GRESIK | NUGres – Upaya penggalian sejarah Nahdlatul Ulama di Kabupaten Gresik secara terus dilakukan oleh para pengurus di bawah kepemimpinan Rais Syuriyah PCNU Gresik KH Moh Farhan dan Ketua Tanfidziyah PCNU Gresik Dr KH Mulyadi, MM., di masa khidmat 2021 – 2026.
Yahya Muhammad, salah seorang pengurus Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN) Gresik, yang pernah mendapat mandat untuk menyusun “Sejarah NU Gresik dari Masa ke Masa”, membagikan kabar gembira, kalau dirinya baru saja mendapat salinan arsip foto mengenai kepingan Sejarah NU Gresik.
“Alhamdulillah mendapatkan salinan arsip foto selebaran Konferensi NU Cabang Gresik, dikirimkan oleh seorang kawan, pada Jum’at 3 Januari 2025, siang. Meskipun kondisi fotonya tidak beraturan, akan tetapi masih banyak informasi yang sangat menarik,” ungkapnya kepada NUGres, Jumat (3/1/2025) malam.
Dijelaskan Yahya bahwa informasi dari arsip dokumentasi ini sangat penting untuk melanjutkan ikhtiar dalam menyusun kepingan-kepingan Sejarah NU Gresik yang seperti diketahui hingga saat ini masih belum memiliki buku rujukan atau referensi induk.
“Dari arsip ini dapat diketahui bahwa Konferensi ke-5 Nahdlatul Ulama Gresik berlangsung pada tahun 1941,” tambah dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Ihyaul Ulum Dukun Gresik tersebut.
Ia juga menyampaikan, dokumentasi arsip selebaran ini ditujukan untuk seluruh pengurus Kring N.O., istilah Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama tempo dulu, di seluruh wilayah naungan NU Cabang Gresik.
“Tulisan arsip ini berawal dari penulisan; “AssalamualaikumWr.Wb. Mengabarkan pada 1 Sya’ban 1360 Hijriyah hari Ahad sampai 2 Sya’ban 1360 Hijriyah hari senin, NU cabang Gresik mengadakan kongres yang ke 5 di Watangredjo”, artinya kalau dikonversi ke Masehi maka Konferensi ke-5 NU Gresik ini berlangsung pada tanggal 24 sampai 25 Maret 1941,” jelas alumnus UGM ini.
Menyebutkan Konferensi ke-4 NU Gresik di Legowo
Lebih menarik kala Yahya juga menyampaikan kalau di dalam arsip ini juga ditemukan tulisan bahwa Konferensi ke-4 NU Gresik diselenggarakan di Legowo. Adapun Legowo di Kabupaten Gresik merujuk pada salah satu desa di Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik.
“Pada paragraf kedua selebaran itu, panitia konferensi menekankan para utusan dari sejumlah “Kring” atau pengurus Ranting NU di wilayah Gresik, sebelum menghadapi Konferensi ke-5 NU Gresik pada 24 – 25 Maret 1941 agar terlebih dulu untuk menggelar musyawarah dengan Ansor,” sambung penulis buku KH Umar Burhan sang Arsiparis NU ini.
Yahya juga mengatakan beberapa tulisan dalam arsip yang baru saja ia dapatkan ini terbaca dengan baik. Namun, terdapat beberapa bagian yang tidak dapat terbaca lantaran arsip tersebut buram dan sebagian sobek.
“Yang terbaca cukup jelas yaitu agenda-agenda dalam Konferensi ke-5 NU Gresik, rangkaian acaranya antara lain disebut poin A Pembukaan dari pimpinan, poin B Pembacaan Al-Qur’an, poin C Seruan terhadap Kring, poin D I’anah Syariah bagian tahun 41, poin E tidak dapat terbaca,” urai Yahya.
“Lalu ada empat agenda utama pada Konferensi ke-5 NU Gresik, yaitu; 1. memeriksa putusan Konferensi ke 4 di Legowo, 2. Merundingkan isi dari pasal 3 (tidak tahu bagian apa), 3. Memperbaiki susunan pengurus cabang, keempat tidak terbaca,” sambungnya.
Selebaran Mencantumkan: Usulan Kring N.O., penanggungjawab Konferensi ke-5, hingga Penulis Selebaran
Yahya Muhammad juga mengungkapkan bahwa dalam arsip tersebut terdapat sejumlah usulan atau semacam rekomendasi dari Kring N.O.
“Beberapa hal, mungkin saat ini kita menyebut sebagai rekomendasi dari sejumlah Kring di wilayah NU Gresik. Kring itu diantaranya tertulis dari Watangredjo, Geboengson, Sidomukti, Dampa’an,” lanjutnya.
Yahya juga menyampaikan bahwa dalam arsip selebaran yang ia dapatkan ini tertulis semacam penanggungjawab kegiatan Konferensi ke-5 NU Gresik tahun 1941 atas nama Pengurus Cabang Gresik, Wakil Ketua Ibrahim Tamim, dan selebaran itu ditulis oleh Nursyamsi.
“Alhamdulillah, kita menemukan kepingan sejarah NU Gresik. Saya sangat berharap ada petunjuk-petunjuk lainnya. Dari siapa pun yang selama ini juga menyimpan arsip tentang Nahdlatul Ulama di Kabupaten Gresik,” harapnya.
“Mari kita abadikan, jejak para pendahulu dengan niatan demi kemajuan NU di masa yang akan datang. Dengan segala kerendahan hati, saya memohon dukungannya,” kata Yahya, memungkasi.
Editor: Chidir Amirullah