GRESIK | NUGres – Orang Gresik memiliki cara unik untuk merayakan dan menyemarakkan Hari Raya Idulfitri yaitu menyantap Bandeng Kawak. Kegiatan ini dari dulu hingga kini menjadi salah satu bagian dari suasana riyoyoan warga Gresik.
Pada hampir sebagian besar warga desa di Kabupaten Gresik, makan Bandeng Kawak biasanya dilakukan secara bersama-sama, beberapa desa menyebutnya sebagai Ambengan, usai melaksanakan Salat Ied.
Berbagai olahan Ikan Bandeng Kawak dari masakan secara tradisional seperti Bandeng Godhog Asin, Bandeng Goreng, Bandeng Bakar, Bandeng Bumbu Bali dan sebagianya, juga hingga olahan modern seperti Bandeng Presto dan Otak-otak Bandeng menjadi lauk utama.
Bukti bahwa Ikan Bandeng ini melekat menjadi komoditas, sekaligus simbol Kabupaten Gresik adalah lambang atau logo resmi Pemerintah Kabupaten Gresik yang terdapat dua ekor Ikan Bandeng.
Selain itu, ada pula tradisi di Gresik yang secara turun temurun dilestarikan pada dua malam terakhir sebelum malam takbiran atau pada malam 27 hingga 29 di bulan Ramadhan, yaitu Pasar Bandeng.
Tradisi Pasar Bandeng
Mengutip situs resmi disparekrafbudpora Kabupaten Gresik, Kegiatan Pasar Bandeng dilakukan dengan tujuan untuk menyambut hari kemenangan. Sejatinya adalah tradisi yang dilakukan untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri.
Pasar Bandeng diselenggarakan pada dua malam terakhir sebelum malam takbiran atau pada malam 27 hingga 29 di bulan Ramadhan sebagai rasa syukur atas keberhasilan dalam menjalankan ibadah puasa, sekaligus menunjukkan kepiawaian masyarakat Gresik dalam bidang pertambakan ikan bandeng.
Semua masyarakat tumpah ruah menikmati keramaian perayaan di pasar bandeng. Ikan Bandeng yang akan di lelang mulai dari ukuran sedang, hingga bandeng besar atau kawak.
Satu ekor bandeng kawak beratnya bisa mencapai 10 kilogram lebih. Konon, tradisi pasar bandeng sudah ada sejak zaman Sunan Giri dalam rangka menaikkan potensi ekonomi masyarakat Gresik kala itu.
Dalam perkembangannya, gelaran Pasar Bandeng ini tidak hanya diikuti oleh para petani ikan bandeng dari wilayah Gresik saja namun, wilayah pantai utara (pantura) lainnya, seperti Lamongan dan Tuban, beberapa juga berasal dari Sidoarjo.