Ngaji Rutin Idhotun Nasyi’in, I’tidal sebagai Kunci Hidup Bahagia

oleh -54 Dilihat
Pengajian Rutin Kitab Idhotun Nasyi'in
Pengajian Rutin Kitab Idhotun Nasyi'in bersama Gus M. Ata Syifa' Nugraha

KEBOMAS | NUGres – Ngaji rutin kitab Idhotun Nasyi’in kembali digelar, Selasa malam (28/2/2023), di Kantor NU Cabang Gresik, Jalan Dr Wahidin Sudirohuso, Kebomas, Gresik.

Pengajian kitab kuning karya fenomenal Syekh Musthafa Al Ghalayain ini, diampu oleh Ketua Majelis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor (MDS RA) GP Ansor Cabang Gresik, H. M. Ata Syifa’ Nugraha (Gus Ata).

Pada pengajian yang juga disiarkan secara langsung pada akun youtube NUGres Channel, Gus Ata memulainya dengan menyampaikan ulasan keistimewaan bulan Sya’ban juga kilas balik Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW.

Pada kedua momentum ini, ia menyampaikan sebagai waktu yang tepat untuk memperbanyak sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.

Mongko ojo sampek ninggal lampu situk niki, nggih meniko (maka jangan sampai meninggalkan petunjuk yang satu, yaitu) mari sholawat marang Kanjeng Nabi  Muhammad SAW,” tuturnya.

Simak Juga:  PCNU Gresik Serahkan 1.050.000.000 Milyar Koin Muktamar

Lebih lanjut Gus Ata menyebut, bila sejatinya ada dua lampu, atau tetanda bagi setiap orang islam yang beriman. Pertama adalah Dzikrullah menyebut dan mengingat Allah SWT. Kedua, yakni Sholawat kepada Rasulullah Muhammad SAW. Dua konsep ini, kata Gus Ata, bahkan telah menjadi prasyarat menjadi seorang mukmin, yaitu kalimat syahadat.

Lebih lanjut, dalam pengajian kali ini, Gus Ata memfokuskan pada tema serta pemaknaannya tentang kebahagiaan sebagaimana diulas dalam kitab Idhotun Nasyi’in.

“Jadi yang namanya bahagia itu adalah orang yang kemudian memandang hidupnya itu dengan pandangan akal, dan kemudian dia mengambil garis tengah untuk melalui hidupnya. Itu namanya i’tidal. I’tidal adalah sesuatu yang dapat menghadirkan kebahagiaan dalam hidup,” sambungnya.

Simak Juga:  Penguatan Ideologi Di Masa Pandemi ala IPNU-IPPNU Dukun

Dijelaskannya, pola hidup i’tidal adalah keseimbangan yang sewajaranya, tidak berlebih-lebihan dalam mencari, mengikuti, dan mengelola kebutuhan dunia.

Dalam mencari dunia, sikap i’tidal akan membuat seseorang berhati-hati dalam mencari rezekinya, serta upaya mendistribusikan apa yang telah dikumpulkan. Sikap hidup i’tidal tidak akan berlaku medhit (kikir ) juga tidak boros dan menghambur-hamburkan.

Sekedar diketahui, pada pengajian kali ini tim operator memohon maaf atas kendala teknis dan sedikit gangguan pada audio dalam live streaming ngajian rutin ini. Mudah-mudahan tidak mengurangi inti dari ngaji dengan topik i’tidal sebagai jalan menuju kebahagiaan hidup. (Chidir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *