DUKUN | NUGres – Puncak Haul ke-132 pendiri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Karimi Tebuwung Dukun Gresik, almaghfurlah KH Abdul Karim, berlangsung pada Jumat 21 Juni 2024, di kompleks Ponpes Al Karimi.
Ribuan jamaah terdiri dari para pengasuh Ponpes Al Karimi, tokoh ulama di Gresik, dewan ustadz dan ustdzah YPP Al Karimi, wali santri, alumni, dan masyarakat Desa Tebuwung nampak hadir menyimak mauidhah hasanah dengan penuh khidmat.
Diketahui pada Haul ke-132 KH Abdul Karim Tebuwung mengundang ulama nasional Prof Dr KH Said Aqil Siroj MA, untuk menyampaikan mauidhah hasanah.
Buya Said dalam kesempatannya menengahkan secara gamblang peran penting pondok pesantren di Indonesia dalam menyiapkan generasi bangsa masa depan.
“Apalagi pesantren pasti—yakin, katah barokahipun. Lembaga pendidikan yang penuh barokah adalah pesantren,” tutur Kiai Said Aqil, mengawali.
Para ulama di pondok pesantren, jelas Mustasyar PBNU 2022 – 2027 ini, memilki berbagai metode dalam mentransformasikan ilmu kepada para santri yang diasuh.
Buya Said kemudian merinci sedikitnya ada 4 (empat) metode pendidikan di pondok pesantren, antara lain; Manhajut Ta’alim, Manhajut Tadris, Manhajut Ta’dib, dan Manhajut Tarbiyah Ar-ruhaniyah.
“Ada orang yang tidak paham, atau pura-pura nggak paham. Mengatakan ilmu di pesantren tidak berguna. Ilmu yang ada di pesantren ora ono kanggone, ora ono manfaate kanggo mbangun masyarakat jaman saiki. Karena dia tidak tahu. Kalau mereka tahu betul ayo datang ke pesantren tidur di sini satu minggu saja. Akan tahu bagaimana metode ta’lim di pesantren,” ujarnya.
Di pesantren, terang Buya Said, para kiai selama 24 jam memberikan bimbingan santrinya tanpa lelah, tanpa putus, tanpa berhenti. Seperti Rasulullah membimbing para sahabatnya.
Buya Said juga menuturkan bahwa pola transformasi keilmuan di pondok pesantren sangat berbeda dengan sekolah formal. Ia juga memberikan contoh sederhana bila di sekolah formal, seorang guru mengajar menyampaikan ilmu, selesai kemudian pulang.
“Tapi kalau kiai pesantren 24 jam menyampaikan bimbingan kepada santrinya. Bahkan kiai—jam berapa saja, kapan saja, ditanyai tentang masalah nopo mawon ilmu pengetahuan agama pasti dilayani, dijawab. Niku ciri khasnya pesantren,” tukasnya.
Buya Said juga menepis dugaan tak berdasar yang menyatakan pesantren tidak ada ilmu berguna.
“Seperti kitab Fathul Mu’in, kitab kuno, kitab kuning, kitab lawas, yang dikarang oleh syekh Muhammad zainuddin al Malibari. Ada pasal (tema) yang kalau diterapkan sekarang sangat cocok dan berguna,” tandas Prof Dr KH Said Aqil Siroj MA yang juga disiarkan secara live streaming YouTube Al Karimi TV.
Sebagaimana diketahui, Haul ke-132 almaghfurlah KH Abdul Karim di Ponpes Al Karimi Tebuwung Dukun Gresik berlangsung pada Kamis 20 – 21 Juni 2024.
Pengasuh Ponpes Al Karimi, KH Abdul Muhshi, sekaligus mewakili shohibul haul mengungkapkan rasa syukur, karena rangkaian acara berlangsung sukses dan semarak. Karena itu, pihaknya mengapresiasi seluruh stakeholder dan panitia.
“Mewakili dzuriyah Ponpes Al Karimi dan Panitia Haul bila ada sesuatu yang kurang disana sini terutama menghormat para tamu dan undangan yang tidak nyampai kulo nyuwun maaf yang sebesar besarnya. semoga kegiatan Haul setiap tahunya bisa kita selenggarakan dengan istiqomah penuh khidmah serta keberkahan melalui doa para masyayikh,” ucapnya.
Hadir dalam gelaran puncak Haul ke-132 KH Abdul Karim diantaranya para kiai, bu nyai, dan gus pengasuh pondok pesantren di wilayah pantai utara Gresik – Lamongan, Forkopimcam Dukun serta Pemdes Tebuwung.
Penulis: Syafik Hoo
Editor: Chidir Amirullah