GRESIK | NUGres – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), telah mensosialisasikan Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKM-NU) untuk wilayah Provinsi Jawa Timur.
Dikutip dari keterangan sosial media instagram tvnu.id, sosialisasi ini untuk memberikan gambaran kerja GKMNU, satuan tugas nasional (Satgas) GKMNU, pengorganisasian GKMNU dan rencana kerja GKMNU. Selain agenda sosialisasi tersebut, terdapat pula arahan pembentukan satuan tugas wilayah dan cabang NU.
Lebih dari 100 peserta hadir dalam sosialisasi tersebut. Terdiri dari pimpinan Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang dan Badan Otonom Ansor, yakni Muslimat, Fatayat, IPNU dan IPPNU se-wilayah Jawa Timur, serta pimpinan Lembaga Kesejahteraan Keluarga (LKK) PWNU Jawa Timur.
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menjelaskan bahwa program ini memiliki skala kerja yang besar. Gerakan ini, jelas Gus Yahya, akan dikerjakan dengan berbagai setakeholder baik dari instansi pemerintahan (public sector) seperti kementerian dan lembaga, maupun dengan institusi swasta (private sector).
“Seperti Program Ketahanan Keluarga kerjasama kemenag saat ini, hanyalah sebagian dari kerja besar GKMNU. Nanti akan ada program lainnya yang dikerjasamakan dengan kementerian dan lembaga pemerintah dan juga dengan pihak swasta,” jelas Ketum PBNU.
Gus Yahya menyampaikan, program yang dikelola oleh GKMNU memiliki sejumlah dimensi seperti pendidikan, kesehatan, wirausaha, dan seterusnya. Sehingga patner program dari GKMNU akan sangat beragam mulai dari Kemenag, Kementerian UMKM, Kemenkes, dan kementerian lain yang relevan terhadap GKMNU.
Tujuan dari program tersebut adalah untuk menghadirkan manfaat keberadaan NU di kalangan warga NU. “Semua (program) itu, kita salurkan dalam koridor GKMNU, untuk menciptakan dampak nyata dalam hidup nyata masyarakat Nahdliyyin,” sambung Gus Yahya.
Namun demikian, lanjut Gus Yahya keseluruhan program ini memiliki prasyarat yakni terbentuknya struktur kerja yang masif dari pengurus NU di level pusat hingga struktur NU di level paling bawah yakni Majelis Wakil Cabang (MWC). Sebab hanya dengan itulah program yang demikian banyak dengan skala nasional dapat berjalan sehingga dirasakan kemanfaatannya dalam masyarakat NU.
Sementara GKMNU ini sendiri hanya salah satu kegiatan dari satu paket agenda PBNU dengan tujuan dan sasaran spesifik lain. Di samping GKMNU ini ada agenda verifikasi dan validasi pengurus di MWCNU dan ranting. Ada juga program kaderisasi PBNU. Ini semua akan bersentuhan dengan kepengurusan NU di level ranting. Sehingga, GKMNU akan membentuk struktur mulai dari level pusat, wilayah, cabang dan MWC. Struktur ini akan dibentuk, lanjut Gus Yahya, untuk memastikan kerja program berjalan dengan baik.
Dalam perjalanannya, Gus Yahya meyakini bahwa program yang digerakkan GKMNU dini juga akan menjadikan kerja-kerja NU di level cabang lebih koheren dan berkesinambungan. Karena hanya dengan itu, gerakan besar NU akan secara simultan dirasakan masyarakat NU.
Desain program, struktur kerja yang diperlukan, serta visi GKMNU ini merupakan ikhtiar Gus Yahya dalam melakukan refleksi mendalam atas cita-cita para pendiri atau muassis Nahdlatul Ulama dalam membentuk NU pada satu abad lalu.
“Ini semua hasil dari upaya kita untuk melakukan penyelaman terhadap cara berpikir para muassis NU untuk bisa memahami kenapa beliau-beliau mendirikan NU. Apa yang menjadi pemikiran para muassis NU? Kita semua bertanggung jawab atas cita-cita muassis,” pungkasnya.
Diketahui, hadir dalam kegiatan sosialisasi GKMNU oleh PBNU ini yakni Ketua PCNU Gresik Drs KH Mulyadi, MM., dan Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Gresik, Abdul Rokhim, M.Pd.I.
“Ya, saya hadir bersama Kiai Mul (Ketua PCNU Gresik). Selanjutnya, proses pembentukan (Satgas GKMNU) untuk Gresik,” kata Abdul Rokhim, singkat.