GRESIK | NUGres – Tanggal 17 April 1960 merupakan Hari lahir (Harlah) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), di Tahun 2025 menandai usia ke-65. PMII sebuah organisasi kemahasiswaan yang telah memainkan peran penting dalam sejarah intelektual dan sosial-politik Indonesia.
Dengan semangat Ahlussunnah wal Jamaah, PMII terus meneguhkan komitmennya terhadap nilai-nilai kebangsaan, kemanusiaan, dan keadilan sosial untuk menjawab tantangan masa depan.
“Di tengah arus globalisasi dan transformasi digital yang semakin cepat, PMII dihadapkan pada tantangan baru yang membutuhkan adaptasi, inovasi, dan konsistensi dalam perjuangan,” kata M. Syaiful Adhim, yang juga Pengurus Koordinator Cabang (PKC) PMII Jawa Timur Bidang Kaderisasi, Penataan dan Pendistribusian SDM, Selasa (22/4/2025).
Menurutnya, Harlah ke-65 ini bukan hanya momentum perayaan, tetapi juga refleksi atas perjalanan panjang PMII sebagai wadah kaderisasi dan penggerak perubahan.
“Dari masa ke masa, PMII menjadi ruang dialektika antara pemikiran keislaman, keindonesiaan, dan semangat progresif kaum muda. Kini, dengan hadirnya era disrupsi digital, geopolitik yang dinamis, hingga krisis iklim dan kesenjangan sosial global, PMII perlu memperkuat kapasitas kader untuk menjawab persoalan-persoalan dunia masa kini,” terangnya.
Dalam lanjutannya, pemuda asal Gresik itu menyoroti tantangan PMII di masa depan global yang tidak menentu.
“Tantangan masa depan global tidak bisa dijawab hanya dengan retorika ideologis. PMII perlu melahirkan kader-kader yang mampu berpikir kritis, memiliki literasi teknologi dan digital, serta memahami dinamika global secara utuh. Pendidikan kader harus diarahkan untuk menciptakan pemimpin masa depan yang inklusif, berwawasan global namun tetap berakar kuat pada nilai-nilai lokal dan keislaman yang rahmatan lil ‘alamin.” tukasnya.
Ia juga menjelaskan peranan penting dan strategis kader PMII dalam menjawab problematika sosial.
“Di tengah ketegangan ideologi dan polarisasi sosial yang menguat di banyak belahan dunia, PMII memiliki peran strategis sebagai penjaga nilai moderasi, dialog antarbudaya, dan semangat kebersamaan. Ke depan, PMII tidak cukup hanya menjadi penonton perubahan, tetapi harus menjadi aktor utama yang turut membentuk arah masa depan Indonesia dan dunia,” sambung dia.
Sahabat Syaiful memberikan harapan ke depan dalam Harlah ke-65 th PMII. “Dengan semangat Harlah ke-65, mari kita kuatkan tekad untuk menjadikan PMII sebagai kekuatan transformatif, yang terus hadir memberi solusi, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan berkontribusi aktif dalam menjawab tantangan global,” pungkasnya.
Editor: Chidir Amirullah