GRESIK | NUGres – Selain Bandeng Kawak yang jadi kekhasan olahan kuliner masyarakat Gresik saat riyoyoan Idulfitri, sebagian warga juga memajang bunga sedap malam yang juga dibelinya saat Pasar Bandeng. Aroma semerbak bunga itu, bermakna memuliakan tamu.
Namun, masih ada satu lagi kekhasan kala lebaran di Gresik bergulir. Khususnya di sejumlah wilayah Sidayu Gresik, seperti di Dusun Mojoasem Desa Ngawen, Desa Randuboto, dan sebagian desa perbatasan wilayah Sidayu.
Jika anda memiliki kerabat atau handai tolan di wilayah tersebut, akan mudah dijumpai kudapan khas renyah gurih yang disuguhkan kepada tamu dalam isian stoples.
Kudapan nomor satu itu bernama; Kerupuk Blonyo. Kudapan ini cukup fenomenal, pasalnya hanya akan rame bermunculan di Sidayu dan daerah sekitarnya saat lebaran idulfitri saja.
Sedangkan Kerupuk Blonyo termasuk salah satu hasil tangkapan nelayan Gresik pesisir utara. Warga Sidayu memiliki kepiawaian mengolah biota laut ini menjadi kerupuk dengan rasa asin, gurih dan renyah.
NUGres mendapatkan informasi kisaran harga Kerupuk Blonyo mulai Rp 160 ribu rupiah per kilogram.
Ada yang menyebut Blonyo sejenis Teripang atau Timun Laut. Selain dijadikan kerupuk, tidak sedikit warga Sidayu menjual Blonyo untuk diolah menjadi Toping Rujak Blonyo. Warga menyebut Rujak Blonyo Petis Kopang.
Rujak Blonyo Petis Kopang biasanya ditemani dengan Bonggolan. Bonggolan sendiri terbuat dari tepung kanji dan daging ikan.
Bonggolan biasa dikreasikan sebagai pengganti sendok untuk menyauk lumeran petis yang menyelimuti isian rujak.
Jadinya.. bagaimana, sudah ngiler?