UJUNGPANGKAH | NUGres – Upaya untuk lebih mendekatkan jamaah kepada jamiyyah, dilakukan oleh Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Ujungpangkah, Gresik.
Salah satu cara yang ditempuh MWCNU Ujungpangkah yakni melakukan pemekaran Ranting NU dalam naungannya.
Bahkan menjelang Harlah ke 101 NU, Ketua MWCNU Ujungpangkah Gus Nafisul Atho’ telah merampungkan rangkaian pembekalan terhadap calon pengurus Ranting NU yang akan dibentuk.
Rencana penambahan jumlah Ranting NU di Wakil Cabang NU Ujungpangkah ini jadi keniscayaan, seiring dengan penduduk yang kian padat.
“Kepadatan penduduk di satu desa membuat sejumlah kader NU berharap serta mengusulkan berdirinya penambahan ranting NU,” tutur Gus Atho’ pada Kamis (8/2/2024).
Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ihsan Ujungpangkah Gresik itu menyontohkan seperti yang terjadi di Ranting NU Banyuurip, yang kini terdapat sekira 6 ribu Nahdliyin tersebar di 5 dusun.
“Sebelumnya, di Desa Banyuurip ini ada dua Ranting NU yaitu Ranting Bangsalsari dan Banyuurip. Nah, karena Ranting NU Banyuurip ini sudah habis masa khidmatnya, maka kita mekarkan menjadi empat ranting NU yakni Ranting NU Mulyosari, Banyulegi, Bondot, dan Kaklak (Banyuurip),” jelasnya.
Lebih lanjut, dengan pembentukan empat ranting tersebut, nantinya MWCNU Ujungpangkah dari yang semula memiliki 18 Ranting NU maka bertambah menjadi 21 Ranting NU.
“Dengan penambahan Ranting di Wakil Cabang NU Ujungpangkah ini tentu saja membuat jajaran MWCNU Ujungpangkah kerjanya harus lebih serius,” harapnya.
Sebagai informasi, MWCNU Ujungpangkah juga bakal menambah beberapa Ranting NU di desa lainnya, tentunya setelah melalui proses pemetaan dan kajian berdasarkan kepadatan penduduk.
“Dengan spirit Harlah ke 101 kita menata jamiyyah dan jamaah. Selain melakukan pemekaran, bagi Ranting NU yang kurang efektif kita evaluasi,” pungkasnya.
Editor: Chidir Amirullah