PANCENG | NUGres – Warga di Ranting Nahdlatul Ulama Petung, gegap gempita melestarikan tradisi Haul Akbar dan Sedekahan pada Kamis (13/2/2025). Kegiatan yang sudah turun-temurun ini diawali dengan khataman Al-Qur’an dari pukul 05.00 WIB. Sedikitnya 15 mushala dan masjid di Desa Petung, Kecamatan Panceng, Gresik, ini serentak membaca ayat suci Al-Qur’an, mengumandang bersahut-sahutan.
Rangkaian kegiatan dilanjutkan pada pukul 15.30 WIB setelah salat Ashar, dengan pembacaan Yasin dan Tahlil (sedekahan) bersama hampir seluruh warga Nahdliyin di makbarah yang berlokasi di sebelah timur Desa Petung tepatnya RT 14. Pembacaan Yasin yang dipimpin oleh H. Muhammad Mas’ud dan dilanjutkan dengan pembacaan Tahlil yang dipimpin oleh Ilham Akbar selaku modin desa setempat.
Kegiatan dilanjutkan dengan acara puncak yaitu pengajian akbar dalam rangka Haul Akbar yang diselenggarakan di Masjid Jami’ Desa Petung. Pembacaan jariyah Fatihah untuk para ahli kubur sebanyak 1.700 orang diselesaikan pada pukul 20.30 WIB. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an. Istighatsah dan tahlil dipimpin oleh KH. Nur Sholeh dari Pondok Pesantren Tebuwung Gresik.
Ketua Tanfidziyah Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU Petung), Askori Ls., dalam sambutan menyampaikan ucapan terima kasih atas keras keras serta kerja sama panitia dan warga dalam menyukseskan acara Haul Akbar ini. Dirinya juga memohon maaf kalau terdapat kekurangan dalam kegiatan ini.
“Alhamdulillah, acara Haul Akbar tahun ini terselenggara dengan sukses. Semua itu tidak lepas dari kekompakan dan kerja keras panitia dan warga nahdliyin. Kami juga memohon maaf tidak bisa membalas jerih payah semua pihak. Banyak kekurangan dan keterbatasan di sana-sini, untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya,” ucapnya.

Kiai Askori juga menyampaikan hasil jariyah untuk ahli kubur yang terkumpul sebesar 57 juta rupiah. “Alhamdulillah, barakallah. Semoga diterima dan disampaikan kepada ahli kubur yang dituju,” imbuhnya. Lebih lanjut, Kiai Askori juga menyampaikan perolehan S3 (Sedekah Sak ikhlaSe) tiap Jumat, hingga tahun ini terkumpul lebih dari Rp 300 juta rupiah lebih. Termasuk aset yang berupa Kantor NU, terdiri dari tanah dan bangunan.
“Alhamdulillah program S3 tiap Jumat Ranting NU kita sudah memiliki aset 390 juta lebih, kami mohon ditingkatkan lagi jumlahnya, karena manfaatnya luar biasa. Ranting NU kita juga besok akan divisitasi akreditasi oleh Cabang NU Gresik untuk NU Award Jawa Timur. Mohon doanya agar mendapatkan nilai yang tertinggi,” ungkapnya.
Sambutan berikutnya dari Kepala Desa, H. Moh. Mas’ud pun menyampaikan ajakannya kepada warga Desa Petung dalam melestarikan tradisi luhur yang berkembang di tengah masyarakat. “Monggo budaya sedekahan untuk para ahli kubur ini kita lestarikan, karena pada hari ini para ahli kubur sangat bahagia, bungah. Dino iki riyoyoe poro ahli kubur. Makanya kita jangan malas-malas mengirim doa untuk ahli kubur kita semua,” tukasnya dalam sambutan.
Acara kemudian dilanjutkan dengan acara inti, yaitu mauidhah hasanah dengan menghadirkan pembicara KH. Nur Muhammad Habibillah dari Jombang. Dalam pengajiannya ia menekankan beberapa hal. Pertama tentang ungkapan rasa syukur kepada Allah, mengenang jasa kedua orang tua dan para pendiri yang berjuang di jalan agama (muassis hadzihil qoryah). Kedua, menjaga kerukunan dan ketentraman di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat. Dan yang ketiga, tentang menghindari dendam, benci dan menggunjing orang lain.
“Di bulan Sya’ban ini semua dosa kita akan diampuni oleh Allah Swt kecuali dua orang yaitu orang musyrik (menyekutukan Allah) dan orang yang memiliki benci dan dendam kepada saudara muslim,” pesannya. Selanjutnya nasihat keempat, Kiai Nur Habibillah menyampaikan agar menghindari marah, ngamukan dan iri hati. Semua hadirin begitu antusias menyimak ceramah dengan selingan humor yang begitu akrab di telinga mustami’in. Doa penutup menjadi pemungkas pengajian pada Haul Akbar Sesepuh Desa Petung.
Penulis: Nur Hudi
Editor: Chidir Amirullah