GRESIK | NUGres – Pelantikan Pimpinan Wilayah Fatayat Nahdlatul Ulama Jawa Timur (PW Fatayat NU Jatim) masa khidmat 2024 – 2029, berlangsung pada Sabtu (7/12/2024) di Surabaya, Jawa Timur.
Pelantikan PW Fatayat NU Jatim 2024 – 2029 ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting diantaranya Ketua Umum PP Fatayat NU Hj Margaret Aliyah Maimunah, Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim KH Abdul Hakim Mahfudz, Nyai Hj Lelli Lailiyah Hakim, Nyai Hj Munjidah Wahab, Ketua PW Muslimat NU Jatim Nyai Hj Masruroh Wahid.
Kemudian, Gubernur Jatim terpilih Hj Khofifah Indar Parawansa yang sekaligus Ketua Umum PP Muslimat NU, Ketua DPRD Provinsi Jatim, Kepala Kanwil Kemenag Jatim, Kepala Dinsos Jatim, jajaran Forkopimda Provinsi Jatim, PW GP Ansor Jatim, PW IPNU IPNU Jawa Timur, PC Fatayat NU Jawa Timur serta keluarga Muassis Fatayat NU.
Usai dilantik bersama jajaran struktur PW Fatayat NU Jatim untuk periode 2024 – 2029, Ketua PW Fatayat NU Jatim Siti Maulidah menyapa para tokoh yang hadir dalam pelantikan yang kali ini mengusung tema “Sinergi Bersama Memperkuat Harokah Menuju Masyarakat Berdaya”.
Melanjutkan Estafet Program Terintegrasi, Tis’u Himmat
“Perjuangan kami ke depan tidaklah lepas dari hasil cerita juang dari periode-periode sebelumnya,” ujar Siti Maulidah, seperti dalam arsip Youtube PW Fatayat NU Jatim diakses NUGres, pada Ahad (8/12/2024).
Siti Maulidah mengungkap warisan dari para pimpinan Fatayat NU di Jawa Timur terdahulu seperti Hymne Fatayat NU, Batik Fatayat NU, juga jaringan stakeholder dan NGO, hingga menggerakkan mesin organisasi dalam program Tis’u Himmat demi meneguhkan kualitas kader, dan sumberdaya manusia serta eksitensi organisasi Fatayat NU Jawa Timur agar tidak eksklusif dan membumi di tengah-tengah masyarakat.
“Kami bukan siapa-siapa dan masih belum melakukan apa-apa, tapi satu hal yang pasti, kami mohon arahan, nasihat, bimbingan dan doanya untuk senantiasa mengiringi langkah kami dalam perjuangan di Fatayat ini,” harapnya.
Siti Maulidah juga bilang bahwa visi akan bermakna ketika terimplementasi, membumi dalam sebuah gerakan yang tampak dengan bentuk serta aksi nyata. Ia juga bakal melanjutkan program yang diinisiasi sebelumnya, yakni desain terintegrasi Tis’u Himmat atau 9 program Fatayat NU Jawa Timur, yang bakal mendorong kader Fatayat NU sebagai penggerak desa di seluruh Jawa Timur.
Ketua PWNU Jatim, Ajak Fatayat NU Perkuat Ukhuwah
Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur KH Abdul Hakim Mahfudz dalam kesempatannya mengucapkan selamat atas pelantikan pengurus PW Fatayat NU Jawa Timur masa khidmat 2024 – 2029. Ia berharap nantinya Fatayat NU sebagai keluarga besar Nahdlatul Ulama dapat turut memperkuat ukhuwah sebagai landasan mewujudkan masyarakat berdaya.
Ukhuwah ini, menurut Gus Kikin, demikian sapaan akrab Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim ini, seturut dengan tema pelantikan yang dicitakan, yaitu “Sinergi Bersama Memperkuat Harokah Menuju Masyarakat Berdaya”.
Gus Kikin juga membedah bahwa terdapat dua hal yang melingkupi diri kita sebagai seorang warga, pertama sebagai warga negara dan yang kedua ialah sebagai warga bangsa.
“Sebagai warga bangsa kewajibanya adalah menjaga harmoni di dalam masyarakat,” tutur pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur ini.
Selain itu Gus Kikin juga tidak lupa mengapresiasi pengurus sebelumnya yang telah mempersembahkan dedikasinya. Menurut Gus Kikin, PW Fatayat NU Jawa Timur yang dengan niat ikhlas, tulus dan tidak digaji, namun telah hadir di tengah masyarakat memberikan manfaat, demi meneruskan khidmat perjuangan dan cita-cita para Muassis Nahdlatul Ulama.
Ketum PP Fatayat NU: Konbes Fatayat Digdaya
Ketua Umum PP Fatayat NU, Hj Margaret Aliyah Maimunah, mengucapkan selamat kepada jajaran pengurus yang secara resmi mendapat amanah sebagai Pimpinan Wilayah Fatayat NU Provinsi Jawa Timur untuk masa khidmat 2024 – 2029.
“Seperti yang tadi saya sampaikan, di akhir setelah memimpin pembacaan naskah ikrar pelantikan, saya menyampaikan bahwa kami semua yang tadi mendengarkan sahabat-sahabat membaca naskah ikrar pelantikan, menunggu sahabat-sahabat pengurus yang baru saja dilantik bisa membawa Fatayat NU Jawa Timur ini lebih kuat dan lebih maju daripada yang sebelum-sebelumnya,” tuturnya.
Ketum PP Fatayat NU ini juga menyinggung bahwa hari ini visi bersama Fatayat NU yaitu “Menguat Bersama Maju Bersama untuk Perempuan Indonesia dan Peradaban Dunia”. Visi yang diuraikannya memiliki 3 (tiga) pilar atau indikator. Antara lain; penguatan kelembagaan organisasi Fatayat NU, penguatan kaderisasi, dan penguatan program kerja dengan beberapa indikator.
