MANYAR | NUGres – Tradisi hari Raya Kupatan atau Ketupat punya hati tersendiri bagi warga Desa Suci, Kecamatan Manyar, Gresik. Pasalnya, kupatan yang digelar tepat 8 syawal, itu dikakukan dengan cara melestarikan tradisi. Yakni udik-udikan atau sebar uang.
Tradisi yang dilakukan setiap turun temurun itu, hingga kini masih lestarasi. Bahkan warga terlihat antusias sekali. Tradisi udik-udikan yang dimkasud, dimana uang pecahan Rp 2 ribu, hingga Rp 10 ribu disebar, kemudian direbutkan banyak warga.
Hal tersebut dilakukan salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gresik Khoirul Huda. Politikus dari PPP itu, mengamburkan uang ke udara, lalu direbutkan banyak warga di ganb gambus Desa Suci.
Para warga pun antusias, dari mulai kalangan anak-anak sampai orang tua. Semuanya berebut uang dari salah satu tokoh masyarakat Gresik itu. Bahkan, sebagian warga mengenakan sarung untuk menampung uang.
Anggota Komisi IV itu mengatakan, tradisi udik-udikan ini sudah menjadi traidisi budaya dalam perayaan hari raya ketupat 8 Syawal 1443 Hijriah. Sebagian masyarakat Gresik pasca sehari hari raya atau tepatnya 2 Syawal melakukan puasa Syawal.
Setelah seminggu puasa hari ini, Senin (9/5/2022) merayakan hari raya ketupat. Dengan diawali membaca doa dan tahlil di Musalla atau masjid.
“Setelah acara baca doa dan tahlil dilanjutkan odek-odekan bahasa Suci atau udik-udikan untuk menguatkan persaudaraan di kampung,” ucapnya, Senin (9/5/2022).
Dijelaskan, di Desa Suci sendiri hampir setiap rumah melakukan traidisi udik-udikan ini. Awalnya traidisi ini alat yang ditabur berupa makanan, atau kupatan. Dengan seiring berjalannya waktu dan zaman. Kini beralih ke mata uang.
“Traidisi ini sudah turun temurun sejak berpuluh-puluh tahun. Hanya saja sekitar 10 tahunan ini sudah berganti dari makanan ke mata uang,” jelasnya.
Disamping itu, gelaran udik-udikan tidak hanya uang koin saja. Namun ada juga uang kertas yang dibungkus amplop atau istilah angpao lebaran hari raya. (faiz/aam)