BUNGAH | NUGres – Pada Jumat (22/3/2024), kajian rutin Kitab Arbain Nawawi yang diadakan oleh Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Bungah telah sampai pada hadits ke-36.
Digelar di Gedung MWCNU Bungah, Lailatul Kopdar pertemuan kesepuluh tersebut dihadiri kurang lebih 50 nahdliyin dari berbagai jajaran Banom, baik itu dari unsur Pimpinan Ranting (PR) maupun Pimpinan Anak Cabang (PAC), terdiri antara lain; PR GP Ansor Aba-abir dan Pegundan, PR Sampurnan dan Bungah Barat dari Fatayat NU, PR IPNU IPPNU dari Mojopurowetan dan SMA Nusantara serta PAC IPNU IPPNU Bungah.
Anggota Lembaga Ta’lif wan Nasyr (LTN) MWCNU Bungah, Gus Atiq Mujahid membuka acara sholawatan asyghil, dan berharap agar Majelis Lailatul Kopdar mendapat keberkahan dan syafaat. Pembaca hadits ke-36 adalah Wakil Sekretaris MWCNU Bungah, Gus H. Mohammad As’ad dari Mengare.
Dalam kesempatannya, ia menjelaskan ringkasan dari berbagai kebaikan. Gus As’ad juga mengajak tawasul kepada para masyayikh yang bertujuan apa yang dikaji barokah dan menjadi manfaat dunia akhirat.
Hadits ke-36 ini memiliki beberapa poin yang harus diperhatikan, Qori’ membagi menjadi 5 (lima) poin.
Pertama, siapa yang menolong menyelesaikan kesulitan duniawi yang dihadapi seseorang, Allah Swt akan memberikan kemudahan kepada orang tersebut di dunia dan akhirat.
Qori lantas memberi contoh, bila membantu orang makan lebih utama dibandingkan umrah atau pun haji. Dari sudut pandang bernegara juga diharuskan saling membantu antar manusia tidak terbatas oleh suku, ras, dan agama.
Kendati demikian, Gus As’ad menekankan, dalam menolong orang lain—jangan memikirkan balasan, karena Allah Swt pasti yang akan membalas kebaikan tersebut.
“Dan Janganlah kamu mengungkit apa yang kamu sedekahkan meskipun itu sekedar bergumam,” tandas Qori’.
Kedua, siapa yang dapat menutupi aib saudaranya, maka allah akan menutup aib seorang tersebut di dunia maupun akhirat.
Qori juga berkisah bila ada salah seorang sahabat yang baru masuk Islam yang bertanya kepada kepada Umar bin Khatab, ”ini anak saya akan menikah dengan seorang mukmin yang taat, sedangkan anak saya sebelum menjadi Islam sering berzina, apakah saya harus memberi tahukan kepada calon laki-lakinya?”, sahabat Umar menjawab, ”Jika anda memberitahukannya maka saya akan membunuhmu,” cerita Qori‘ dalam memberi contoh.
Ketiga, janganlah ragu dalam mencari ilmu. Karena segala urusannya pasti dimudahkan oleh Allah Swt.
“Ragu di sini tidak terbatas pada yang mencari ilmu melainkan juga yang memberi biaya untuk mencari ilmu, karena pasti akan dipermudah urusannya di dunia maupun akhirat,” ujar Qori’.
Keempat, siapa yang membaca, memelajari, lalu mengamalkan kitab Allah Swt (Al-qur’an), maka diturunkan kepada mereka ketenangan, rahmat, dan malaikat akan mengelilingi mereka dan Allah Swt akan menyebut orang tersebut.
Sebagian riwayat yang mengatakan Syaikh Abdul Qodir meminta para muridnya untuk meminta doa kepada seorang yang tua, hanya saja para muridnya meremehkan orang tersebut kecuali salah seorang murid yang meminta doa dan murid tersebut mendapatkan kemuliaan yang amat tinggi, karena seseorang tua tersebut namanya telah dikenal walaupun dia belum meninggal.
Kelima, nasab tidak akan membuat seseorang tinggi ataupun mulia, kecuali seorang tersebut memuliakan dirinya sendiri.
Dalam al Qur’an dikatakan bahwa,”bukanlah seorang pemuda jika kalian masih mengandalkan nasabmu, tetapi akan menjadi pemuda ketika mereka (pemuda) membicarakan tentang apa yang ada di dalam diri sendiri,” terang Qori’.
“Pecahnya umat islam karena munculnya rasa fanatisme yang telah dihapus oleh Rasulullah” ujar Qori’ memungkasi ulasannya. Seperti sebelum-sebelumnya, pada penghujung pemaparan ditutup dengan doa pembuka dan penutup dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh Qori’.
Penulis: Ahmad Fajrul Haq
Editor: Maghfur Munif