Liputan Khusus Oleh Dr. Hasyim*
UJUNGPANGKAH | NUGres – Sabtu (5/9), PC Lakpesdam NU Gresik adakan acara bertajuk Bedah Perjuangan dan Pemikiran Kiai NU. Acara yang diselenggarakan untuk kali pertama di di PP. Mambaul Ihsan, Banyuurip, Ujungpangkah, Gresik ini merupakan sesi pertama dari 15 rangkaian roadshow lain yang akan dilaksanakan di berbagai tempat.
Di sesi pertama ini, Lakpesdam NU Gresik membedah perjuangan dan pemikiran KH. Mahsun Mashudi, hadir sebagai narasumber diantaranya Dr. H. Miftahur Rohim, MA (Wakil Rektor UNHASY, Tebuireng, Jombang); Moh. Hasan Ansori, S.Fil, MSi, Ph.D (Direktur The Habibie Center, Jakarta); H. Jazilus Sakhok, S. Hum, MA, Ph.D (Wakil Katib Syuriah PWNU dan Wakil Rektor UNU Yogyakarta); dan Rijal Mumazziq Z., M.Hi (Rektor INAIFAS, Kencong, Jember).
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, KH. Machfud Ma’sum (Rois Syuriyah PCNU Gresik), KH. Chusnan Ali (Ketua PCNU Gresik), dari KH. Ahmad Niam Karimi (Menantu Kyai Mahsun), Gus Ato’ (Putra Kyai Mahsun), Dr. Shohib (Ketua Lakpesdam Gresik) dan pengurus lainnya.
Menurut Dr. Shohib, Ketua PC Lakpesdam NU Gresik. Gagasan untuk membedah pemikiran kiai-kiai NU sebenarnya sudah sejak lama dicanangkan, namun baru bisa terwujud saat ini.
“Acara ini merupakan yang pertama, tapi ini bukan yang terakhir. Semoga kedepannya bisa terus berlanjut membedah pemikiran kiai-kiai kita. Dan kita juga berdoa bersama-sama semoga—melalui acara ini—NU Gresik menjadi percontohan NU dunia khususnya di Indonesia.” Ucap Dosen INKAFA Gresik ini penuh semangat.
Dalam sambutanya, KH. Chusnan Ali berharap kegiatan ini nanti bisa didokumentasikan dengan baik. Syukur dari pertemuan ini nanti bisa diwujudkan dalam bentuk risalah, meskipun mungkin hanya sederhana, tapi setidaknya layak untuk dibaca dan disosialisasikan kepada generasi sesudahnya.
“Ini menjadi penting untuk menyambung mata rantai pemikiran dan perjuangan para ulama-ulama kita yang telah mendahului kita.” Pesan Kyai Chusnan.
Diskusi bedah pemikiran dan perjuangan Kyai Mahsun ini dimulai usai seremonial ditutup dengan doa oleh KH Mahfudz Ma’shum.
Wakil Rektor UNHASY, Tebuireng, Jombang, Dr. H. Miftahur Rohim, MA dalam paparanya secara daring (zoom meet) menyebut sisi keunikan figur KH. Mahsun Mashudi sebagai ulama yang selain ahli fiqih juga muhaddits dan sufi.
“Saya kalau berhadapan kepada beliau, saya minta beliau membaca Ihya. Saya lihat, ternyata Fiqihnya Yai Mahsun ini Fiqih yang integratif dengan Tasawuf. Begitupun saat membackup dengan kitab yang lain, ternyata beliau membackupnya dengan Hadits. Biasanya ulama lain dengan Ushul.” Kenang Rektor UNHASY Jombang ini.
Lain halnya dengan paparan Rektor INAIFAS, Kencong, Jember, Rijal Mumazziq Z., M.Hi. Gus Rijal, panggilan akrabnya, ini mengaku berkesempatan bertemu dengan KH. Mahsun Mashudi sebanyak satu kali, itupun hanya dua jam. Meski begitu, bagi Gus Rijal, itu adalah pertemuan yang membekas karena banyak ilmu dan hikmah yang ia dapatkan dari Yai Mahsun. Gus Rijal kemudian lebih mengulik tentang kisah hidup Yai Mahsun selama masih mondok di Pare dan Lasem yang banyak memanfaatkan waktu di pondok untuk berkhidmah kepada kiainya.
“Pelajaran yanh didapat dari Yai Mahsun, apapun kebaikan yang kita lakukan di pondok tidak akan sia-sia.” Pesan Gus Rijal kepada para santri yang juga hadir di tengah-tengah acara.
Dalam kesempatan berikutnya, H. Jazilus Sakhok, S. Hum, MA, Ph.D (Wakil Katib Syuriah PWNU dan Wakil Rektor UNU Yogyakarta) yang juga merupakan salah satu putra KH. Mahsun Mashudi. bahwa abahnya ini adalah kiai ndeso yang progresif.
“Beliau memang kiai ndeso, dalam arti berakar pada lokalitas, tapi cara pandang beliau global dan progresif. Beliau tidak terkungkung dengan lokalitasnya. Meskipun tinggal di sebuah lokalitas yang paling ujung dari pulau Jawa, tapi beliau mampu out of the box dari lokalitas yang dimilikinya. Yai mahsun berpandangan bahwa bagaimana tradisi harus dijadikan sebuah akar tapi menjadi modal perubahan, sehingga tidak terjebak, tapi progresif.” Jelas Gus Sakho.
Banyak hal terungkap sisi lain dari Kyai Mahsun yang belum pernah diketahui Masyarakat, khususnya kalangan nahdliyin di Gresik. Disinilah urgensi kegiatan bedah pemikiran dan perjuangan Kyai-Kyai Gresik yang digagas PC Lakpesdam NU.
*Pimred NUGres/ Ketua PC LTNU Gresik/ Dosen INKAFA Gresik