GRESIK | NUGres – Menghadiri puncak rangkaian peringatan Hari lahir (Harlah) ke-102 Nahdlatul Ulama yang diselenggarakan oleh MWCNU Dukun, Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur KH Abdul Hakim Mahfudz menyampaikan arahan serta motivasi di hadapan ratusan pengurus maupun warga Nahdlatul Ulama.
Gus Kikin demikian namanya akrab disebut, mengajak pengurus dan warga NU untuk bermuhasabah di tengah bergulirnya Harlah ke-102 NU dalam kalender Hijriah. Menurutnya, muhasabah ini dibutuhkan seiring dengan perkembangan yang secara signifikan ditunjukkan oleh NU.
Lebih lanjut, Gus Kikin membagikan data hasil survei dari sebuah lembaga survei kredibel yang menyebut bila pada tahun 2005 jumlah warga NU sebanyak 55 juta kemudian di tahun 2023 atau 18 tahun setelahnya, melonjak pesat hingga jumlahnya mencapai 137 juta jiwa warga NU dari sekitar 280 juta penduduk Indonesia.
“Ada yang bilang; “Sekarang NU itu semakin besar” –lah saya bilang; NU itu besar. Dulu NU itu karena wadahnya tidak besar, sehingga banyak warganya itu “nonggo”, aktifitasnya di tempat lain, tapi sekarang ini wadahnya semakin besar, sekarang pada pulang,” terangnya, pada Ahad 26 Januari 2025, di Aula KH Hasyim Asy’ari Gedung MWCNU Dukun, Gresik.
Selain menyampaikan bahwa NU sebuah organisasi yang besar, Gus Kikin juga menyebut bahwa NU itu jamiyyah yang sangat kaya, banyak memiliki warisan aset. Sayangnya, kata Gus Kikin, lantaran pengurus NU mungkin kurang tertib secara administrasi, banyak aset NU yang berpindah tangan.
“Hal yang sama, sebetulnya NU itu memang kaya. Saya di wilayah ini baru berapa bulan ini kita penertiban—saya bilang aset-aset kita data dulu, begitu aset terdata—kaget saya. Bingung. Jawa Timur yang namanya sertifikat itu jumlahnya 19 ribu lebih, luas tanahnya 8 juta sekian, sekian, sekian. Bingung saya, ini di mana adanya? Nanti kita cek dulu. Satu persatu. Jadi NU itu sebetulnya kaya. Cuma selama ini barangkali kita kurang tertib di dalam mengadministrasikan,” ungkap Gus Kikin.
Berawal dari pengalaman ini, Gus Kikin berpesan sekaligus menekankan pentingnya pengurus NU agar tertib administrasi, mendata dan menginventarisir aset-aset jamiyyah dengan amanah. Hal ini sebagai wujud nyata muhasabah, seiring dengan keberadaan NU yang kini telah memasuki usianya yang ke-102 tahun.
Lebih jauh, Gus Kikin juga menjelaskan bahwa hakikatnya Nahdlatul Ulama dibangun dengan spirit silaturahim dan menjunjung ukhuwah Islamiah. Gus Kikin menyampaikan ibroh yang dapat diteladani dari para leluhur pendahulu NU, setelah mendirikan NU tahun 1926 turut andil dalam dinamika perjuangan di tahun 1937 melalui federasi Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI), hingga berlanjut dengan GAPI (Gabungan Partai Politik Indonesia).
“Yang terang bahwa NU saat ini sedang bangkit dari apa yang disampaikan dari lembaga survei. Peningkatan dari warganya meningkat dengan begitu signifikan. Keuangannya juga demikian. Program apa saja kita bisa jalankan–pemasukan Min Haitsu La Yahtasib. Mudah-mudahan Allah juga menganugerahkan kenikmatan baru, mencukupi organisasi NU ini,” harap Gus Kikin dalam serangkaian pidato arahannya.
Seperti diberitakan dalam media ini sebelumnya, bila Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur KH Abdul Hakim Mahfudz diundang oleh pengurus MWCNU Dukun dalam kemeriahan rangkaian Harlah 102 NU. Ratusan warga NU dengan khidmat mengikuti rangkaian acara bertemakan “Bekerja Bersama untuk Penguatan Ekonomi serta Mengokohkan Semangat Jam’iyyah di MWCNU Dukun”, tersebut.
Editor: Chidir Amirullah