GRESIK | NUGres – Menjadi kaum muda yang memilik tingkat produktivitas tinggi bukan hal gampang ditemui di masa kini, era rebahan. Lazim terdengar anggapan tentang anak muda yang identik dengan memperturutkan pola kegiatan pada “mood” atau atau suasana hati. Bahkan, banyak lagi dikira suka memilih dengan pola acak atau hal yang longgar sehingga tidak dapat ditekan. Jadinya, jarang sekali menemukan anak muda yang memiliki seabrek rutinitas padat seperti berkarir, tapi juga tetap produktif.
Ternyata potret kaum muda dengan semangat “survivor” ini ditemukan di Kabupaten Gresik. Dari sosok perempuan muda bernama lengkap Rosabela Amani Nuria. Ia salah seorang kader Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Gresik, yang di tingkatan Kecamatan Gresik, mengemban amanah sebagai Ketua PAC (Pimpinan Anak Cabang) IPPNU Gresik pada masa khidmat 2023 – 2025. Serta di skup Kabupaten Gresik, ia diberi amanah sebagai anggota Wakil Ketua Komisariat PC (Pimpinan Cabang) IPPNU Gresik.
Nah, perempuan yang akrab disapa Rosa atau juga Oca ini ternyata punya sisi lain yang menarik. Selain aktif di organisasi naungan Nahdlatul Ulama atau disebut Badan otonom NU yang membidangi kalangan pelajar NU, ia ternyata juga nyambi jualan makanan dan minuman secara online. Tak hanya itu, sehari-hari pun ia memiliki aktivitas menjadi pengajar di SMP Islamic Qon GKB Gresik.
Adapun menu makanan dan minuman yang ia pasarkan secara daring itu mulai dari siomay, risol, mie ayam, sampai es lilin. Kudapan favorit segala usia, mulai anak-anak, remaja hingga emak-emak. Semua itu dijalankan Rosa dengan istiqamah, ramah, dan tentunya penuh strategi marketing ala si Rosa.
Padahal, kalau ditanya soal motivasi, jawaban dari rekanita Rosa ini bikin kaget. “Gak ada motivasi jujurly, aku cuman seneng jualan dan cari uang wae,” kelakar Rosa kepada NUGres dengan nada bercanda, Sabtu (1/2/2025).
Tapi kalau dilihat dari rekam jejaknya, ternyata Rosa ini bukan pedagang dadakan. Bibit-bibit ketertarikannya dalam dunia dagang sudah muncul sejak ia masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Rosa mengaku pernah menjual bulpen, pensil, hingga es semasa SD silam. Meskipun ia lupa persis kapan waktu dan bagaimana ceritanya, jawaban yang diberikan patut mengesankan untuk diteladani.
“Iseng aja, karena suka ngoleksi bulpen lucu-lucu. Jadinya ditawarin ke temen-temen. Aku lupa, karena nggak bertahan lama, dan awalnya memang iseng,” jawabnya melalui WhatsApp dengan tambahan emot tertawa terbahak-bahak.
Bahkan cerita Rosa, saat kecil ia punya pengalaman es yang jual keliling pakai sepeda, atau ider istilahnya. “Terus kalau es itu muter-muter kampung, jualan kayak pakai sepeda gitu,” imbuh Rosa.
Namun, aktivitas jualan itu pernah berhenti total ketika ia duduk di bangku SMP dan SMA karena terbatasnya waktu. Saat itu, Rosa sedang nyantri di Pondok Pesantren Al-Abror Jalan KH Kholil 68, Gresik.
“Aku mondok di dekat rumah, tapi ya pulang hari Jumat saja,” katanya. Saat ditanya lebih detail kenapa kok diperbolehkan pulang ke rumah, padahal ia sedang mondok, Rosa menjawab karena ia memilih sekolah yang berada di luar kawasan Pondok Pesantren.
“Aturane gituu. Jumat kan waktune ro’an bersih-bersih, lha aku sekolah di luar bukan di dalam pondoknya. Setiap Jumat pulang sekolah gapapa, pulang tapi jamaah Maghrib udah harus kembali,” tambahnya.
Sebelum terjun dan aktif di organisasi pelajar NU, Ia mulanya mengenyan pendidikan di SD NU 1 Trare Gresik , SMPN 2 Gresik, SMA NU 2 Gresik.
