GRESIK | NUGres – Sosok Diaz Nawaksara semakin dikenal luas di kalangan warga NU. Lelaki yang tinggal di Desa Dagan Solokuro Lamongan Jawa Timur ini, kerap menghadiri berbagai kegiatan pelatihan dan pengkaderan untuk menjadi narasumber seputar Sejarah Islam Nusantara. Baik kegiatan lembaga dan badan otonom NU di berbagai daerah, Gresik salah satunya.
Belakangan potret ahli aksara nusantara ini semakin banyak tersebar di internet, terlebih lagi pasca NU Online mewartakan Pameran Komite Hijaz yang bakal digelar oleh LESBUMI dan LTN PBNU pada 5 – 6 Februari mendatang di Surabaya dan Jombang.
Tidak hanya itu, Diaz Nawaksara juga nampak memberikan sebuah narasi pada tayangan video yang diunggah pada kanal youtube portal berita NU tersebut. Dalam teaser video Pameran Komite Hijaz tayang pada 30 Januari 2023 itu, nampak pula Ketua Lesbumi PBNU, Kiai M. Jadul Maula dan tim.
Saat NUGres berkesempatan menghubungi Didin Ahmad Zaenudin yang ternyata menjadi singkatan nama depan dari Di.A.Z Nawaksara, pada Kamis (2/2/2023) malam, ia lantas menceritakan bahwa Pameran Komite Hijaz diinisiasi oleh LESBUMI dan LTN NU dengan sumber kuratorial dari buku Komite Hijaz yang sedang digarapnya.
“Alhamdulillah, walaupun buku Komite Hijaz yang kami kerjakan masih dalam proses, tapi data-data pendukungnya berupa dokumen dan foto-foto bersejarah sudah bisa turut andil dalam kegiatan menyambut Harlah 1 Abad NU melalui pameran yang diinisiasi oleh Lesbumi dan LTN,” katanya.
Ditambahkan aktivis sekaligus periset yang pernah menjadi pengurus Lesbumi PBNU periode 2015 – 2020 yang kala itu diketuai Almarhum Almaghfurlah K.Ng.H. Agus Sunyoto ini, bahwa Pameran Komite Hijaz akan menjadi bagian yang tidak kalah penting dalam semarak Harlah 1 Abad NU.
“Kisah tentang Komite Hijaz memang bukan barang baru dalam catatan sejarah Nahdlatul Ulama, namun keberadaan dan keberlangsungan komite tersebut masih belum banyak dibicarakan, padahal jejak perjalanannya terekam jelas di dalam dokumen resmi Nahdlatul Ulama yakni majalah Swara Nahdlatoel Oelama (S.N.O). Nah, kami coba mengangkat catatan-catatan itu melalui buku dan pameran Komite Hijaz yang akan berlangsung besok,” sambungnya.
Pada Pameran Komite Hijaz, pengunjung akan mendapatkan suguhan sejumlah bukti-bukti sejarah perjalanan komite Hijaz mulai dari foto-foto, dokumen, peta perjalanan, bahkan jadwal keberangkatan kapal yang ditumpangi utusan Komite Hijaz.
“Dari perjalanan Komite Hijaz kita bisa melihat bagaimana Nahdlatul Ulama melalui utusannya yakni KH Abdulwahhab Chasbullah dan Syeikh Ghanaim Al-amir telah bertekad keras untuk menjaga keberlangsungan Ahlussunnah dan Ahlul Mazhab di dalam dunia Islam, khususnya di tanah Hijaz,” terangnya.
Diaz juga menjelaskan bahwa sejarah berdirinya Nahdlatul Ulama memang tidak bisa lepas dari adanya Komite Hijaz. Namun sejarah mengenai komite Hijaz sendiri masih belum banyak dibicarkan. Melalui pameran ini diharapkan sejarah Nahdlatul Ulama semakin terang dan kisa-kisah didalamnya bisa dipetik untuk teladan warga nahdliyyin hari ini.
“Setalah satu abad perjalanannya, kami santri Nahdlatul Ulama mencoba mengangkat catatan perjalanan Komite Hijaz ke permukaan melalui Buku dan Pameran, dengan harapan pengabdian dan khidmat kami mendapat berkah dan semangat baru dalam menghadapi Abad ke-2 Nahdlatul Ulama,” pungkasnya. (HO/Chidir)