MANYAR | NUGres – Hampir semua warga bangsa Indonesia mengisi malam Peringatan Ulang Tahun ke-77 Republik Indonesia (RI) dengan berbagai kegiatan mengekspresikan rasa syukur atas diperolehnya kemerdekaan dari penjajahan.
Tak terkecuali, seperti yang dilakukan oleh Warga RT 006 RW 018, Mutiara Pondok Permata Suci (PPS) Manyar Gresik. Mereka memadati badan jalan dengan lesehan di atas tikar serta duduk saling rapat untuk mengikuti rangkaian kenduri peringatan HUT Kemerdekaan RI.
Menariknya, kegiatan RT ini tidak sekedar merangkai dengan tasyakuran semata, melainkan juga menyuguhkan kegiatan yang edukatif dan menginspirasi. Yaitu memperkenalkan Museum Virtual Masmundari.
Museum yang mengakat Masetro Pengrajin Damar Kurung ini merupakan hasil riset yang dilakukan oleh para pegiat Yayasan Gang Sebelah. ‘Menyapa Museum Virtual Damar Kurung Masmundari’ demikian tulisan di banner refleksi kemerdekaan tersebut.
Ketua RT 006 RW 018 Mutiara PPS Drs Hendrik, atau dikenal dengan Mardi Luhung, mengatakan bila peringatan kemerdekaan menjadi nilai tambah bila terselip unsur edukasi bagi generasi penerus bangsa.
“Kebudayaan itu dimulai dari keluarga. Semuanya dimulakan dari keluarga. Termasuk budaya menggelar tasyakuran atau kenduri memperingati Kemerdekaan seperti ini, juga karena keluarga kita telah mewariskan kepada kita untuk mengenang jasa para Pahlawan dan Pejuang Kemerdekaan, dan dengan rasa kekeluargaan,” terang Pak RT, Selasa (16//8/2022) malam.
Drs Hendrik juga mengucapkan terima kasih kepada para pihak pendukung kegiatan. Ia juga mengajak warganya untuk meneladani sang Maestro Damar Kurung Gresik, Masmundari, memanfaatkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di kampung. Semua dimaksudkan untuk mewujudkan Desa Buana.
Dalam kesempatan itu, salah seorang warga Pak Bimo, dikesempatan itu juga menyatakan bila ada lahan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang telah dimanfaatkan untuk budidaya berbagai jenis tanaman oleh RT 006 Mutiara PPS.
“Monggo Siapa saja mau nanam dan mau memetik kita persilahkan. Siapa saja yang boleh memanfaatkannya,” ajak Bimo.
Di pemuncak acara pemutaran Museum Virtual Masmudari dipandu secara langsung oleh Kepala Museum Hidayatun Nikmah. Ia menjelaskan awal mula gagasan Gang Sebelah membuat museum digital beralamat www.museummasmundari.com
“Berawal dari gagasan untuk merubah citra Museum yang selama ini terkesan sepi, serem dan seterusnya, kami coba menghadirkan museum virtual ini sebagai pembelajaran alternatif, dengan animasi agar mudah ditangkap oleh pelajar serta bisa diakses oleh siapa pun dan dari mana saja,” jelasnya.
Suasana semakin akrab kala lampu penerang jalan di pemukiman itu dimatikan. Puluhan Damar Kurung hasil karya lomba menggambar anak-anak RT tersebut mengantung dan menyalakan cahaya teduh.
Kegiatan malam itu juga dimeriahkan dengan penampilan orkes anak-anak, pemutaran video pendek hasil karya para remaja di RT 006 RW, serta pembagian hadiah berbagai lomba yang sebelumnya telah digelar. Salah satunya lomba menggambar Damar Kurung.
Untuk diketahui, Damar Kurung telah menjadi Warisan Budaya tak Benda milik Kabupaten Gresik. Hanya saja masih minim diketahui bahwa melalui Masmundari Damar Kurung dikenal secara luas. (Chidir)