GRESIK | NUGres – Tidak pernah terlintas dalam benak M Sirajuddin untuk menghidupkan kembali organisasi pelajar NU yang vakum hampir dua periode atau empat tahunan.
Bahkan, menjadi anggota pun dulunya tak pernah terpikirkan olehnya. Namun, situasi sering kali membawa seseorang ke arah yang tak terduga.
Itulah yang dialami M Sirajuddin, kini diamanahi menjadi Ketua Pimpinan Cabang (PC) IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) Bawean masa khidmat 2024 – 2026. Ia terpilih secara aklamasi melalui forum Konferensi Cabang ke-22 PC IPNU Bawean.
Cerita ini bermula saat konferensi PAC IPNU Daun, sebuah desa kecil di Kecamatan Sangkapura. PAC ini mencakup empat desa, yakni Daun, Balikterus, Kebontelukdalam, Sidogedungbatu
Awalnya hadir hanya sebagai seorang peserta biasa. Namun, tanpa diduga, kepercayaan yang diberikan oleh rekan-rekanita mendorongnya untuk mengisi kepengurusan sebagai Ketua PAC.
Memang tidak mudah baginya, akan tetapi ia pun tidak bisa menolak. Dalam hati, ia tergerak, memutuskan untuk mengambil tanggung jawab itu.
Memulai tanpa bekal besar, rekan Siraj, demikian sapaan akrabnya, ia pun menyusun langkah kecil, berusaha membangun kembali fondasi yang hampir runtuh.
Dua bulan ia habiskan untuk mencari dan merekrut anggota baru di tingkat PAC. Termasuk mencoba menjalin koneksi dengan sowan ke berbagai alumni, serta menemui Ketua Pengurus Cabang Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Bawean untuk menyelaraskan visi.
Bersama LP Ma’arif, ia turut serta melakukan sosialisasi program beasiswa pendidikan dari tingkat MA hingga Perguruan tinggi se-Bawean. Momen tersebut membawa angin segar sekaligus membuka pintu harapan bagi IPNU IPPNU di Bawean yang sudah lama vakum.
Sosialisasi ini tidak hanya membuka mata para alumni, tetapi juga membangkitkan harapan besar mereka untuk melihat IPNU IPPNU Bawean aktif kembali. Bagaimana menjadi wadah bagi pelajar NU yang tak sekadar untuk bertahan saja, lebih dari itu sebagai bagian untuk berkembang.
Namun, rekan Siraj sadar betul bahwa perjalanan ini tak akan mudah. Pengalaman dan pengetahuan yang masih minim menjadi tantangan besar baginya. Namun, tak ada alasan untuk mundur baginya.
“Dari hasil sowan ke Ketua PC LP Ma’arif, satu-satunya memang diharapkan untuk menghidupkan cabang. Kemarin aslinya enggak siap, pengetahuan dan pengalaman saya juga masih kurang. Karena gak ada lagi, yasudah saya niati ngabdi di NU, bismillah saja,” ucapnya kepada NUGres, Jum’at (8/11/2024).
Dengan dukungan penuh dari para rekan dan rekanita di Bawean, ia menemukan partner yang solid dalam menjalankan kepengurusan PC IPNU IPPNU Bawean.
“Tanpa kolaborasi, kontribusi pemikiran, dan eksekusi bersama, IPNU IPPNU Bawean tak akan mungkin bertahan hingga kini,” jelas rekan Siraj.
Kendati amaliyah NU kental terasa dan begitu melekat pada kultur masyarakat Bawean, namun menurutnya, kesadaran pelajar untuk berorganisasi masih rendah.
Vakumnya kepengurusan PC IPNU IPPNU Bawean memang berdampak pada proses berjalannya kaderisasi pelajar NU di wilayah sana.
Kondisi ini membuat rekan Siraj makin tertantang untuk menghidupkan organisasi IPNU IPPNU. Sejumlah langkah telah ia tempuh untuk menghidupkan kembali roda organisasi IPNU IPPNU di seluruh tingkatan di Pulau Bawean.
“Bisa dibilang kami mbabat alas lagi, memulai langkah dari awal lagi untuk menjalankan roda organisasi IPNU IPPNU di Bawean,” katanya.
Ditambahkannya, vakumnya kepengurusan PC IPNU IPPNU Bawean yang hampir dua periode juga berpengaruh terhadap pergerakan di bawahnya, baik itu tingkat PAC maupun PR.
Rekan Siraj menerangkan, ia tidak pasrah begitu saja melihat situasi dan kondisi pelajar NU di Pulau Bawean. Dalam kepengurusannya, ia memulai langkah dengan membuat kaderisasi formal IPNU IPPNU.
“Langkah yang sudah kami tempuh dengan mengagendakan lima kaderisasi formal Makesta. Alhamdulillah, sudah terealisasi empat Makesta,” ungkap dia dengan penuh syukur.
Menurutnya, langkah ini diambil supaya pelajar NU yang belum bergabung di organisasi IPNU IPPNU, makin tertarik. Dengan mengenalkan IPNU IPPNU diharapkan pelajar di sana bisa berkomitmen dan paham tentang pentingnya berorganisasi.
“Ada beberapa kader kami, ikut beberapa jenjang pengkaderan baik itu formal atau non formal sekaligus di tahun 2024 ini,” imbuh dia.
Ia juga mengajak beberapa kader yang ia anggap militan untuk berjuang bersama menjalankan amanah, demi menghidupkan organisasi IPNU IPPNU di Pulau Bawean.
“Ada beberapa rekan rekanita dari Bawean, ikut Makesta tahun ini, setelah itu langsung ikut Lakmud di Cerme, dan kemarin ikut Latin-Latpel di Benjeng,” tambahnya dengan penuh harap.
Penulis: Febrian Kisworo
Editor: Chidir Amirullah