DUDUKSAMPEYAN | NUGres – Ratusan kader dari Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU IPPNU Duduksampeyan berbondong-bondong mengikuti kegiatan NGOPI (Ngolah Pikir) edisi keempat, Kamis (22/2/2024) malam, di Cafe Al Hambra, Duduksampeyan Gresik.
Rutinan kali ini berkali lipat lebih ramai dan meriah dari sebelumnya. Sebab, kebanyakan kalangan pelajar NU Duduksampeyan sangat penasaran dengan sosok Ipda Purnomo yang dihadirkan dalam forum tersebut.
Pak Purnomo, demikian polisi asal Lamongan ini memang belakangan ramai diperbincangkan di sosial media dengan tagline “Polisi Baik”. Hal itu lantaran konten videonya yang berisi kegiatan sosial, terutama merawat Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Bahkan, ia juga mendirikan yayasan guna membantu anak yatim piatu, fakir miskin, duafa, dan ODGJ.
Ketua PAC IPNU IPPNU Duduksampeyan Fiqih Febrianto menyampaikan, kalau ide mengundang dan menghadirkan Pak Purnomo ini bermula dari kelakar beberapa pengurus yang tengah merumuskan tema kesehatan mental dalam agenda rutin NGOPI satu bulan sekali.
Ia mendapat masukan, pendapat, serta keresahan rekan-rekanita menyikapi fenomena sosial yang terjadi belakangan ini. Salah satunya, mengemuka pelajar atau generasi muda yang depresi hingga ada nekat mengakhiri hidup akibat beberapa faktor.
“Niat awal guyonan, cuma memang di bulan ini kebetulan rutinan NGOPI temanya mental health. Kemarin, aku ngerekom psikolog. Terus, arek-arek nyeletuk, Pak Purnomo,” ungkap rekan Fiqih kepada NUGres, Kamis (22/2/2024) malam.
Kegiatan ini, lanjut rekan Fiqih, juga terasa spesial lantaran dalam momentum peringatan Harlah ke-101 NU, dan menyambut Harlah ke-70 IPNU. NGOPI edisi keempat disepakati bertema; “Menjaga Kesehatan Mental dengan Menjaga Kebiasaan dan Pergaulan”.
“Alhamdulillah, momen ini diikuti oleh sebanyak 180 peserta. Mereka mulai dari kader-kader pelajar NU, ibu-ibu, serta masyarakat umum tampak antusias menyimak materi, cerita, dan pengalaman yang diberikan oleh Pak Purnomo,” pungkasnya.
Pak Purnomo Perdana Diundang Kalangan Pelajar Gresik
Sekira pukul 20.00 WIB, Pak Purnomo mengawali diskusi dengan memberikan penjelasan secara umum, singkat, padat, berbobot, dan berisi tentang depresi yang mayoritas disebabkan tiga faktor, yakni cinta, ekonomi, dan pergaulan.
Namun, sebelum memasuki sesi diskusi, Pak Purnomo menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada kader pelajar NU Duduksampeyan. Sebab, menurutnya, ini baru kali pertama ia mendatangi undangan dari generasi muda.
“Saya memberikan tepuk tangan kepada teman-teman pelajar NU Duduksampeyan, Gresik. Karena, ini baru pertama kalinya diundang adik-adik. Sebelum-sebelumnya, undangan di beberapa provinsi itu ya, yang ngundang orang-orang tua semuanya,” kata Pak Purnomo. Selanjutnya, ia mulai mewedar pengetahuan dan kisah perjalanannya.
Pertama, masalah cinta. Menurutnya, pemicu depresi ini bisa terjadi baik sebelum menikah atau sesudah menikah. Oleh karena itu, ia berpesan kepada kader pelajar NU yang hadir, baik yang laki-laki maupun perempuan. Supaya tidak berlebihan dalam hal percintaan dengan lawan jenis
“Nek seneng arek, ojo nemen-nemen. Nanti arahnya pasti pedhot. Nah, kebanyakan pasien saya itu, larinya atau pelampiasannya ya ke narkoba. Kalau sudah terkena narkoba, sekira 0,1 persen tingkat kesembuhannya segitu. Jadi, jangan sekali-kali memakai narkoba,” tuturnya.
Pak Purnomo Ajak Pelajar NU Jauhi Narkoba
Terkait narkoba, ia sedikit bercerita. Dalam hal ini, Pak Purnomo menekankan pada perempuan. Sebab, modus yang digunakan pengedar saat ini menyasar kawula muda dengan memberikan makanan atau minuman yang disisipi dengan narkoba.
“Berhati-hatilah ketika di kafe, terutama pas malam. Jangan sekali-kali menerima tawaran, atau pemberian makanan atau minuman dari orang yang tak dikenal. Biasanya, di situ sudah dicampur sama narkoba. Kejahatan narkoba saat ini kian merajalela,” tegasnya.
Kedua, karena faktor ekonomi. Pak Purnomo menjelaskan, pada umumnya permasalahan ini muncul setelah menikah.
“Saya kasih contoh angka cerai di Lamongan dan Bojonegoro, itu sudah skala Nasional. Jadi, saya berpesan, jangan menikah kalau belum siap,” imbuhnya.
Pak Purnomo Minta Remaja Pahami Lingkaran Pergaulan
Ketiga, faktor pergaulan. Menurutnya, lingkaran pergaulan saat ini sangat menentukan bagaimana arah hidup di masa depan. Bahkan, dia juga menggarisbawahi, fashion atau penampilan tidak dapat dijadikan tolok ukur kualitas kebaikan seseorang.
“Saya tekankan lagi di sini, pakai sarung atau kopyah bukan jaminan bahwa dia ini baik. Atau sebaliknya, bagi perempuan yang berhijab. Saya lihat, biasanya saat razia, itu rasanya sedih, ketika melihat ada mbak-mbak pakai jilbab di kafe, itu sampe malam-malam, itu saya merasa sedih sekali. Di luar sana, banyak yang salah pergaulan. Tolong, jangan sampai salah pergaulan,” pintanya, mewanti-wanti.
Kegiatan yang bersifat mengasah nalar kritis, memantik kepekaan dengan mengamati fenomena sosial untuk dijadikan kajian, serta menjadi bahan untuk produksi pengetahuan menjadi angin segar bagi generasi muda. Terkhusus kader pelajar NU di Kabupaten Gresik.
Ditambah lagi, sahutan Pak Purnomo yang menjadi dorongan dan motivasi, khususnya bagi IPNU IPPNU Gresik. Secara terbuka lebar, ia mempersilakan dan dengan senang hati apabila mendapat undangan di kemudian hari untuk diskusi bersama kader pelajar NU Gresik.
“Untuk IPNU Gresik, saya sangat terbuka sekali. Entah kita bisa adakan diskusi dan lain sebagainya di kemudian hari nanti,” tandas Pak Purnomo. Kegiatan dipungkasi dengan doa penutup dan sesi pemotongan tumpeng, dan berlanjut dengan foto bersama.
Penulis: Febrian Kisworo
Editor: Chidir Amirullah