“Terkhusus untuk pilar pertama, untuk sahabat-sahabat di Provinsi Jawa Timur adalah bagaimana membawa penguatan kelembagaan lebih maju. Kita bersiap menuju Fatayat Digdaya. Salah satu indikatornya adalah memanfaatkan digitalisasi,” tandasnya.
Ia juga melaporkan saat ini Fatayat NU memiliki PCI (Pimpinan Cabang Internasional) Fatayat NU di 18 Negara, PW Fatayat NU hari ini 37 dari tiga bulan lalu 34, dengan penambahan PW Fatayat NU Provinsi Papua Selatan, Papua Tengah, Papua Barat Daya.
Lebih lanjut, Ketum PP Fatayat NU dalam kesempatan itu juga menyosialisasikan bahwa tengah mempersiapkan Konferensi Besar (Konbes) dengan agenda penguatan organisasi menuju Fatayat NU Digdaya salah satunya pemanfaatan digitalisasi.
Upaya menuju organisasi digdaya ini, sambung Hj Margaret, akan dilakukan usaha menguatkan lembaga-lembaga naungan Fatayat NU. Mulai dari Koperasi Yasmin, Fordaf (Forum Dai’yah Fatayat), IHF (Ikatan Hafidzah Fatayat), LKP3A (Lembaga Konsultasi untuk Perempuan dan Anak Korban Kekerasan).
Selanjutnya, lembaga percepatan kaderisasi yakni Lembaga Bahtsul Masail Fatayat, dan Lembaga Media Informasi. Sementara Garda Fatayat ini sudah dilaunching sudah dari sejak periode yang lalu.
“Kami di tingkat pimpinan pusat masih merasa bahwa keberadaan lembaga-lembaga ini belum bisa seiring sejalan dalam satu tarikan mulai dari kepengurus di tingkat pusat, wilayah maupun cabang, juga kaitannya dengan fokus masing-masing lembaga, maka dalam penyelenggaraan konferensi besar Fatayat NU, kami akan menuntaskan upaya penguatan lembaga Fatayat NU,” tandasnya.
Hj Margaret juga menyebut bahwa Konbes Fatayat NU dalam waktu dekat juga bakal merespons isu terkini, seperti kasus kekerasan seksual, kekerasan di pondok pesantren, yang memerlukan penguatan LKP3A untuk bersinergi dalam satu arah pimpinan pusat, wilayah dan pimpinan cabang.
Peluncuran Garda Fatayat NU Jawa Timur
Dalam pelantikan ini juga diperkenalkan Garfa (Garda Fatayat NU) Jawa Timur. Peletakan bendera Garfa secara serentak dilakukan oleh Ketua PWNU Jatim KH Abdul Hakim Mahfudz, Gubernur Jatim terpilih Hj Khofifah Indar Parawansa, Ketum PP Fatayat NU Hj Margaret Aliyatul Maimunah, dan Ketua PW Fatayat NU Jatim Siti Maulidah. Peletakan bendera ini sekaligus menandai hadirnya Garfa di Jawa Timur.
Selain itu, profil Garfa turut diperkenalkan. Garfa berdiri pada 3 Februari 2019 di Dusun Songko Desa Sariharjo Kecamatan Imogiri Bantul Yogjakarta, dan diresmikan secara Nasional pada 25 Oktober 2019 di Kantor PBNU.
Sebagai kembaga naungan Fatayat NU, Garfa memiliki fungsi sebagai wadah pengembangan kaderisasi tanggap darurat, pengamanan, keprotokoleran, dan katalisator yang bersifat kerelawanan.
Garfa memiliki visi antara lain; Menciptakan masyarakat yang inklusif, sejahtera, toleran, harmoni, sigap menghadapi perubahan dan anti kekerasan, serta mewujudkan Baldatun Thoyyibatun Warobbun Ghofur, melalui program sosial-kemanusiaan.
Kader Fatayat NU Gresik Masuk Struktur
Bagi kader Fatayat NU Gresik, terdapat hal yang menarik. Karena salah satu kader Fatayat NU yang turut dilantik yakni Hj Uswatun Hasanah M.Pd. Ia merupakan Sekretaris Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Gresik 2019 – 2024, yang diketahui baru saja demisioner.
Kepada NUGres, sahabat Uswah demikian ia biasa disapa di Fatayat NU, mengungkapkan bersyukur dan merasa terhormat mendapatkan amanah yang telah diberikan kepada dirinya sebagai bagian dari pengurus PW Fatayat NU Jawa Timur.
“Ini merupakan kehormatan sekaligus tanggung jawab besar yang akan kami emban dengan sepenuh hati. Kami percaya bahwa sinergi dan kolaborasi antara seluruh tingkatan pengurus, mulai dari pusat hingga cabang, akan menjadi kekuatan utama dalam memperkokoh peran Fatayat NU sebagai motor penggerak pemberdayaan perempuan di berbagai bidang, khususnya di Jawa Timur,” ucapnya.
Ia juga berkomitmen untuk menjaga amanah ini dengan penuh integritas, bekerja keras dalam memperjuangkan nilai-nilai organisasi, serta terus mengabdi untuk umat, bangsa, dan negara sesuai dengan visi dan misi Fatayat NU.
“Akhir kata, mohon doa dan dukungan dari seluruh pihak agar dapat menjalankan tugas ini dengan sebaik-baiknya. Semoga Allah Swt senantiasa membimbing langkah kami dalam membawa manfaat bagi masyarakat dan kemaslahatan bersama. Amin,” pungkasnya.
Editor: Chidir Amirullah