BUNGAH | NUGres – Kandungan hadits perbuatan yang dicintai Allah dan manusia menjadi pembahasan utama pada Lailatul Kopdar 1445 Hijriah di pertemuan Kelima yang diselenggarakan di Kantor MWCNU Bungah, Ahad (17/3/2024).
Kajian tersebut dihadiri sekira 60 nahdliyin yang dengan khidmat mendengarkan pembahasan hadits ke-31 kitab Arbain Nawawi. Diantaranya, perwakilan Pimpinan Ranting IPNU IPPNU Sidokumpul dan Kisik, CBP, Fatayat NU Kalitebon dan Mojopurowetan, serta GP Ansor dari Mojopurowetan dan Sidokumpul.
Hadits yang diriwayatkan dari sahabat Abul Abbas Sahl bin Sa’ad Sā’idi dibacakan oleh Ustadz Ahmad Muhaimin selaku Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kecamatan Bungah. Sahabat tersebut bercerita, terdapat seorang pria yang bertanya kepada Rasulullah SAW, “Tunjukkan kepada Saya perbuatan apa, ketika saya amalkan Saya dicintai oleh Allah dan manusia”.
Seketika Rasulullah menjawab, “Berzuhudlah kamu dari dunia maka kamu akan dicintai Allah, dan zuhudlah kamu dari apa yang ada pada diri manusia (nafsu) maka kamu akan di cintai oleh manusia.”
Ustadz Ahmad Muhaimin memantik, ”apa sih zuhud itu?, apakah orang yang tidak menginkan harta benda?, atau orang yang anti kemapanan seperti anak punk, misalnya?”.
Di dalam sebuah syarah mengatakan bahwa zuhud adalah meninggalkan apa yang tidak dibutuhkan di dunia. Dirujukan lainnya yang dikarang oleh Abuya Maliki Al-Hasani disebutkan zuhud yaitu mengeluarkan kecintaan dunia dari hati.
Imam Ghozali mendefinisikan tanda-tanda orang zuhud itu ada tiga, yaitu:
- Tidak adanya rasa senang saat mendapatkan dunia, dan tidak merasa sedih ketika kehilangan dunia.
- Ketika dipuji tidak menjadikannya bangga, dan jika dihina tidak menjadikannya kesal.
- Merasakan nikmatnya ibadah.
Ustadz Muhaimin menambahkan bahwa Ramadan adalah salah satu cara untuk melatih menjadi zuhud. Lain itu, ia mengatakan terdapat nilai dalam Ahlussunnah wal jamaah an-Nahdliyah terdapat tawassuth yang berarti harus ada keseimbangan antara perbuatan manusia dan takdir Allah Swt.
“Orang yang zuhud menjadikan ibadahnya menjadi sebuah kebutuhan bukan sekedar mejalankan perintah Tuhannya,” kata Ustadz Muhaimin.
“Marilah mencintai dan dicintai, tidak bertepuk sebelah tangan.” demikian quotes pamungkas dari Ustadz Muhaimin sebelum mengakhiri hadits ke-31 Arbain Nawawi pada Lailatul Kopdar #2 MWCNU Bungah.
Penulis: Ahmad Fajrul Haq
Editor: Maghfur Munif