Perjalanan dan kiprah rekanita Rosa di organisasi IPPNU dimulai ketika ia kuliah di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Di sana ia pernah menjadi anggota PKPT UIN Malang masa khidmat 2017 – 2018.
Rosa sendiri telah menempuh jenjang pengkaderan IPPNU antara lain mengikuti Makesta Malang 2017, dan Lakmud Malang 2017. “Kuliah lanjut lagi (jualan-red), karena uang sakunya ngepas banget,” imbuhnya melalui pesan singkat sambil menyertakan emot terbahak-bahak.
Tahun 2016 ia mulai masuk kuliah. Setahun berikutnya, ide untuk jualan muncul kembali. “2017 aku mulai ngide, piye carane dapat uang tambahan. Akhirnya jualan minuman ochadrinks, sampe pernah jadi ikon jurusan waktu ada kunjungan rektor, wkwk,” kenangnya.
Sejak saat itu, jualan jadi bagian dari kehidupannya. “Sejak kuliah sampai sekarang jadi keterusan, nyari ide apa saja yang bisa dijual. Ambil peluang dan risikonya,” katanya dengan santai. Saat disinggung tentang risiko, Rosa tidak ambil pusing. Baginya, risiko dalam menjalankan aktivitas perdagangan sudah pasti akan ia alami.
“Kalau risikonya gak laku, ya dimaem sendiri. Biasa, risiko orang jualan ya gitu. Aku gak pernah ngitung dan banyak pertimbangan, cuman main feeling aja, karena kan udah punya pelanggan. Jadi, lebih pakai promosi lewat daily aktivity ndek status WA,” ujarnya sambil terkekeh-kekeh.
Antara Ridho Orang Tua dan Realita
Selain punya cerita sisi lain soal perdagangan, ternyata Rosa juga mengaku bahwa menjadi guru sebenarnya bukan cita-citanya. Sejak kuliah, ia sudah yakin kalau mengajar bukan jalannya.
“Semenjak kuliah aku gak mau jadi guru, ribet haha. Tapi ternyata ridho Allah ada pada orang tua itu nyata. Sekeras apapun menentang, nek orang tua gak ridho, sulit dalane,” ujarnya.
Alhasil, Rosa kini pun tetap mengajar, meskipun awalnya bukan karena keinginannya. Namun, di balik itu semua, ia mulai menemukan titik rasa kenyamanan. “Mungkin ada barokah dari nurutnya anak ke orang tua, makanya jualanku juga laris,” imbuh dia.
Di sela-sela kesibukan mengajar dan berorganisasi, Rosa tetap menyisihkan waktu untuk menjalankan aktivitas jualan. “Awalnya iseng nerima orderan dari warga sekolah, eh ternyata anak-anak juga bantu promosiin, sampe gurunya juga beli, haha,” kisahnya. Dari situ, ia semakin serius mengatur jadwal supaya semuanya tetap jalan beriringan.
Berjualan, Berorganisasi, dan Manajemen Waktu
Membaca penuturan cerita Rosa, tentu akan mengundang penasaran dan perhatian bagi banyak orang. Bagaimana dia bisa membagi waktu di tengah kesibukan yang padat?. “Ya pokoknya kalau ada waktu longgar, aku bikin dagangan. Kalau lagi sibuk banget, ya slow aja, jualan tetep jalan karena aku ambil frozenan terus tinggal matengin,” katanya.
Kendati akan menimbulkan persepsi dan asumsi publik bahwa kader IPPNU ini multitasking, dia tidak pernah merasa terbebani dengan aktivitas yang tengah dijalankan saat ini. “Aku gak merasa capek karena enjoy aja. Organisasi tetep jalan, kerjaan tetep beres, jualan tetep laku. Yang penting, gak merasa terbebani dan tetep happy,” ujarnya.
Bagi Rosa, hidup itu bukan soal memilih salah satu jalan saja, tapi bagaimana caranya bisa menjalani semuanya dengan seimbang. Dan, yang terpenting dilakukan dengan rasa syukur dan gembira. “Jualan bikin aku bisa nyenengin orang lain, bisa nyenengin diri sendiri, dan yang pasti, bisa nabung buat masa depan, haha,” tutupnya sambil tertawa.
Penulis: Febrian Kisworo
Editor: Chidir Amirullah