GRESIK | NUGres_Harlah NU ke 94 tahun 2020 kini menjadi moment sangat penting untuk penguatan jamiyah jamaah NU di setiap level organisasi, mulai Ranting, MWC, dan PCNU, baik dari lembaga-lembaga maupun Badan Otonom yang ada untuk terus bergerak menjalankan programnya masing-masing sesuai hasil-hasil keputusan masing-masing.
Ketua Tanfidziyah PCNU Gresik, KH Chusnan Ali menyampaikan, pada prinsipnya momentum Harlah NU Ke-95 ini adalah alarm bagi kami untuk terus meningkatkan kualitas pengabdian, bekerja untuk menjam’iyakan jamaah, dan itu tidak akan pernah selesai. Maka PCNU Gresik terus mengapresiasi dan menyemangati Banom lembaga untuk selalu bergerak menjalankan programnya.
“Pengurus cabang akan selalu mendorong dan memberikan pendampingan serta konsultasi kepada Banom dan lembaga yang lamban dalam menjalankan amanah organisasi, membangunkn yang masih tidur, tapi juga membenahi mereka yang bergerak diluar ketentuan organisasi. Ini adalah keniscayaan, karena NU dituntut untuk benar-benar bisa dirasakan kehadiranya pada warga bukan saja soal amaliyah ubudiyyaj, tapi juah muamalah iqtishodiyyah,” Jelas Kyai Chusnan saat diwawancarai, Jum’at (31/01/2020).
Moment Harlah Ini juga memberikan inspirasi bagi MWC NU untuk selalu berbenah diri menggoptimalkan potensi. Dalam rangka menyongsong 1 Abad NU, kemandirian organisasi kini jadi ageda prioritas dan mendesak bagi NU untuk semakin memperteguh eksistensi organisasi. Wujud usaha menuju kemandirian NU itu kini dimulai dengan gerakan Koin NU, Gerakan S3 (Shodaqah Sedino Sewu) gerakan Koin Muktamar NU.
Faktanya, gerakan itu disambut antusias oleh warga NU di setiap level organisasi, uang yang terkumpul cukup memuaskan, dan terbukti mampu membantu pembiayaan kegiatan organisasi dan memberikan donasi bagi warga yang sedang tertimpa musibah.
Menurut Rois Syuriah MWC NU Dukun, Dr KH. Ahmad Thoyyib Mas’udi mengatakan, bahwa pihaknya trus mendorong semangat pengurus NU agar tidak eperti mercon bantingan, harus berlanjut untuk mengerakkan potensi, menggerakkan ekonomi ummat sebagaimana rencanah-rencana kedepan, misalnya pembangunan Aula, Panti Asuhan bagi Anak Yatim, dan Rumah Sakit.
“Semuanya harus dijalankan dan diwujudkan disamping membangun ekonomi Masyarakat NU Dukun. Sampai tidak ada warga NU yang tidak menerima zakat karena sudah mampu semua. Dan saya yakin ini bisa dilakukan asal kita semangat dalam satu komando,” tegas Kyai Thoyyib.
Hal senada dengan juga disampaikan Ketua Tanfidziyah MWC NU Sidayu, KH Sholihun Hadi. Dia menuturkan bahwa kemandirian Jamaah mutlak di perlukan karena ini bagian dari pemberdayaan ummat terutama di bidang ekonomi. Di kecamatan Sidayu sudah mulai bergerak untuk merintis program ekonomi dan kemandirian Ummat.
“Harlah NU juga menjadi bentuk mukhasabah atau evaluasi seberapa jauh pelaksanaan program yang sudah dijalankan atau belum dan kemungkinan ada bentuk Reshaffel bagi pengurus yang tidak bisa menjalankan pekerjaannya. Maka perlu diganti yang lebih amanah dan penuh tanggung jawab,” lanjut Kyai Sholihun.
Selain soal kemandirian dalam pembuatan kegiatan jamiyyah, yang lebih penting lagi tentang pengkaderan. Pengakderan di NU kini semakin di intensifkan mulai dari pusat hingga ranting, selain pengkaderan fungsinya yang telah dijalankan oleh Banom-banom seperti GP ANSOR dan Banser, IPNU-IPPNU, PMII, dan juga pengkaderan-pengkaderan struktural dan kader penggerak, seperti PKPNU (Pendidikan Kader Penggerak NU), MKNU (Madrasah Kader NU), dan Pendidikan kader keulamaan NU.
Kontributor : Syafi Hoo
Editor : Ahmad Zain