GRESIK | NUGres – Setelah duka melanda masyarakat Gresik akibat ditinggal sosok ulama kharismatik KH M Zubair, masyarakat merindukan hadirnya sosok panutan, pelita yang dapat membimbing mereka ke jalan Allah Swt.
Beberapa saat kemudian, datanglah tokoh yang merupakan salah seorang santri KH M Zubair. Ia adalah KH M Kholil bin Syamsuddin, setelah 7 bulan melakukan ibadah haji. Masyarakat pun seolah mendapat jawaban atas kegelisahan tentang siapa yang bisa melanjutkan estafet perjuangan Kiai Zubair.
KH M Kholil lahir pada tahun 1298 Hijriah atau 1881 Masehi di Belandongan Gresik. Ia merupakan putra dari pasangan yang bersahaja Kiai Syamsuddin dan Nyai Muslihah.
Para Guru KH M Kholil Belandongan
Mulanya, Marlihan kecil (nama sebelum haji) mempelajari ilmu agama kepada Kiai-kiai kampung di sekitar tempat tinggalnya. Tercatat guru beliau semasa kecil dan remaja adalah:
- Kiai Ilyas Belandongan,
- Kiai Ibrohim Kemuteran,
- Kiai Marzuki Belandongan,
- Kiai Abdul Wahab Kroman,
- Kiai Ahmad Kroman,
- Kiai Abdullah Fakih Pekauman,
- Kiai Mustofa,
- Kiai Muhammad Zayadi Karangpoh dan lainnya.
Setelah dirasa cukup, Marlihan melakukan pengembaraan menuntut ilmu ke Pondok Pesantren Maskumambang Dukun dan beberapa Kiai tersohor lainnya seperti Kiai M. Zubair dan Kiai Kholil Bangkalan.
Ilmu yang paling digemari Marlihan adalah ilmu Nahwu. Hingga diceritakan bahwa Marlihan pernah mengigau sambil membaca kitab Nahwu.
Pada tahun 1321 Hijriah atau 1912 Masehi, diusia 30 tahun Marlihan mendirikan sebuah gubuk untuk mengajar ilmu yang dia dapat dari para masyayikh. Seiring berjalannya waktu, gubuk tersebut berubah menjadi pondok pesantren yang saat ini bernama Pondok Pesantren Assalafi Al Kholili.
Murid-murid KH M Kholil Belandongan
Berkat ketelatenan dan kesabaran KH M. Kholil Belandongan, tercatat banyak santrinya yang menjadi da’i dan tokoh islam hingga pejabat pemerintahan di Kota Gresik. Sederet nama-nama tersebut di antaranya yakni sebagai berikut:
- Kiai Munawwar, menantu pertama sekaligus menjabat sebagai mantan pengurus Nahdlatul Ulama Gresik,
- KH. Fakih Usman, tokoh Muhammadiyah mantan Menteri Agama,
- KH Danyalin, mantan Rais Syuriyah PCNU Gresik,
- Kiai Ibrahim Tamim, ulama dan guru di sekolah Islam di kota Gresik,
- Kiai Abdullah Sattar, muballigh dari kota Malang,
- Kiai Abdullah Nafik, seorang khuffadz dan pengasuh Pondok Pesantren di Porong Sidoarjo,
- Ustadz Saikhun, muballigh Muhammadiyah Gresik,
- KH. Hasan Basri, pelopor Pergerakan Darul Islam Gresik,
- Ustadz Sahli, guru utama di asrama putri Khodijah Ketintang Surabaya,
- KH. Ghufron Misbach, pengasuh Pondok Pesantren Lumpur Gresik,
- Kiai Abdullah Zanid, tokoh ulama di Gresik,
- Kiai Abdul Khalim, pelopor berdirinya madrasah Poemusgri Gresik.
- KH Nur Syansi mantan pengurus PCNU kabupaten Gresik dan mantan ketua DPRD kabupaten Gresik,
- Ustadz Hasan Fatchullah, tokoh ulama Bulu Bangkalan Madura,
- Ustadz Muhammad Miftah, tokoh ulama Bangkalan,
- KH. Hasan Basri, tokoh ulama Tajungan Kamal Madura,
- KH. Chamil Chayyan, tokoh ilmu falak di Gresik dan mantan penasehat Lajnah Falakiyah PBNU. Selain nama-nama di atas masih banyak santri lainnya.
Pada tahun 1926 Marlihan melaksanakan ibadah haji selama 7 bulan. Beliau juga menjadi pembimbing bagi jamaah haji. Karena ghiroh untuk mencari ilmu yang terdapat pada diri Kiai Kholil sangat kuat, beliau menyempatkan untuk berguru kepada beberapa ulama Hijaz yaitu para mufti Syafi’i di Makkah.
Para mufti yang memengaruhi keilmuan KH Moh Kholil Belandongan Gresik antara lain:
- Syekh Jamalul Mirdad,
- Syekh Umar Chamdan,
- Syekh Sayyid Sholeh Syatho’ dan,
- Syekh Sayyid AIi Yamani.
Sementara di saat Kiai M Kholil Belandongan menimba ilmu dengan sejumlah mufti serta melakukan ibadah Haji, sangat mengejutkan tersiar sang guru KH M Zubair telah dipanggil Allah Swt.
Sepulang dari tanah suci Kiai Marlihan diberi laqob (nama sapaan) dengan nama KH Muhammad Kholil, dengan tujuan bertabaruk dengan salah satu gurunya yakni Hadratussyaikh KH M Kholil bin Abdul Latif Ulama Kharismatik Bangkalan Madura.
Kiai Kholil meninggal dunia pada hari Jum’at tanggal 22 Dzulqo’dah 1381 Hijriah atau 27 April 1962 pukul 15.30 WIB dalam usia 81 tahun. Beliau dimakamkan pada hari Sabtu esoknya setelah Dzuhur di pemakaman umum Islam Telogo Pojok Gresik.
Untuk diketahui, biografi diatas disarikan dari tulisan almarhum Kiai Abu Ali yang merupakan pengasuh ke-3 Pondok Pesantren Assalafi Al Kholili Kemuteran Gresik.
Tulisan Kiai Abu Ali dalam bentuk pegon dan bahasa Arab, selanjutnya dialihbahasa oleh Ustadz M. Sahrul Mubarok Ketua Lembaga Bahtsul Masail MWCNU Gresik 2023 – 2028.
Editor: Chidir Amirullah