KEDAMEAN | NUGres – MWCNU Kedamean sukses kembali menyelenggarakan kegiatan Turba (Turun ke bawah), pada Selasa 15 Oktober 2024, dengan tuan rumah Pengurus Ranting NU (PRNU) Slempit. Kegiatan berlangsung di Masjid Jami’ Nurul Jannah Desa Slempit, Kecamatan Kedamean, Gresik.
Para pengurus MWCNU Kedamean disambut hangat oleh jajaran PRNU Slempit, pengurus Badan Otonom NU diantaranya Fatayat NU, Muslimat NU, GP Ansor, IPNU dan IPPNU Ranting NU Slempit.
Pembacaan istighosah yang dipandu oleh Ustadz Abdul Mukid selaku Wakil Sekretaris Ranting NU Slempit menjadi pembuka acara Turba MWCNU Kedamean. Disambung dengan sambutan pertama yang disampaikan oleh Ketua Tanfidziyah MWCNU Kedamean Ustadz Abdul Wahid M.Pd.
Menurut Ustadz Abdul Wahid, aktif sebagai pengurus NU bisa menjadi nikmat sekaligus sebuah amanat. Nikmatnya, ungkap dia, karena bisa memperpanjang umur sekaligus menambah keberkahan bagi keluarga.
“Juga bisa menjadi amanat karena dengan mengikuti jamiyyah ini, kita juga berkewajiban untuk merawat dan mengembangkannya,” terangnya.
Ustadz Wahid juga mengajak kepada seluruh pengurus Banom NU bahwa ketika mendapat amanah menjadi pengurus, agar supaya didasari dengan niat ibadah. Bukan malah untuk mencari kedudukan atau bahkan jabatan atau pangkat.
“Kiai Muchit Muzadi nate dawuh, ‘nek melok NU niatono noto awak ojok diniati ndelek iwak’. Kalau kita ikhlas dan bersungguh-sungguh, maka insya Allah mendapatkan barokah dalam berkeluarganya,” pesan dia.
Merawat Nahdlatul Ulama, sambung dia, bisa juga dijadikan sebagai sarana silaturahim. Oleh karena itu, melalui jamiyyah yang didirikan oleh para kiai-kiai ahli ilmu dan keramat itu pihaknya mengajak supaya saling mengerti, menghargai, memahami, dan menerima.
Tak hanya itu saja, dalam organisasi NU juga dilatih untuk menjaga kerukunan, kekompakan, dan saling memahami sesama keluarganya, walaupun risikonya menjadi omongan orang.
“Kita tetap berusaha untuk menjadi baik, kita istiqomah dan konsisten dalam menghidupi organisasi. Yadullah Ma’al Jama’ah, Allah di antara orang-orang yang berjamaah,” pesan dia.
Ditambahkannya, NU ibaratnya berperan sebagai bapak, maka semua Banom harus tegak lurus dengan bapaknya, yaitu ranting NU.
“Melalui Banom, masing-masing berusaha untuk memupuk ghirrah kepada NU, penguatan jam’iyah lewat perjuangan, Khidmah, konsolidasi dan kaderisasi itu semua upaya untuk berusaha menjaga dan merawat jam’iyah Nahdlatul ulama,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua PRNU Slempit Ustadz Lukman Hakim bersyukur karena semua Banom NU di Slempit bisa berjalan dengan kompak dan rukun.
Kendati pun tidak banyak yang ikut dalam turba kali ini, akan tetapi sudah mewakili dari setiap Banom-banom NU di tingkat ranting.
Selain itu, ia juga berterima kasih kepada MWCNU kedamean yang telah mengadakan Turba di ranting Slempit. Sehingga dapat menambah ghirrah dalam merawat dan mengembangkan NU.
Ustadz Lukman Hakim juga memohon maaf atas segenap kekurangan dari ranting Slempit sebagai tuan rumah pada kegiatan Turba MWCNU Kedamean kali ini.
Usai sambutan dilanjutkan dengan pengarahan dari Rais Syuriyah MWCNU Kedamean, KH Amirul Mukminin.
“Alhamdulillah karena diberikan kesempatan untuk bersilaturahim dalam Turba ini. Mudah-mudahan kita selalu diberikan barokah dan ma’unah dari Allah SWT serta diberikan kesehatan lahir batin,” tuturnya.
Kiai Amirul Mukminin menegaskan, kedatangan MWCNU Kedamean ke PRNU Slempit bukan dalam rangka untuk menginterogasi ranting. Namun, Turba ini sebagai ajang komunikasi dan silaturahim, termasuk merangkul sekaligus diskusi banyak hal mengenai segala macam bentuk perkhidmatan di NU.
Kiai Amirul Mukminin juga menyinggung program S3 (Sedekah Sedino Sewu) yang dicetuskan sebagai ikhtiar untuk memberdayakan dan memperkuat program yang dijalankan jamiyyah NU. “Karena bisa menjadi penunjang kemaslahatan organisasi yang kita rawat bersama,” tutupnya.
Dalam acara Turba MWCNU Kedamean ke PRNU Slempit juga dilakukan sesi diskusi tanya-jawab. Berbagai hal dikemukakan, mulai dari berbagi motivasi agar pengurus solid dan kompak dalam menjalankan program, hingga menyerap problem dan tantangan yang dihadapi di lingkungan masyarakat Desa Slempit.
Sebagaimana diketahui, Turba ini merupakan kali kedua dilaksanakan oleh MWCNU Kedamean setelah sebelumnya dengan tuan rumah PRNU Kedamean, tepatnya di Masjid Besar Darussalam Kedamean, Selasa 8 Oktober 2024, waktu lalu. Turba ini juga menjadi tindak lanjut dari Studi Tiru yang telah dilaksanakan oleh MWCNU Kedamean ke MWCNU Kedawung, Sragen, Jawa Tengah.
Penulis: Muhammad Jaka Satria
Editor: Febrian Kisworo