KEBOMAS | NUGres – Besarnya minat peserta dalam seminar dan bedah buku Fiqh Jenazah An-Nahdliyah dan 100 Hujjah Aswaja karya KH. M. Ma’ruf Khozin, membuktikan suksesnya acara.
Digelar oleh Lembaga Takmir Masjid Nadhlatul Ulama (LTMNU) Cabang Gresik begitu besar yang awalnya pendaftar hanya 68 orang tapi menjelang penutupan peserta bertambah menjadi 100 lebih sehingga melebihi kapasitas Aula yang ditempati.
Kegiatan ini digelar Aula Islamic Center Masjid Agung Maulana Malik Ibrahim Gresik. Ahad (28/5/202) dan dihadiri langsung oleh penulis KH. M. Ma’ruf Khozin Ketua Aswaja Center PWNU Jawa Timur.
Ketua PC. LTMNU Gresik H. Nasichun Amin menyampaikan, tingginya animo peserta ini membuktikan bahwa warga nahdliyin sebenarnya sangat haus akan wawasan keilmuan yang terkait kehidupan sehari hari salah satunya adalah merawat jenazah.
“Kami berharap semua masjid milik warga NU harus mempunyai tenaga ahli yang bisa memberikan bimbangan kepada masyarakat dan bahkan lingkup keluarga di sekitarnya terkait fiqih jenazah dan cara merawat janazah,”
Ia juga tengah merencanakan program kelanjutan yakni bekerjasama dengan MUI untuk melatih para takmir masjid dalam memberikan pelatihan para jamaah masjid dan keluarganya dalam merawat jenazah atau mengadakan TOT.
Sementara dalam kesempatannya, narasumber Kiai Ma’ruf memberikan penjelasan terkait perihal menjelang kematian, cara memandikan jenazah, mengkafani, menyalati, mengubur jenazah hingga membagikan amaliah-amaliah setelah kematian.
Sedangkan terkait buku 100 Hujjah Aswaja Kiai Ma’ruf menyampaikan Nabi Muhammad SAW membawa tiga ajaran, Akidah (Iman), Fikih dan Akhlak (Tasawuf), sejak masa para mujtahid dan diteruskan oleh para pengikut Ahlusunah wal jamaah dalam empat madzhab sudah diamalkan oleh ratusan juta umat islam diberbagai negara.
“Lalu tiba-tiba ada sekelompok dari umat islam yang membawa slogan bid’ah dan syirik. Amaliah yang sudah mendarah daging bagi mayoritas muslim ini pun disalahkan semuanya. Namun alhamdulillah dari ulama aswaja tidak pernah kekurangan pakar dalam membela amalan-amalan yang dituduhkan bid’ah dan syirik,” tambahnya.
Diskusi semakin seru ketika memasuki sesi tanya jawab. Setelah pemaparan oleh pembicara, diberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya, peserta nampak antusias dalam menyampaikan pertanyaannya.