GRESIK| NUGres – Tiga hari berpulangnya Ketua LESBUMI PBNU Almaghfurlah KH Agus Sunyoto, pegiat Lesbumi NU Gresik bersama ratusan santri Pesantren Al Ikhlas Mulyorejo Panceng Gresik berkirim doa dan Tahlil, Kamis (29/4/2021) malam.
Rangkaian kegiatan kirim doa yang bertempat di Balai Latihan Kerja Pesantren Al Ikhlas ini dimulai usai para santri melaksanakan Shalat Tarawih.
Dalam proses kirim do’a Ketua Lesbumi NU Gresik, KH Alfin Sonhaji, sendiri yang memimpin pembacaan Surat Yasin & Tahlil. menjelang pembacaan do’a yang akan oleh salah seorang tokoh masyarakat Panceng, Kiai Alfin sempat mengkisahkan tentang detik-detik dirinya mengiringi KH. Agus Sunyoto dari RSAL Ramlan Surabaya hingga proses pemakaman di Kediri.
“Kami juga ikut serta menenangkan keluarga almaghfurlah Kiai Agus Sunyoto, menguatkan kondisi kebatinan teman-teman baik beberapa orang di LESBUMI PBNU maupun LESBUMI PCNU, memang semua merasakan kehilangan” Ungkapnya Kiai berkacamata tersebut.
Tak hanya itu, Kiai Alfin mengenang jasa besar KH Agus Sunyoto yang memang sangat mencintai kota Gresik. Hal itu dibuktikan dengan Turba ke desa-desa menggelar Ngaji Sejarah dan Kebudayaan lokal.
“Almaghfurlah Kiai Agus Sunyoto adalah guru besar, seorang pembimbing bagi kami Lesbumi NU Gresik, beliau kerap hadir untuk menguak sejarah desa-desa di Gresik” Kenangnya.
Meskipun demikian, Kiai Alfin dengan jujur masih mengakui masih belum semua desa dikunjungi oleh Ketua LESBUMI PBNU tersebut.
“Memang masih banyak yang masih belum kami rampungkan, kami masih memulai dari Gresik Pesisir Utara dan beberapa di Gresik Selatan. Tapi kami tidak patah semangat, semoga ada pengganti beliau yang bisa membimbing kami” pungkasnya.
Walau berada pada pucuk pimpinan tertinggi perangkat departementasi Nahdlatul Ulama yakni Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia tidak lantas membuat penulis Buku Atlas Walisongo itu memang nampak jumawa.
Terlihat dirinya tidak pernah absen dalam gelaran Haul Poesponegoro Bupati Pertama Gresik juga Haul Kanjeng Sepuh Sidayu. Bisa jadi Gresik memang menjadi tempat yang sangat diidolakan oleh KH. Agus Sunyoto karena sangat melimpah ruahnya dari skala kabupaten hingga pelosok desa. (Chidir)