Bagi warga Madura saat itu, setiap persoalan yang memilukan selalu ditanyakan ulama’, khususnya kepada sosok panutan Syaikhona Kholil Bangkalan. Walaupun dikenal luas di penjuru Nusantara, tapi Syaikhona Kholil tetap sangat dekat dengan masyarakat kecil. Tamunya bukan saja para ulama’, tapi juga masyarakat bawah dengan berbagai persoalan klasiknya.
Saat itu, ada tamu datang di rumah Syaikhona Kholil. Tamunya murung, sedih sekali. Ternyata, di dalam hati terselimuti kesedihan akibat sapinya hilang. Pencuri saat itu baru marak, banyak sekali barang milik warga kampung dicuri. Kesedihan itulah yang dibawanya kepada Syaikhona Kholil agar mendapatkan petunjuk dan ketenangan batin.
“Kiai, sapi saya hilang. Saya sangat sedih. Bagaimana ini kiai. Saya ingin sapi itu bisa ditemukan,” katanya dengan penuh kesedihan.
Mendengar perkataan yang penuh kesedihan itu, Syaikhona Kholil akhirnya memberikan boklat atau obat pembersih perut. Syaikhona Kholil menyuruh orang itu untuk meminumnya.
Orang itu ragu, bahkan sangat ragu. Karena baru saja menjelaskan kondisi sapinya yang hilang, kok malah dikasih obat pembersih perut.
“Kiai ini gimana ya. Saya minta tolong terkait sapi yang hilang, kok malah dikasih obat pembersih perut. Gak nyambung ini, kyai,” gumamnya dalam hati.
Tapi karena perintah Syaikhona Kholil, orang itu tak bisa berkutik, akhirnya obat itu diminumnya dengan hati yang ragu dan was-was. Syaikhona Kholil langsung menyuruh pulang setelah obat itu diminumnya.
Sepanjang perjalanan pulang, hatinya terus diliputi keraguan dan kebingungan, sampai akhirnya rasa sakit gak bisa ditahan ingin buang angin besar (BAB). Beruntungnya, di dekatnya ada sungai. Maka, larilah orang itu ke sungai untuk hajat buang air besar.
Alangkah kagetnya orang itu, di tepi sungai hendak buang air besar, tapi malah melihat sapinya yang hilang. Sapinya tertambat di bawah pohon dekat sungai itu. Saking gembiranya, orang tersebut langsung lari untuk memastikan sapinya benar-benar sudah ketemu. Dia sampai lupa kalau sedang menahan rasa sakit ingin buang air besar.
“Alhamdulillah, akhirnya benar-benar ketemu,” katanya.
“Ini berkah dari Syaikhona Kholil yang sudah ngasih saya obat pembersih perut. Terima kasih, kiai,” gumamnya dalam hati penuh syukur.
Itulah sosok Syaikhona Kholil Bangkalan. Banyak masyarakat merasakan karomahnya di luar dugaan, bahkan sering tidak nyambung dengan persoalan yang dihadapi, tapi terbukti nyata karomahnya. Semoga berkah selalu mengalir kepada kita semua. Amiiiiin.
Dikutip dari sumber media online https://bangkitmedia.com/