Gresik | NUGres – Haul Pendiri Pondok Pesantren (PP) Qomaruddin Bungah Gresik, Kiai Haji Qomaruddin dan Nyai Kabsyah ke-265 digelar Senin (11/7/2022) di Langgar Agung kompleks PP Qomaruddin Bungah, Jalan Sampurnan Desa Bungah, Kecamatan Bungah, Gresik.
Hadir secara langsung para Kiai dan Gus yang terhubung dengan garis keturunan (zuriah) KH Qomaruddin. Mereka berasal dari Gresik hingga luar daerah. Selain itu, masyarakat setempat dan alumni PP Qomaruddin Bungah juga turut menyertai kegiatan tersebut.
Haul Mbah KH Qomaruddin dan Nyai Kabsyah ke 265 ini dimulakan dengan pembacaan Tahlil Putra, pembacaan Shalawat Nabi hingga penyajian Manakib Mbah KH Qomaruddin berdasarkan perjalan riset ilmiah yang cukup panjang.
Tak hanya itu, Panitia acara juga menayangkan Haul sang Guru dari Bupati kedua Gresik Tirtorejo, melalui siaran live streaming di kanal youtube Pondok Qomaruddin Bungah.
Adapun Pengisi acara siang itu ialah para zuriah dari KH Qomaruddin Bungah dan Nyai Kabsyah. Hal ini terlihat kala Pembagi acara membacakan secara rinci pohon silsilah setiap Pengisi acara pada masing-masing segmen acara.
Sambutan Haul Mbah KH Qomaruddin dan Nyai Kabsyah ke-265 disampaikan oleh Pengasuh PP Qomaruddin Bungah, KH Iklil Soleh bin Nyai Khadijah binti KH Ismail bin KH Soleh bin KH Abu Ishak bin Nyai Rosiyah binti KH Harun bin KH Qomaruddin.
“Haul Mbah Qomaruddin meniko secara tidak langsung kito kirim dungo nang gone Mbah Qomaruddin. Kito ngamalaken sunnahipun tiyang sepah-sepah. Lha ngamalaken sunnahe tiyang sepah-sepah niku termasuk bekti. Kulo nerusaken wadhifahe tiyang sepah,” tuturnya.
Lebih jauh Kiai Iklil berharap bila acara Haul ini menjadi sarana agar pertalian kerabat Mbah Qomaruddin terjaga dan terawat dengan baik ketersambungannya.
“Nyambung perkoro wong-wong sing disambung wong tuwo. Insya Allah Mbah Qomaruddin wekdal gesange niku nggih sering marani omahe putra-putrane. Nah panjenengan sedoyo niki kan keturunane anak-anake Mbah Qomaruddin. Lha sakniki njenengan kulo tekaaken mriki nggih berarti kulo niki nyambung perkoro sing disambung kaliyan Mbah Qomaruddin,” pungkas Kiai Iklil.
Sementara penyajian manakib KH Qomaruddin disampaikan melalui penuturan Gus Ahmad Isa bin KH Mahfudz bin KH Yaqub bin Abdurrohim bin KH Harun bin KH Qomaruddin.
Pak Isa, demikian sapaan Gus Ahmad Isa dengan sangat luwes menyajikan kepingan manakib KH Qomaruddin Bungah. Ia menyatakan ada dasar cerita mengenai perjalanan Mbah KH Qomaruddin.
“Bahwa cerito Mbah Qomaruddin meniko wonten dasar ingkang dipun tulis dening buyut kawulo, KH Abdurrahman bin Abdussalam. Manuskripe dibeto cacak kawulo. Kawulo namung disukani kopiane mawon. Tulisane niku kados kitab kuning mboten enten titik komae,” terang Pak Isa.
Dari Manuskrip ini, kata Pak Isa, terdapat beberapa kisah yang sudah tersusun dalam beberapa inti cerita. Sepuluh cerita itu di antaranya antara lain; Cerita Mbah Qomaruddin tentang Perang Pringgoboyo, Kisah Mbah Abdul Kohar dipaksa kawin dengan Putri Pringgoboyo, Janji Mbah Qomaruddin kepada Tirtorejo, Mbah Kiai Qomaruddin ditangkap Bandar Cina di Sidayu, Pertemuan Mbah Qomaruddin dengan Mbah Abdul Qohar di Brondong, dan Mbah Qomaruddin mendirikan PP Qomaruddin di seberang Bengawan Solo.
“Lha ini (kisah mengenai berdirinya Pondok Pesantren) yang bikin saya tidak bisa tidur. Saya di-WA terus. (Ada yang bertanya) kok iso 265, teko endi dalane?. Padahal yang tertulis, diukir (di gapura) bertulis 1200 Hijriyah,” ungkap Pak Isa.
Selanjutanya, Pak Isa mewedar perjalanan panjang penyusunan kembali sejarah Mbah KH Qomaruddin. Ia tidak hanya berpangku dengan manuskrip milik Kakek Buyutnya KH Abdurrahman bin Abdussalam, namun juga menjelajah dan mencari akses dokumen penting lainnya.
Diceritakan, clue data sejarah paling sangat membantu ialah bahwa Mbah KH Qomaruddin ialah Santri dari Kiai Donopuro Ponorogo. Dari petunjuk ini penelusuran berlanjut hingga ke Museum Keraton Solo sampai menulusuri data sejarah dari Leiden Belanda.
Beberapa catatan sejarah meski tidak secara langsung menyinggung nama, namun petunjuk tahun dan kondisi Bungah kala itu, turut merekonstruksi sejarah Mbah Kiai Qomaruddin.
Upaya belum berhenti ketika mendapatkan dokumen saja, berbagai upaya “men-tashih” juga dilakukan Pak Isa bersama dengan para periset dan akademisi. Hasil dari seluruh rangkaian riset ilmiah bebasis literasi tersebut ditetapkanlah Haul Mbah KH Qomaruddin dan Nyai Kabsyah ke-265. (Chidlir)