GRESIK | NUGres – Melihat situasi dan kondisi yang terjadi pada era modern seperti saat ini, cukup sulit mencari generasi remaja yang memilki kemauan untuk mencintai Al Qur’an.
Apalagi, di tengah perkembangan kecanggihan teknologi yang menawarkan berbagai kemudahan dan hiburan, tak jarang pula menjerumuskan generasi muda melakukan aktifitas virtual yang tidak bermanfaat dan buang-buang waktu.
Tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi generasi muda di tengah arus perkembangan globalisasi dan teknologi. Dimana, hampir di seluruh penjuru negeri mereka tidak pernah lepas dari gawai di genggamannya.
Namun, kisah berbeda empat peserta didik dari SMA Nahdlatul Ulama 2 Gresik yang memiliki keinginan kuat mencintai Al Quran walau harus menyusuri jalan sunyi sekalipun.
Saat NUGres berkesempatan menemui mereka, terungkap bila masing-masing dari mereka memiliki cara tersendiri dalam mencintai Al Qur’an. Berbagai riadat pun ditempuh, dari membaca, menghafal, maupun mengulang hafalan Al Qur’an.
Mereka juga didukung oleh sekolah. Pasalnya SMANU 2 Gresik yang bukan sekolah berlatarbelakang pesantren, namun para pimpinan sekolah menawarkan program ekstrakurikuler bernuansa kultural layaknya pesantren.
Ekosistem ini telah terbangun baik di lingkungan sekolah bernama keren Smanuda ini. Perlahan-lahan mampu mencetak generasi muda yang cinta pada Al Qur’an.
Sementara empat pelajar yang menempuh hafalan Al Quran tersebut antara lain Muhammad Alfin Nur Sifak, Syafiq Sholahuddin Aushof, Asmau Zakiyah, dan Laili Putri Amelia.
- Muhammad Alfin Nur Sifak.
Alfin demikian sapaan akrabnya, menceritakan tips bagaimana proses serta pengalamannya untuk menghafal Al Qur’an.
Dengan panjang lebar tentang Alfin berkisah tentang bagaimana ia memulai beberapa menghafal Al Qur’an. Termasuk, untuk muroja’ah atau menjaga hafalannya.
Ternyata, Alfin yang kini duduk di bangku kelas XI SMANU 2 Gresik mengakui bahwa melakukan muroja’ah ketika dia tengah menunaikan shalat.
“Kalau saya dibuat pas shalat. Jadi, bacaaan atau surat-surat hafalan itu saya baca ketika shalat. Setengah surat dibaca dalam satu rakaat, dan masuk di rakaat selanjutnya dibaca lagi separuhnya lagi,” tutur Alfin.
Saat ini, Alfin sedikitnya telah menghafal juz 30. Ia juga terus berjuang dan berusaha menambah hafalannya.
- Syafiq Sholahuddin Aushof
Dari nama lengkapnya saja, agaknya bisa ditebak. Syafiq, demikian sapaan akrabnya. Dia cukup beruntung karena dilahirkan dari seorang ibu yang juga hafidz Qur’an.
Namun, Syafiq tidak berhenti di situ. Ia berjuang keras untuk meneladani dan mengikuti jejak ibunya dalam menghafal Al Qur’an.
Siswa kelas XI SMANU 2 ini, sedikitnya telah menghafal 3 Juz dalam Al Qur’an. Yakni juz 30, juz 1, dan juz 2.
Saat ditemui, Syafiq dengan tatapannya penuh tawadhu bercerita, bagaimana ia menghafal dan muroja’ah hafalannya.
“Biasanya saya muroja’ah itu sama ibu,” ucapnya.
Dari pengalamannya, ia juga menyebut ada dua waktu dalam sehari yang menurutnya adalah waktu yang tepat untuk menghafal Al Qur’an.
“Setelah Maghrib dan setelah Subuh, itu juga biasanya sama ibu,” imbuhnya.
Selain itu, Syafiq menyebut bahwa, 3 juz Al Qur’an yang telah ia hafal, setidaknya membutuhkan waktu sekitar dua semester.
- Asmau Zakiyah
Pengalaman menggelitik datang dari Asmau Zakiyah. Murid perempuan SMANU 2 yang kini duduk di bangku kelas X, menceritakan pengalaman yang berbeda.
