke depan itu terjebak dalam suwungnya jiwa,” tandas Gus Chu dalam Orasinya.
Lebih lanjut, secara khusus Gus Chu berpesan agar pola gerakan LESBUMI NU Gresik diantaranya dapat merespon dan beradaptasi dengan fenomena kebudayaan di Gresik. Gus Chu meyakini LESBUMI NU Gresik mampu bergerak secara mandiri dengan basis kekuatan yang sangat kuat dan besar yakni semua yang terkoneksi dengan kantong-kantong kesenian dan kebudayaan seluruh jejaring NU di Gresik.
Usai Orasi Budaya disampaikan oleh Gus Chu, kegiatan Pra Musyker pun ditutup doa oleh Gus Munhamir. Setelah merapal doa agar gerak LESBUMI NU selalu diberkahi, seluruh yang hadir di Majelis tersebut menyantap hidangan tumpeng, Kopi, dan aneka Pala Kependem diselingi diskusi ringan.
Untuk diketahui, Musyker perdana Lesbumi NU Gresik menghasilkan sejumlah program yang akan ditempuh selama satu tahun ke depan.
Secara bergantian, Musyker pertama PC LESBUMI NU Gresik ini pun berjalan lancar. Sebabnya, seluruh Divisi-divisi di tubuh LESBUMI NU Gresik yakni; Divisi Riset-Kajian, Divisi Film-Musik, Divisi Teater-Sastra, Divisi Rupa-Kriya dan Divisi Komunikasi-Jaringan, telah mempersiapkan rumusan programnya.
Ketua Lesbumi NU Gresik, Lukmanul Hakim, mengapresiasi dinamika kekompakan terjalin antar pengurus. Ia pun menganggap semua uji coba khidmat pada Suluk Kebudayaan #1 LESBUMI NU Gresik yang terbukti sukses digelar sejak bulan Maret 2022 lalu, merupakan kekompakan dan transfer energi para Pendahulu (Muassis) LESBUMI NU.
“Acara ini (Halal Bihalal dan Musker) juga merupakan penutup dari Suluk Kebudayaan Lesbumi NU Gresik #1. Dan saya anggap sukses semua. Suluk itu penerapan dari tarbiyah dari Saptawikrama. Berikutnya kita nge-nol lagi. Kita mulai lagi,” tutup Ketua Lesbumi NU Gresik, bernama pena Rakai Lukman ini. (Tim Lesbuminugres)