BUNGAH | NUGres – Pergualatan santri di tengah gempuran industri dan banternya era disrupsi di Gresik menjadi sorotan bersama bagi para santri yang berada di bawah bendera Remaja Masjid Jamik Tajungwidoro Mengare Bungah, Gresik.
Bagi Remas Tajungwidoro, momentum Hari Santri Nasional 2023 kali ini merupakan anugerah untuk melakukan penguatan karakter santri di tengah gempuran industri dan disrupsi yang tak dapat dihindari. Pembacaan arah dan penentuan langkah para generasi muda yang kurang tepat akan berimbas pada eksistensi santri di desa.
Pembacaan pengurus Takmir Masjid Tajungwidoro, anak-anak santri yang berada di bawah bendera remas harus didorong untuk siap beradaptasi tanpa menghilangkan identitasnya. Serta memiliki daya intelektualitas yang tak melulu berburu duniawi melainkan juga mempersiapkan bekal untuk kehidupan yang lebih abadi, yakni ukhrawi
Dalam merealisasikan ide tersebut, Remas Tajungwidoro melakukan kegiatan Majelis Shalawat Maulid Simthud Durar yang digelar pada, Ahad (22/10/2023). Kegiatan keagamaan ini sekaligus dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2023.
Kegiatan ini berlangsung di serambi Masjid Jamik Tajungwidoro, Mengare Bungah Gresik, dengan dihadiri sejumlah Pengurus Banom dan Lembaga ditingkat Ranting NU Tajungwidoro antara lain; Muslimat, Fatayat, Lazisnu, IPNU IPPNU.
Ketua Remas Tajungwidoro Mengare Bungah Gresik, M. As’ad, menjelaskan pentingnya remaja masjid untuk tetap produktif di tengah tantangan zaman yang terus bergerak.
“Salah satu yang harus dimiliki santri dan remas adalah produktivitas. Baik itu produktivitas spiritual, produktivitas fisik dan produktivitas sosial. Karena itu, majelis shalawat dalam peringatan Hari Santri Nasional kembali hadir pada malam ini,” katanya.
Sementara Ketua Devisi Seni Remas Tajungwidoro Mengare Bungah Gresik, Luqman, mengapresiasi semangat para penggiat yang hadir dalam majelis shalawat Simthud Durar yang digelar malam itu.
“Kegiatannya memang tidak semeriah lembaga lain ketika memperingati Hari Santri Nasional hanya diikuti oleh anggota remas, pengurus takmir dan tamu undangan dari pengurus Ranting NU Tajungwidoro, tapi kami membawa pesan penting di tengah kesederhanaan acara ini yaitu produktivitas spiritual santri,” ungkap Luqman, memungkasi.