Ia mengungkapkan panjang lebar bahwa, cara dia untuk menghafal Al Qur’an ketika ada waktu luang saja.
“Kalau ada waktu luang saja, sih. Biasanya habis Maghrib setelah ada les, pulang Isya. Kalau senggang muroja’ah sedikit-sedikit,” jelasnya.
Bahkan, Zakiyah juga perlu menyesuaikan kondisi mood yang tengah dialaminya untuk muroja’ah Al Qur’an.
“Itu juga sesuai keadaannya, kalau mood saja hehe. Jadi, seluangnya saja. Tidak rutin selalu (habis Maghrib atau habis Isya),” ungkapnya.
Saat ini, Zakiyah telah menghafal dua juz, yakni juz 30 dan juz 1. Dia juga masih berkeinginan tinggi untuk menambah hafalannya.
- Laili Putri Amelia
Siswi SMANU 2 Gresik yang kini duduk di bangku kelas X, menceritakan apa yang dirasakan setelah menghafal Al Qur’an.
Gadis yang akrab disapa Laili mengaku, ia mendapatkan rasa ketenangan di dalam hati selama proses menghafal Al Qur’an.
“Seneng. Tambah tenang, dan mendapat ketenangan batin,” kata dia saat ditemui NUGres.
Ia juga menceritakan bagaimana proses dia untuk muroja’ah hafalan al Qur’an. Dalam hal ini, dia memilih untuk mengambil dua cara.
“Biasanya itu habis Maghrib, juga pas waktu salat (hafalannya dibaca),” tuturnya.
Saat ini, Laili diketahui sudah menghafal juz 30. Hafalan juz 30 tersebut telah di-tasmi‘ oleh guru penguji.
Meski begitu, dalam prosesnya, ia sedang berjuang untuk menghafal juz 1 dan juz 2. Hafalan tersebut, kini tengah rutin ia setor setiap hari Selasa dan Rabu.
Adapun daftar murid SMA Nahdlatul Ulama 2 Gresik yang mengikuti pelaksanaan Tasmi’ Kelas Tahfidz sebagai berikut:
Kelas Tahfidz 1:
- Intan Dela Arizka Putri Kelas X-C (Juz 30),
- Renjani Dewi Karen Kelas X-D (Juz 30),
- Mohammad Alfin Nur Sifak Kelas XI-C (Juz 30),
- Nasywa Azalea Azzahra Kelas X-D (Juz 30 + 1),
- Syafiq Sholahuddin Aushof Kelas XI-C (Juz 30 + 1 + 2).
Kelas Tahfidz 2:
- Lana Naela Izzah Kelas X-A (Juz 30 + 1 + 2),
- Asmau Zakiyah Kelas X-B (Juz 30 + 1),
- Mohammad Nur Illahi Romadhani Kelas XI-A (Juz 30),
- Laili Putri Amelia Kelas X B (Juz 30),
- Nur Nisa’ul Ilmia Kelas XI-B (Juz 30),
- Salwa Nadhifah Hartono Kelas XI-B (Juz 30).
Sebelumnya, Kepala Sekolah SMANU 2 Gresik, Umik Makiyatus Syarifah, S.Si, mengungkapkan, pihaknya menghadirkan nuansa religius bagi peserta didik melalui program ekstrakurikuler wajib yakni Tahfidz Qur’an.
Ia menambahkan, pendidikan bukan hanya tentang pengetahuan, tetapi juga tentang bagaimana menciptakan pengalaman spiritual beserta pengembangan karakter bagi muridnya.
Ia menyebut, ekstrakurikuler Tahfidz Qur’an sebenarnya sudah diterapkan sejak lama di sekolah ini. Namun, ada metode baru yang diterapkan dalam program ekstrakurikuler tersebut.
“Kalau Tahfidz Qur’annya sudah lama. Kini, kita mencoba menerapkan Tasmi’ yaitu dimana para murid yang hafal beberapa juz Qur’an diuji dengan membacakan hafalannya di depan teman-teman kelasnya,” katanya, Selasa (11/6/2024).
Penulis: Febrian Kisworo
Editor: Chidir Amirullah