UJUNGPANGKAH | NUGres – Menyambut Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke 77 Pondok Pesantren (PP) Sunan Drajat Sumber Terang Desa Bolo Ujungpangkah Gresik menggandeng Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia Nahdlatul Ulama (LESBUMI NU) Cabang Gresik. Warga desa tersebut nampak menikmati berbagai penampilan seni nusantara, Minggu (15/8/2022).
Gelaran yang bejuluk Parade Seni Nusantara dan Ngaji Sejarah Desa Bolo berhasil menarik perhatian dan menghibur warga. Ibu-ibu dengan membaww anak-anaknya tampak sangat menikmati penampilan kesenian nusantara diantaranya Seni Tongklek, Barongsai, hingga Reog. Mereka bahkan mengikuti kirab keliling desa yang tersohor dengan budidaya jeruk dan hasil tani lainnya.
Pemangku PP Sunan Drajat Sumber Terang Kiai Ahmad Jakfar Ghoni, mengatakan kegiatan perdana dengan menggandeng LESBUMI NU Gresik ini juga selain berbagi kebahagiaan dalam rangka memperingati HUT RI juga untuk memberikan nilai tambah wawasan akan kisah luhur Desa Bolo di masa silam.
“Ketika kami bertemu dengan Pengurus Lesbumi NU Gresik kami sepakat untuk meneruskan ngaji sejarah yang sudah dimulai oleh KH Agus Sunyoto. Beberapa Desa seperti Sambipondok, Ketapanglor dan masih banyak lagi, Kini gilirannya Desa Bolo,” tutur Kiai Ghoni yang enggan disebut alumni pesantren. Ia lebih rela disebut Santri seumur hidupnya KH Ghofur.
Ditambahkan, Ketua Yayasan PP Sunan Drajat Sumber Terang Abdul Halim, bila event malam itu sekaligus sebagai ruang untuk mensosialisasikan bahwa pesantren yang berdiri sejak 2018 ini akan membuka jenjang pendidikan.
“Sekaligus pada kesempatan yang baik ini kami ingin menyampaikan kabar gembira untuk warga Bolo dan Gresik secara umum yakni tahun depan, diSMK bidang konsentrasi pengembangan pertanian,” kata Abdul Halim yang juga Kepala Desa Sekapuk.
Menjelang ngaji sejarah yang diwedar oleh Budayawan Diaz Nawaksara, Kepala Desa Bolo Ihsanul Hakim, menyambut baik inisiatif PP Sunan Drajat Sumber Terang dan Lesbumi NU Gresik terkait gelaran malam ini.
“Teringat pidato Soekarno 1966, jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Dalu niki Pondok Pesantren Sunan Drajat Sumber Terang ten Deso Bolo telah mewujudkan pesan tersebut,” tandasnya.
Lebih lanjut, Ngaji sejarah desa dibuka dengan sajian Shalawat Mahalul Qiyam dengan menggunakan gending dan rebana binaan salah satu anggota divisi musik LESBUMI NU Gresik.
Setelah menyapa Kanjeng Nabi Muhammad SAW melalui shalawatan, giliran Mocopat Serat Wedhatama oleh Ki Marmo Sabdotomo. Mengawali wedaran sejarah Desa Bolo, Diaz Nawaksara Pegiat aksara nusantara dan kurator naskah kuno, menjelaskan hasil penelusuran dari Desa Bolo.
Menurut Gus Didin sapaan akrab Diaz Nawaksara, membuka sejarah asal kata Desa Bolo berasa dari kata ‘Bala’ yang berarti pasukan/prajurit. Ia juga menyampaikan kajian historiografinya bila cikal bakal Desa Bolo pada masa lalu ini bukan Hindu-Budha melainkan para pasukan yang terhubung dengan Kanjeng Sepuh Sidayu.
“Niki minongko pambuko mawon nggih. Cek tyang bolo niki mboten penasaran nemen-nemen, dalu niki kito buka sakedik,” tutur pria yang kerap mendampingi Almaghfurlah KH Agus Sunyoto ngaji sejarah di sejumlah desa wilayah pesisir utara Gresik ini.
Kepada warga yang khidmat mendengar penuturan sejarah ini, Gus Didin menyisipkan welingannya, bahwa mempelajari sejarah tanpa ada refleksi akan tiwas saja alias percuma. Menurutnya, sejarah untuk menggali diri hingga semakin memperkuat koneksi kepada Allah SWT.
“Man ‘Arofa Nafsahu Faqod ‘Arofa Robbahu, siapa diri kita itu bagian dari ikhtiar kita untuk semakin mengenal Allah Subhanahu wa ta’ala,” tandas.
Sementara itu, nampak hadir dalam semarak HUT RI 77 Parade Seni Nusantara dan Ngaji Sejarah Desa Bolo antara lain Ketua MWC NU Ujungpangkah KH Nafisul Atho’, para Kiai beserta Sesepuh Desa Bolo, PAC GP Ansor dan Banser Ujungpangkah, jajaran LESBUMI PCNU Gresik, Ikatan Dukun Nusantara (IDN), lembaga dan banom NU desa setempat. (Chidlir)