MANYAR | NUGres — Perguruan Tinggi di lingkungan Pondok Pesantren Daruttaqwa Suci Manyar Gresik mengalami perubahan bentuk dari yang semula Sekolah Tinggi Agama Islam Daruttaqwa (STAIDA) menjadi Institut Agama Islam Daruttaqwa (INSIDA).
Perubahan bentuk STAIDA menjadi INSIDA Gresik ini berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 204 Tahun 2023. Informasi mengenai perubahan bentuk ini juga masif disosialisasikan kepada masyarakat luas pada Rabu (14/6/2023).
Kronik STAIDA Gresik
Mengutip situs resmi staidagresik.ac.id, STAIDA merupakan salah satu unit lembaga pendidikan yang berada dalam naungan Pondok Pesantren Daruttaqwa Suci Manyar Gresik.
Perguruan tinggi ini melengkapi catatan peristiwa sejarah berdirinya Ponpes Daruttaqwa yang mulai dirintis oleh KH Kholil (Suci) pada tahun 1932. Kala itu masyarakat lebih mengenal dengan “Pesantren Kiai Kholil”.
Hingga pada 1987 cucu KH Kholil yakni KH M Munawwar bin Adnan Kholil melanjutkan perjuangan. Ini setelah KH Munawwar berkhidmah selama 20 tahun kepada sang Guru; almaghfurlah KH Usman Al-Ishaqi, di Pondok Pesantren Jatipurwo Sawah Pulo Surabaya.
Kemudian, Kiai Munawar mendapat perintah dari gurunya; KH Usman beserta para puteranya: KH. Asrori, KH Arifin, KH Minan guna melanjutkan perjuangan KH Kholil dengan mendirikan pondok pesantren yang diberi nama Daruttaqwa di desa Suci manyar Gresik.
Sementara itu, STAIDA Gresik mulai dirintis pada tahun 1999. Perguruan tinggi ini melengkapi beberapa unit lembaga pendidikan diniyyah dan sekolah formal dari TK hingga Madrasah Aliyah.
STAIDA secara resmi mendapatkan status terdaftar dari Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Depertemen Agama Pusat Jakarta, pada Tanggal 9 Maret 2000.
Hingga Saat ini telah memiliki lima program studi yaitu: S1 Pendidikan Agama Islam (1999), S1 Program Studi Ekonomi Syari’ah (2012), S1 Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (2014), S1 Pendidikan Islam Anak Usia Dini (2014) dan S1 Psikologi Islam (2019).
Sejarah baru ditorehkan pada 2023, yakni berubahnya bentuk STAIDA menjadi INSIDA berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 204 Tahun 2023.
Ungkapan Syukur dan Komitmen INSIDA
Bersamaan dengan perubahan nama tersebut, INSIDA juga telah menambah beberapa program studi (prodi) baru serta jumlah dosen sebanyak 12 jabatan fungsional rektor dan 3 doktor. Sehingga seluruh syarat administrasi dapat memenuhi akreditasi dari sekolah tinggi menjadi institut sesuai peraturan Kementerian Keagamaan Republik Indonesia.
“Hal yang mendasari perubahan ini adalah, dinamika perkembangan pengelolaan yang ada di perguruan tinggi. Pertama penambahan program dan penambahan dosen, sehingga STAIDA sudah sangat memenuhi syarat untuk berubah nama menjadi INSIDA,” kata Rektor INSIDA Gresik Dr. A. Syifa’ul Qulub, Rabu (14/6/2023).
Perubahan bentuk dari sekolah tinggi menjadi institut, lanjut Syifa’ul Qulub, merupakan salah satu bentuk tekad dan ikhtiar istikamah manajemen perguruan tinggi dalam memberikan ketuntasan kualifikasi keilmuan, khususnya di bidang keagamaan.
Syifa’ul Qulub bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak, baik jajaran manajemen, yayasan, pengasuh Ponpes Daruttaqwa, maupun mahasiswa yang selama ini memberikan dukungan penuh, sehingga STAIDA terus berkiprah dan berkembang pesat hingga menjadi INSIDA.
“Tentu kami mengucapkan banyak terimakasih atas support yang diberikan seluruh pihak, baik jajaran manajemen perguruan tinggi, jajaran yayasan, dan para pengasuh pondok pesantren,” ucapnya.
Menjadi institut agama islam, Syifa’ul Qulub mengaku INSIDA Gresik sebagai perguruan tinggi yang telah berkiprah selama puluhan tahun, siap untuk melahirkan lebih banyak lagi lulusan-lulusan terbaik dalam berbagai bidang, khususnya di bidang keagamaan.
“Bahkan ke depan, kami berencana akan menambah program studi baru lagi. Saat ini kami tengah menyiapkan pasca sarjana,” pungkasnya.