CERME | NUGres – Kaderisasi merupakan hal paling esensial dalam sebuah organisasi. Sebab, hal ini menjadi inti dari keberlanjutan serta keberlangsungan berjalannya organisasi di masa mendatang.
Jumlah anggota memang penting, namun tidak bisa dijadikan sebagai patokan dalam organisasi. Sehingga, tujuan utama dari organisasi bukan hanya sekadar melakukan perekrutan belaka tanpa adanya pembibitan Sumber Daya Manusia di dalamnya, terlebih untuk mencetak pemimpin yant harus dipersiapkan.
Seperti yang dilakukan oleh PAC IPNU-IPPNU Kecamatan Cerme dengan mengadakan pelatihan publik speaking yang diadakan di Balai Desa Wedani, Kecamatan Cerme, Minggu (16/7/2023).
Kegiatan ini merupakan upaya tindak lanjut seusai melaksanakan kegiatan Makesta (Masa Kesetiaan Anggota) beberapa waktu yang lalu.
“Kegiatan ini sebagai upaya dan ikhtiar kita untuk mencetak kader IPNU IPPNU dengan mengutamakan kualitas melalui pelatihan publik speaking,” kata Ketua PAC IPNU Cerme Abdur Rahman kepada NUGres.
Ditambahkan, kegiatan ini memang sudah direncanakan sejak awal setelah mengadakan Makesta, khususnya di PAC IPNU-IPPNU Cerme. Meski begitu, sebanyak 25 peserta yang mengikuti juga ada yang berasal dari luar PAC IPNU IPPNU Cerme.
“Utamanya memunculkan kader-kader yang mampu berdaya saing dengan tidak melupakan nilai-nilai kebermanfaatan dan maslahat bagi masyarakat,” tambah dia.
Sementara itu, pemateri public speaking Luisita Khadlrotul Masyhuroh mengatakan, melalui kegiatan ini dia berharap agar rekan dan rekanita khususnya PAC IPNU IPPNU Cerme bisa menerapkan teori yang sudah dipelajari pada hari ini tadi.
Rekanita Luisita, sapaan akrabnya, merupakan Wakil Ketua II PAC IPPNU Ujungpangkah. Diketahui, rekanita satu ini pernah menjadi Duta Public Speaking Unesa 2019.
“Public speaking itu penting, jadi harapan saya untuk teman-teman PAC IPNU-IPPNU Cerme bisa mengimplementasikan atau menerapkan dari teori tersebut,” jelas dia.
Menurutnya, public speaking adalah hal penting yang perlu dikuasai. Bahkan, materi ini tidak terbatas soal MC formal maupun non formal, melainkan juga bagian dari ilmu komunikasi yang tidak lepas dari kehidupan sehari-hari dalam bersosial masyarakat.
“Karena, teori tanpa praktik itu nol. Dan, praktik tanpa teori itu omong kosong. Saya harap, semua rekan-rekanita bisa menerapkan teori-teori tersebut,” pungkas dia.